Tuesday, February 28, 2012

PANGGILAN UNTUK KETURUNAN ROSULALLAH S.A.W BUKAN HANYA HABIB&SAYID

Panggilan Habib atau Sayyid, Syarif dan lain-lain merupakan panggilan yang sering kita dengar untuk sebutan keturunan Rasululalh saw. Sebagian masyarakat menggunakan panggilan ini dan sebagian lain tidak. Ada juga yang tidak mengakui keturunan Rasulullah saw namun ada yang tidak. Berikut adalah pendapat Prof. Dr. Hamka dalam menerangkan masalah Gelar Sayid atau Habib yang cukup bijaksana. H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijin 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirimsurat kepada Menteri Agama H.A. Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal. Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAKMA) untuk menjawabnya melalui PANJI MASYARAKAT, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya telah merata. Penulis Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi s.a.w tidaklahmeninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thaib, dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung keturunan (Nasab) beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fathimah. Zainah memberinya seorang cucu perempuan. Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kaitsurr mati muda. Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kaltsum (ganti tikar), ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau. Hanya Fathimah yang meninggal kemudian dari beliau dan hanya dia pula yang memberi beliau cucu laki-laki. Suami Fahimah adalah Ali Bin Abi Thalib. Abu Thalib adalah abang dari ayah Nabi dan yang mengasuhNabi sejak usia 8 tahun. Cucu laki-laki itu ialah Hasan dan Husain. Maka dapatlah kita merasakan, Nabi seorang manusia mengharap anak-anakFathimah inilah yang akan menyambung turunannya. Sebab itu sangatlah kasih sayang dan cinta beliau kepada cucu-cucunya ini. Pernah beliau sedang ruku si cucu masuk ke dalam kedua celah kakinya. Pernah sedang beliau Sujud si cucu berkuda ke atas punggungnya. Pernah sedang beliau khutbah, si cucu sedang ke tingkatpertama tangga mimbar. Al-Tarmidzi merawjkan dari Usamah Bin Zaid bahwa dia (Usamah) pernah melihat Hasan dan Husain berpeluk di atas kedua belah paha beliau. Lalu beliau s.a.w. berkata: Kedua anak ini adalah anakku, anak dari anak perempuanku. Ya Tuhan Aku sayang kepada keduanya”. Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Abi Bakrah bahwa Nabi pernah pulaberkata tentang Hasan; ‘Anakku ini adalah SAYYID (Tuan), moga-moga Allah akan mendamaikan tersebab dia diantara dua golongan kaum Muslimin yang berselisih. Nubuwat beliau itu tepat. Karena pada tahun 60 hijriah Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah, karena tidak suka melihat darah kaum Muslimin tertumpah. Sehingga tahun 60 itu dinamai“Tahun Persatuan”. Pernah pula beliau berkata: “kedua anakku ini adalah SAYYID (Tuan) dan pemuda-pemuda di surga kelak”. Barangkali ada yang bertanya: “Kalau begitu jelas bahwa Hasan dan Husain itu cucunya, mengapa dikatakannya anaknya”. Ini adalah pemakaian bahwa pada orang Arab, atau bangsa-bangsa Semit. Di dalam Al-Qur’an surat ke-12 (Yusuf) ayat 6 disebutkan bahwa Nabi Yakub mengharap moga-moga Allah menyempurnakan ru’matnya kepada puteranya Yusuf” sebagai mana telah disempurnakanNya ni’mat itu kepada kedua bapamu sebelumnya, yaitu Ibrahim dan Ishak. Pada hal yang bapa, atau ayah dari Yusuf adalah Ya’kub. Ishak adalah neneknya dan ibrahim adalah nenek ayahnya. Di ayat 28 Yusuf berkata: Bapa-Bapaku Ibrahim dan Ishak dan Ya’kub. Artinya nenek-nenek moyang disebut bapa, dan cucu cicit disebut anak-anak. Menghormati keinginan Nabi yang demikian, maka seluruh umat Muhammad menghormati mereka. Tidakpun beliau anjurkan, namun kaum Quraisy umumnya dan Bani Hasyim dan keturunan hasan dan Husain mendapat kehormatan istimewanya di hati kaum Muslimin. Bagi ahlis-sunnah hormat dan penghargaan itu biasa saja. Keturunan Hasan dan Husain di panggilkan orang SAYYID; kalau untuk banyak SADAT. Sebab Nabi mengatakan “Kedua anakku ini menjadi SAYYID (Tuan) dari pemuda-pemuda di syurga; Disetengah negeri di sebut SYARIF, yang berarti orang mulia atau orang berbangsa; kalau banyak ASYRAF. Yang hormat berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain itu tidak pernah berdosa, dan kalau berbuat dosa segera diampuini. Allah adalah ajaran (dari suatu aliran – penulis) kaum Syi’ah yang berlebih-lebihan. Apatah lagi di dalam Al-Qur’an, surat ke-33 “Al-Ahzab”, ayat 30, Tuhan memperingatkan kepada isteri-isteri Nabi bahwa kalau mereka berbuat jahat, dosanya lipat ganda dari dosa orang kebanyakan. Kalau begitu peringatan Tuhan kepada isteri-isteri Nabi, niscaya demikian pula kepada mereka yang dianggap keturunannya. MENJAWAB pertanyaan tentang benarkah Habib Ali Kwitang dan Habib Tanggul keturunan Rasulullah s.a.w ? Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Philipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan Pembangunan Kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang dipernankan di Aceh. Syarif Kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah Bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi Raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa Sayid Al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa Sayid bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayid Jamalullail. Yang dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun-temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari Hadramautdari keturunan Isa Al-Muhajir dan Faqih Al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatasa. Assagaf,Alkaf, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Assiry, Al-Aidid, Al Jufri, Albar, Almussawa, Ghatmir, bin Agil, Alhadi, Basyarban, Bazzar;ah. Bamakhramah. Ba;abud. Syaikhan, Azh-Zhahir, bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan Almarhum Sayid Muhammad Bin Abdurrahman bin Syahab telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari “Ubaidillah Bin Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Ahmad Bin isa Al-Muhajir Ilallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadhramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad Bin Isa Al Muhajir Bin Muhammad Al-Naqib bin Ali Al-Aridh Bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zainal Abidin Bin Husain As-Sibthi Bin Al Bin Abi Thalib. As-Sabthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathurmah binti Rasulullah s.a.w Sungguhpun yang terbanyak adalah keturunan Husain dari hadhramautitu, ada juga yang keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan Syarif-syarif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggilkan Tuan Sayid, mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Sarawak dan Sabbah disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah tersebar di seluruh dunia. Di negeri-negeri besar sebagai Mesir, Baghdad, Syam dan lain-lain mereka adalah NAQIB yaitu yang bertugasmencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan itu. Di saat sekarangumumnya telah mencapai 36.37.38 silsilah sampai kepada Sayidina Ali dan Fathimah. Dalam pergolakan aliran lama dan aliran baru di Indonesia, pihak al-Irsyad yang menandatang dominasi kaum Baalwi menganjurkan agar yang menganjurkan agar yang bukan keturunan Hasan dan Husainmemakai juga titel Sayid dimuka namanya. Gerakan ini sampai menjadipanas. Tetapi setelah keturunan Arab Indonesia bersatu, tidak pilih keturunan Alawy atau bukan, dengan pimpinan A.R Baswedan, mereka anjurkan menghilangkan perselisihan dan masing-masing memanggil temannya dengan “Al-Akh”, artinya Saudara. Maka baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad Bin Isa Al-Muhajir yang berpindah dari Bashrah ko Hadramaut itu, dan Ahmad Bin Isa tersebut adalah cucu tingkat ke-6 dari cucu Rasulullah Husain Bin Ali Bin Abi Thalib itu. Kepada keturunan-keturunan itu semuanya kita berlaku hormat, dan cinta, yaitu hormat dan cinta orang Islam yang cerdas, yang tahu harga diri. Sehingga tidak diperbodoh oleh orang-orang yang menyalahgunakan keturunannya itu. Dan mengingatjuga akan sabda Rasulullah s.a.w.: janganlah sampai orang lain datang kepadakua dengan amalnya, sedang kamu datang kepadaku dengan membawa nasab dan keturunan kamu, dan pesan beliau pula kepada puteri kesayangannya, Fathimah Al-Batul, ibu dari cucu-cucu itu: “Hai Fathimah binti Muhammad. Beramallah kesayanganku. Tidaklah dapat aku, ayahmu menolongmu dihadapan Allah sedikitpun”. Dan pernah beliau bersabda: “Walaupun anak kandungku sendiri, Fathimah, jika dia mencuri aku potong juga tangannya”. Sebab itu kita ulangilah seruan dari seorang anak ulama besar Alawy yang telah wafat di Jakarta ini, yaitu Sayid Muhammad Bin Abdurrahman Bin Syahab, agar generai-generasi yang datang kemudian dari turunan “Alawy memegang teguh Agama Islam, menjaga pusaka nenek-moyang, jangan sampai tenggelam kedalam peradaban Barat. Seruan beliau itupun akan telah memelihara kecintaan dan hormat Ummat Muhammad kepada mereka.

MBAH DULLAH SALAM Kajen

KH. Abdullah Salam Kajen Berperawakan gagah, Hidung mancung. Mata menyorot tajam. Kumis dan jenggotnya yang putih perak, menambah wibawanya. Hampir selalu tampil dengan pakaian putih-putih bersih, menyempurnakan kebersihan rautmukanya yang sedap dipandang. Melihat penampilan dan rumahnyayang tidak lebih baik dari gotakantempat tinggal santri-santrinya, mungkin orang akan menganggapnya miskin; atau minimal tidak kaya. Tapi tengoklah; setiap minggu sekali pengajiannya diikuti oleh ribuan orang dari berbagai penjuru dan… semuanya disuguh makan. Selain pengajian-pengajian itu, setiap hari beliau menerima tamu dari berbagai kalangan yang rata-rata membawa masalah untuk dimintakan pemecahannya. Mulai dari persoalan keluarga, ekonomi, hingga yang berkaitan dengan politik. Bahkan pedagang akik dan minyak pun beliau terimadan beliau ‘beri berkah’ dengan membeli dagangan mereka. Ketika beliau masih menjadi pengurus (Syuriah) NU, aktifnya melebihi yang muda-muda. Seingatsaya, beliau tidak pernah absen menghadiri musyawarah semacam Bahtsul masaail, pembahasan masalah-masalah yang berkaitan dengan agama, yang diselenggarakan wilayah maupun cabang. Pada saat pembukaan muktamar ke 28 di Situbondo, panitia meminta beliau –atas usul kiai Syahid Kemadu—untuk membuka Muktamar dengan memimpin membaca Fatihah 41 kali. Dan beliau jalan kaki dari tempat parkir yang begitu jauh ke tempat sidang, semata-mata agar tidak menyusahkan panitia. Semasa kondisi tubuh beliau masihkuat, beliau juga melayani undangan dari berbagai daerah untuk memimpin khataman Quran,menikahkan orang, memimpin doa,dsb. Ketika kondisi beliau sudah tidak begitu kuat, orang-orang pun menyelenggarakan acaranya di rumah beliau. Saya pernah kebetulan sowan, agak kaget di rumah beliau ternyata banyak sekali orang. Belakangan saya ketahui bahwa Mbah Dullah sedang punya gawe. Menikahkan tiga pasang calon pengantin dari berbagai daerah. Mbah Dullah, begitu orang memanggil kiai sepuh haamilul Qur’an ini, meskipun sangat disegani dan dihormati termasuk oleh kalangan ulama sendiri, beliautermasuk kiai yang menyukai musyawarah. Beliau bersedia mendengarkan bahkan tak segan-segan meminta pendapat orang, termasuk dari kalangan yang lebih muda. Beliau rela meminjamkan telinganya hingga untuk sekedar menampung pembicaraan-pembicaraan sepele orang awam. Ini adalah bagian dari sifat tawaduk dan kedermawanan beliau yang sudahdiketahui banyak orang. Tawaduk atau rendah hati dan kedermawanan adalah sikap yanghanya bisa dijalani oleh mereka yang kuat lahir batin, seperti Mbah Dullah. Mereka yang mempunyai (sedikit) kelebihan, jarang yang mampu melakukannya. Mempunyai sedikit kelebihan, apakah itu berupa kekuatan, kekuasaan, kekayaan, atau ilmu pengetahuan, biasanya membuat orang cenderung arogan atau minimal tak mau direndahkan. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Berbeda dengan rendah hati yang muncul dari pribadi yang kuat, rendah diri muncul dari kelemahan. Mbah Dullah adalah pribadi yang kuat dan gagah luar dalam. Kekuatan beliau ditopang oleh kekayaan lahir dan terutama batin. Itu sebabnya, disamping dermawan dan suka memberi, Mbah Dullah termasuk salah satu –kalau tidak malah satu-satunya – kiai yang tidak mudah menerima bantuan atau pemberian orang, apalagi sampai meminta. Pantangan. Seolah-olah beliau memang tidak membutuhkan apa-apa dari oranglain. Bukankah ini yang namanya kaya? Ya, mbah Dullah adalah tokoh yang mulai langka di zaman ini. Tokoh yang hidupnya seolah-olah diwakafkan untuk masyarakat. Bukan saja karena beliau punya pesantren dan madrasah yang sangat berkualitas; lebih dari itu sepanjang hidupnya, mbah Dullah tidak berhenti melayani umat secara langsung maupun melalui organisasi (Nahdlatul Ulama). Mungkin banyak orang yang melayani umat, melalui organanisi atau langsung; tetapi yang dalam hal itu, tidak mengharap dan tidak mendapat imbalan sebagaimana mbah Dullah, saya rasa sangat langka saat ini. Melayani bagi mbah Dullah adalah bagian dari memberi. Dan memberiseolah merupakan kewajiban bagi beliau, sebagaimana meminta –bahkan sekedar menerima imbalan jasa-- merupakan salah satu pantangan utama beliau. Beliau tidak hanya memberikan waktunya untuk santri-santrinya,tapi juga untuk orang-orang awam. Beliau mempunyai pengajianumum rutin untuk kaum pria dan untuk kaum perempuan yang beliau sebut dengan tawadluk sebagai ‘belajar bersana’. Merekayang mengaji tidak hanya beliau beri ilmu dan hikmah, tapi juga makan setelah mengaji. Pernah ada seorang kaya yang ikut mengaji, berbisik-bisik: “Orangsekian banyaknya yang mengaji kok dikasi makan semua, kan kasihan kiai.” Dan orang ini pun sehabis mengaji menyalami mbah Dullah dengan salam tempel, bersalaman dengan menyelipkan uang. Spontan mbah Dullah minta untuk diumumkan, agar jamaah yang mengaji tidak usah bersalaman dengan beliau sehabismengaji. “Cukup bersalaman dalamhati saja!” kata beliau. Konon orang kaya itu kemudian diajak beliau ke rumahnya yang sederhana dan diperlihatkan tumpukan karung beras yang nyaris menyentuh atap rumah, “Lihatlah, saya ini kaya!” kata beliau kepada tamunya itu. Memang hanya hamba yang fakir ilaLlah-lah, seperti mbah Dullah, yang sebenar-benar kaya. Kisah lain; pernah suatu hari datang menghadap beliau, seseorang dari luar daerah dengan membawa segepok uang ratusan ribu. Uang itu disodorkan kepada mbah Dullah sambil berkata: “Terimalah ini, mbah, sedekah kami ala kadarnya.” “Di tempat Sampeyan apa sudah tak ada lagi orang faqir?” tanya mbah Dullah tanpa sedikit pun melihat tumpukan uang yang disodorkan tamunya, “kok Sampeyan repot-repot membawa sedekah kemari?” “Orang-orang faqir di tempat saya sudah kebagian semua, mbah; semua sudah saya beri.” “Apa Sampeyan menganggap sayaini orang faqir?” tanya mbah Dullah. “Ya enggak, mbah …” jawab si tamu terbata-bata. Belum lagi selesai bicaranya, mbah Dullah sudah menukas dengan suara penuh wibawa: “Kalau begitu, Sampeyan bawa kembali uang Sampeyan. Berikan kepada orang faqir yang memerlukannya!” Kisah yang beredar tentang ‘sikap kaya’ mbah Dullah semacamitu sangat banyak dan masyhur dikalangan masyarakat daerahnya. Mbah Dullah ‘memiliki’, di samping pesantren, madrasah yang didirikan bersama rekan-rekannya para kiai setempat. Madrasah ini sangat terkenal danberpengaruh; termasuk –kalau tidak satu-satunya— madrasah yang benar-benar mandiri denganpengertian yang sesungguhnya dalam segala hal. 32 tahun pemerintah orde baru tak mampu menyentuhkan bantuan apa pun ke madrasah ini.Orientasi keilmuan madrasah ini pun tak tergoyahkan hingga kini. Mereka yang akan sekolah dengan niat mencari ijazah atau kepentingan-kepentingan di luar ‘menghilangkan kebodohan’, jangan coba-coba memasuki madrasah ini. Ini bukan berarti madrasahnya itutidak menerima pembaruan dan melawan perkembangan zaman. Sama sekali. Seperti umumnya ulama pesantren, beliau berpegang kepada ‘Al-Muhaafadhatu ‘alal qadiemis shaalih wal akhdzu bil jadiedil ashlah’, Memelihara yang lama yang relevan dan mengambil yangbaru yang lebih relevan. Hal ini bisa dilihat dari kurikulum, sylabus, dan matapelajaran-matapelajaran yang diajarkan yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Singkat kata, sebagai madrasah tempat belajar, madrasah mbah Dullah mungkin sama saja dengan yang lain. Yang membedakan ialahkarakternya. Agaknya mbah Dullah –rahimahuLlah — melalui teladan dan sentuhannya kepada pesantren dan madrasahnya, ingin mencetak manusia-manusia yang kuat ‘dari dalam’; yang gagah ‘dari dalam’; yang kaya ‘dari dalam’; sebagaimana beliau sendiri. Manusia yang berani berdiri sendiri sebagai khalifah dan hanya tunduk menyerah sebagai hamba kepada Allah SWT. Bila benar; inilah perjuang yang luar biasa berat. Betapa tidak? Kecenderungan manusia di akhir zaman ini justru kebalikan dari yang mungkin menjadi obsesi mbah Dullah. Manusia masa kini justru seperti cenderung ingin menjadi orang kuat ‘dari luar’; gagah ‘dari luar’; kaya ‘dari luar’,meski terus miskin di dalam. Orang menganggap dirinya kuat bila memiliki sarana-sarana dan orang-orang di luar dirinya yang memperkuat; meski bila dilucuti dari semua itu menjadi lebih lemahdari makhluk yang paling lemah. Orang menganggap dirinya gagah bila mengenakan baju gagah; meski bila ditelanjangi tak lebih dari kucing kurap. Orang menganggap dirinya kaya karena merasa memiliki harta berlimpah; meski setiap saat terus merasa kekurangan. Waba’du; sayang sekali jarang orang yang dapat menangkap kelebihan mbah Dullah yang langka itu. Bahkan yang banyak justru mereka yang menganggap dan memujanya sebagai wali yangmemiliki keistimewaan khariqul ‘aadah. Dapat melihat hal-hal yang ghaib; dapat bicara dengan orang-orang yang sudah meninggal; dapat menyembuhkan segala penyakit; dsb. dst. Lalu karenanya, memperlakukan orangmulia itu sekedar semacam dukun saja. Masya Allah! Ke-’wali’-an Mbah Dullah –waLlahua’lam-- justru karena sepanjang hidupnya, beliau berusaha --dan membuktikan sejauh mungkin-- melaksanakan ajaran dan keteladanan pemimpin agungnya, Muhammad SAW, terutama dalam sikap, perilaku, dan kegiatan-kegiatan beliau; baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama hambaNya. Begitulah; Mbah Dullah yang selalumemberikan keteduhan itu telah meninggalkan kita di dunia yang semakin panas ini. Beliau sengaja berwasiat untuk segera dimakamkan apabila meninggal. Agaknya beliau, seperti saat hidup, tidak ingin menyusahkan atau merepotkan orang. Atau, siapa tahu, kerinduannya sudah tak tertahankan untuk menghadap Khaliqnya. Dan Ahad, 25 Sya’ban 1422 / 11 November 2001 sore, ketika MbahDullah dipanggil ke rahmatuLlah, wasiat beliau pun dilaksanakan. Beliau dikebumikan sore itu juga di dekat surau sederhananya di Polgarut Kajen Pati. “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-sejatiKu, dan masuklah ke dalam sorgaKu!” Selamat jalan, Mbah Dullah! AnnasakumuLlah ilaa yaumi yub’atsuun! 

Wednesday, February 22, 2012

IMAN DAN AL- QUR’AN: CAHAYA ALLAH DI HATI ORANG BERIMAN

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan- akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya) yang minyaknya (saja) hampir- hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis- lapis), Allah membimbing kepada cahaya- Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Annisa : 35) Cahaya adalah makhluk Allah yang dibutuhkan oleh kehidupan semua makhluk yang ada di alam semesta ini. Manusia dan semua makhluk hidup tidak akan bertahanhidup tanpa cahaya matahari. Keindahan apapun di dalam kehidupan ini tidak akan terlihat, kecuali setelah tersinari oleh cahaya, dan sebagai manusia, mustahil dapat beraktifitas tanpa cahaya. Untuk itulah, Allah menekankan pentingnya kalimat cahaya, agar semua petunjuk- petunjuk Allah akan bersinar bagaikan terangnya cahaya yang menerangi ufuk langit dan bumi. Gambaran ayat di atas menerangkan bagaimana cahaya petunjuk Allah menyinari kehidupan manusia, yang menggetarkan segenap perasaan, akal, hati, dan anggota tubuh manusia, agar menyatu dengan seluruh makhluk Allah bersama luapan cahaya Allah. Dengan cahaya itulah manusia akan dijamin hidup dalam kesucian,terlepas dari beban beratnya kehidupan, mampu tinggal landas manuju kepada kehidupan yang lebih tinggi, yang semuanya dihiasi dengan keindahan ukhuwah, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa. Ibnu Abbas menjelaskan, “Allah adalah pemberi petunjuk kepada semua makhluk yang ada di langit dan bumi. Allahlah yang mengurus bintang- bintang, matahari, dan bulan.” Ubay bin Ka’ab, “Itulah seorang muknin yang telah Allah jadikan iman dan Al- Qur’an dalam dadanya. Maka, Allah jadikan perumpamaan semisalnya, dengan memulai cahaya diri-Nya, kemudianmenyebutkan cahaya orang yang beriman. Maka, maksud ayat di atas, perumpamaan cahaya orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang beriman yang telah menjadikan iman dan Al- Qur’an dalam dadanya.” Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Dan begitulah perumpamaan cahaya-Nya. Kata ganti cahaya- Nya di ayat ini bisa dipahami dengan dua pemahaman, Pertama, kembali kepada Allah, yakni cahaya Allah seperti petunjukAllah di hati orang yang beriman. Kedua, kembali kepada orang yang beriman sesuai konteks pembicaraan. Jadi, pemahamannya ialah perumpamaan cahaya orang yang beriman di dalam hatinya bagaikan Zujajah (kaca, yang jernih berkilau bagiakan bintang). Sedangkan Al-Qur’an dan syariat diumpakan dengan minyak zaitun, yang aslinya sudah berkilau dengansendirinya tanpa unsur eksternal. 1. Cahaya adalah seseuatu yang paling dibutuhkan oleh manusia Dan Al- Qur’an itulah sebagai cahaya Allah yang sudah seharusnya menjadi sesuatu yang dibutuhkan manusia, sebagaimana makhluk hidup apa pun akan mati tanpa cahaya. Jadi, manusia pasti akan mati tanpa Al-Quan, sebelum mati secara biologis. Karena tanpa Al- Qur’an akan menciptakan kehidupan yang gelap, menabrak kanan kiri tanpa arah yang jelas. 2. Dengan cahaya Al- Qur’an, semua tantangan hidup akan teratasi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah pribadi yang telah membuktikan peran efektif cahaya Allah ini (Al- Qur’an) dalam mengatasi tantangan kehidupan yang berat, yakni ketika berdakwah di Thaif dilempari batu oleh masyarakat. Saat itu beliau berdoa : “Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari dengannya semua kegelapan, danakan menjadi baik di atas sinar ituseluruh urusan dunia dan akhirat.” Dan saat pulang dari Mi’raj, Rasulullah SAW ditanya oleh Aisyah, “Apakah kamu melihat Rabbmu?” Rasulullah SAW menjawab, “Dia adalah cahaya, bagaimana aku bisa melihatNya.” 3. Ayat di atas merupakan perumpamaan yang aksiomatik bagi manusia Untuk itulah, Allah jelaskan kepada manusia dengan wahyu- Nya. Namun, Allah Mahatahu manusia manakah yang berhak mendapat cahaya hidayah Allah, dengan yang tidak berhak. Rasulullah SAW memberikan gambaran jenis- jenis manusia yang mendapat hidayah dengan yang tidak, “Hati manusia itu ada empat jenis: (1) Hati yang bersih bagaikan lampu yang bersinar terang. Inilah hati orang yang beriman yang di balik terangnya terdapat cahaya. (2) Hati yang tertutup terikat kuat oleh penutupnya. Inilah hati orang kafir. (3) Hati yang terbalik yakni hati orang yang munafik yang kondisinya mengetahui kebenaran tapi mengingkarinya. (4) Hati yang terkuak, yaitu hati yang di dalamnya ada sifat iman dan kemunafikan. Dan perumpamaan iman adalah seperti tanaman yang terus tersirami oleh air yang jernih. Sedangkan perumpamaan kemunafikan seperti borok yang terus mengeluarkan darah dan nanah; mana saja dari dua materi itu lebih dominan, maka akan mengalahkan yang tidak dominan.”(HR. Ahmad dengan isnad yang bagus)

Sunday, February 19, 2012

SILSILAH SYEH JANGKUNG

1. Nabi Muhammad SAW 2. Sayidatu Fatimah Az-Zahroh 3. Sayid Imam Khusain 4. Sayid Ali Zainal Abidin 5. Sayid Muhammad Al- BaQir 6. Sayid Jafar ShodiQ 7. Sayid Ali Al- Aridi 8. Sayid Muhammad An-NaQi 9. Sayid Isa Al-Basyir 10. Sayid Ahmad Muhajir11. Sayid Ubaidilah 12. Sayid Alwi Syakar 13. Sayid Mahmud 14. Sayid Alwi 15. Sayid KholaQ Qosam 16. Sayid Muhammad Shobib Murobat 17. Sayid Hadrol Maut 18. Sayid Abdul Muluk Muhajir 19. Sayid Abdullah Kan 20. Sayid Ahmad Jamaluddin Syah 21. Sayid Jamaludin Akbar 22. Sayid Nur Alam 23. Sayid Abdullah 24. Sayid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) 25. Robi'ah Attaji (Sekar Tanjung) + Raden Singa Parna (Syeh Syafi'i) 26. Raden Syarifudin (Syeh Jangkung) PUTRA SYEH JANGKUNG 1. Momok Mu'min (Landoh Pati) 2. Momok Hasan Besari (Tirto Kusumo Cirebon) 3. Momok Hasan Aji (Palembang) PP. Nurul Jadid Landoh

Perumpamaan Api Neraka

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Allah Ta'ala mengutus malaikat Jibril as kepada malaikat Malik supaya mengambil sebagian dari api neraka untuk keperluan Adam memasak makanan. \ Malaikat Malik berkata: Wahai Jibril, berapa api yang engkau kehendaki dari neraka? Jibril : Kira‑kira sebutir kurma. Malik : Wahai Jibril, sekiranya aku berikan kepadamu api neraka sebesar sebutir kurma, niscaya hancurlah tujuh langit dantujuh bumi karena panasnya. Jibril : Bagaimana kalau hanya separuhnya saja? Malik : Andaikata apa yang engkau kehendaki itu aku berikan, niscaya tidak akan ada air di langit walau setetes pun dan tak akan tumbuh satu pun tumbuh‑tumbuhan di bumi. (Kemudian Jibril menghadap Allah dan berkata) Jibril : Ya Tuhanku, seberapa aku harus mengambil api dari neraka? Allah : Ambillah sebesar debu. Maka Jibril mengambil api sebesar debu, lalu ia menyelamkannya dalam sungai sampai 70 (tujuh puluh) kali. Kemudian ia memberikannya kepada Adam as dan Jibril meletakkannya di atas gunung yang menjulang tinggi, gunung musnah. Akhirnya api itu dikembalikan lagi pada tempatnya. Adapun asapnyatertinggal pada batu‑batu dan besi‑besi sampai sekarang. Dan dapatlah dibayangkan betapapanasnya kalau percikan‑percikanapi neraka itu seperti yang dilukiskan oleh Allah dalam Al‑Qur'an: Sesungguhnya neraka itu melontarkan percikan‑percikan api sebesar balok. (QS, Al‑Mursalat, 77:32) Malaikat Jibril as pernah memberi gambaran kepada Nabi MuhammadSaw tentang neraka. Begini: Andaikata neraka itu dibuka selubang jarum di arah timur maka terbakarlah penduduk bagian barat karena sangat panasnya. Dan andaikata pakaian ahli neraka digantungkan diantara langit dan bumi, maka matilah mereka karena sangat panasnya. Dan andaikan satu hasta rantai yang telah disebutkan Allah dalam kitab‑Nya itu diletakkan pada gunung maka hancurlah gunung itu hingga menembus tujuh bumi. Dan andaikata seorang lelaki dari ahli neraka yang disiksa berada di arah barat maka sungguh akan hanguslah orang yang berada di arah timur karena sangat hebatnya siksaanya

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu: أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ “ Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasatas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). YaRabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur. ” (HR. Muslim) Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiaphari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka. Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِالْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِالْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksakubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal. ” (HR. Bukhari dan Muslim) Bahkan mengingat neraka tidakluput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa: رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ “ Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. ” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali. . . . mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ " Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. " (QS. Al Baqarah: 201) Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hatibeliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Kenapa harus mengingat neraka? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalamkenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Neraka dalam Al-Qur’an Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala: هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ “ Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka salingbertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akandibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepalamereka. ” (QS. Al-Hajj: 19) Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka! Kita bisa bayangkan, kalau sajakita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalauyang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnyaberlipat-lipat dari panasnya dunia. Kemudian Allah melanjutkan, يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ “ Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). ” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka. Selanjutnya Allah berfirman, وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ “ Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. ” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “ Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini". ” (QS. Al-Hajj: 22) . . tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ “ Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan. Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas. Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kitadipaksa meminum secangkir kopiatau teh yang sedang mendidihdengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga. “ Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu'alaihi wasallam , “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam . Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka, لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ “ Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). ” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghunineraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi. Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-anganmereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir. وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُواوَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا “ Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak(pula) diringankan dari mereka adzabnya. ” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksaadalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan merekatidak bisa mati. “ Setiap kali kulitmereka hangus, Kami ganti kulitmereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. ” (QS. Al-Nisa’: 56) Ahli neraka ingin sekalimati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Karena itulah, wahai saudarakuseiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka, وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ “ Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". ” (QS. Al-zukhruf: 77) Maka Malikat Malik menjawab, " Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapikebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. ” (QS. Al-Zukhruf: 77-78) Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “ Maka pada hari itu tiada seorang pun yangmenyiksa seperti siksa-Nya, ” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahuwa Ta'ala . Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, . . . agar hati ini takut dan khawatirterhadapnya. Sehinggadia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Makabagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akanbertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankandengan semestinya. Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin!

Saturday, February 18, 2012

HAKIKAT NERAKA


Secara harfiyah, neraka artinya api, yakni tempat siksaan dan balasan bagi orang yang tidak beriman kepada Allah swt dan berbuat dosa dalam kehidupannya di dunia. Agar tumbuh ke dalam jiwa perasaan takut kepada neraka, menjadi penting bagi kita semua memahami hakikat neraka yang sesungguhnya, karena memang tidak ada yang bisa membahasakan dahsyatnya penderitaan di neraka, sebagaimana tidak ada yang bisa membahasakan kenikmatan surga.Paling tidak, ada delapan hal yang harus kita perhatikan untuk memahami hakikat neraka.1. Panas Yang Tidak Terkira.Azab dan siksa Allah dalam kehidupan akhirat merupakan sesuatu yang sangat dahsyat dan tidak bisa dibayangkan sedikitpun, begitu juga sebenarnya kenikmatan yang diberikan Allah kepada penghuni surga. Salah satugambaran yang dikemukakan Rasulullah saw dalam hadits tentang betapa dasyatnya siksa neraka adalah perbandingan panasnya api dunia dengan api di akhirat, beliau bersabda:Apimu (yang kamu semua menyalakannya di dunia) ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya neraka jahanam, setiap bagian sama suhu panasnya dengan api di dunia ini (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).Karena begitu panasnya api neraka ini, ia berkobar dan mengelupaskan kulit kepala, sesuatu yang amat mengerikan sebagaimana firman-Nya: Sekali-kalitidak dapat, sesungguhnya nerakaitu adalah api yang bergolak, yangmengelupas kulit kepala (QS. Al-Ma’arij [70]: 15-16).Untuk menggambarkan pedihnya penderitaan di neraka, penghuninya tidak hanya dibakar sampai kulit kepala, tapi juga sampai ke hati, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah swt: (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar)sampai ke hati, sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikatpada tiang-tiang yang panjang (QS. Al-Humazah [104]:6-9)Adapun panasnya api neraka yang sedemikian dahsyat ternyata bahan bakarnya adalah manusia dan batu, Allah swt berfirman: Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yangbahan bakarnya manusia dan batu,yang disediakan bagi orang-orang kafir (QS. Al-Baqarah [2]:24)Rasa panas yang tidak terkira tidak hanya berupa api, penghuni neraka juga akan disiram dengan air yang sangat panas yang bisa tembus sampai ke perut dan menghancurkan isinya, di dalam kitab hadits sunan Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda:Sesungguhnya air mendidih disiramkan atas kepada mereka (penghuni neraka), lalu air yang mendidih itu menembus hingga sampai diperutnya kemudian memotong apa yang ada di dalam perutnya hingga keluar dari keduatelapak kakinya dalam keadaan cair, kemudian dikembalikan sepertisemula (HR. Tirmidzi)Disisi lain, masalah siksa neraka yang tak terbayangkan dahsyatnya adalah dari segi waktuyang berabad-abad lamanya, bahkan mereka kekal di dalamnya, Allah berfiman: “Sesungguhnya neraka jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal didalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan dan (tidak pula) mendapat minuman, selain air yangmendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. Sesungguhnya mereka tidak takutkepada hisab, dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab. Karena itu rasakanlah. Dan segala sesuatutelah kami catat dalam suatu kitab. Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain azab“. (QS. An Naba [78]: 21-30).Untuk memberi gambaran dahsyatnya neraka, ternyata Rasulullah saw memberi ilustrasi tentang siksa neraka yang paling ringan, meskipun siksa yang ringanini juga sudah sangat berat untuk dirasakan, beliau bersabda:Azab yang paling ringan di neraka pada hah kiamat ialah dua butir bara api di kedua telapak kakinya yang dapat menembus otak (HR. Tirmidzi).2. Bau Busuk Yang Menyengat.Selain panas yang tidak terkira, penghuni neraka juga akan mencium bau yang sangat tidak sedap, bau yang tidak bisa dikira lagi sehingga Rasulullah saw memberikan ilustrasi dalam sabdanya:Seandainya satu timba berisi nanah yang mengalir dari penghunineraka menimpa kehidupan dunia, niscaya penduduk dunia menjadi busuk baunya (HR. Tirmidzi)Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda: Sungguh seandainya satu tetes dari pohon zaqqum (pohonjelek di neraka) dijatuhkan di dunia, niscaya merusak penghidupan penghuni dunia, lalu bagaimana keadaan orang yang pohon zaqqum menjadi makanannya (HR. Tirmidzi).3. Penderitaan Yang Berkepanjangan.Neraka yang selalu dilalui dengan penderitaan akan dialami oleh manusia secara terus menerus sehingga penderitaan ini berkepanjangan dan tidak berujung, karena memang neraka itu kekal abadi, Allah swt berfirman: Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah [2]:39).Derita yang berkepanjangan itu menunjukkan bahwa penghuni neraka tidak akan mati, bahkan tidak mendapatkan keringanan hukuman dari Allah swt sebagaimana firman-Nya: Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir (QS. Fathir [35]:36).Karena itu dugaan bahwa neraka hanya dilalui beberapa hari saja merupakaan dugaan yang salah, Allah swt berfirman: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”.Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ? (Bukan demikian), yang benar barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulahpenghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah [2]: 80-81)4. Lapar Yang Tidak Teratasi.Rasa lapar merupakan keadaan yang sangat tidak menyenangkan bagi kehidupan manusia. Di dunia inikadangkala kita merasa lapar, bukan karena tidak ada makanan dan tidak ada uang, tapi belum memungkinkan bagi kita untuk makan, namun itu hanya beberapasaat.Bagaimana dengan azabAllah swt kepada penghuni neraka dengan rasa lapar yang tidak terkira dan waktu yang sangat lama, karenanya mereka akan meminta tolong agar bisa mendapatkan makanan dan minuman, namun ternyata ketika diberi makan, bukan makanan yang Allah swt berikan tapi pohon berduri yang tidak bisa mengenyangkan, sedangkan minumannya adalah air yang amat panas yang menghancurkan isi perut.Penderitaan yang sedemikian berat itu membuat penghuni neraka minta dimatikan saja, namun mereka dipastikan tidak akan mati, Rasulullah saw bersabda:Rasa lapar akan ditimpakan kepada para penghuni naraka. Rasa lapar yang mereka alami itu sudah menyamai azab (di neraka). Mereka akan meminta tolong (untuk diberi makanan). Mereka diberi makanan berupa pohon berduri yang tidak menggemukkandan tidak menghilangkan rasa lapar. Mereka kembali minta diberi makanan, lalu mereka diberi makanan yang menyumbat di kerongkongan. Mereka teringat kalau ada makanan yang tersendat di kerongkongan ketika masih di dunia, maka mereka menghilangkannya dengan cara minum air. Merekapun minta minum.Diangkatlah air yang mendidih untuk mereka dengan besi pengait.Ketika telah dekat di wajah mereka, maka air mendidik itu memanggang wajah mereka. Jika air itu telah sampai di perut, makacairan itu akan memotong-motong isi perut mereka. Mereka akan berkata: “Panggilah malaikat penjaga neraka jahannam”. Lalu para malaikat penjaga jahannam berkata: “apakah belum datang kepadamu rasul-rasulmu yang membawa berbagai keterangan?”. Mereka menjawab: “Benar, sudah datang”. Malaikat penjaga jahannam berkata: “Berdo’alah kamu, doa orang kafir itu sia-sia”. Mereka kembali berkata: “Panggillah malaikat Malik”. Lalu mereka berkata: “Hai Malik, biarlahTuhanmu membunuh kami saja”. Malaikat Malik menjawab: “Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini)”.(HR. Tirmidzi).5. Ingin Keluar Tapi Tidak Bisa.Penderitaan penghuni neraka yangsedemikian berat membuat merekasudah tidak sanggup lagi menghadapinya, ingin rasanya penghuni neraka itu mati agar penderitaan tidak bisa dirasakan lagi, tapi matipun tidak akan terjadi pada mereka, karenanya mereka ingin segera bisa keluar dari neraka itu, namun hal itupun tidak mungkin bisa dilakukan dan azab yang dahsyat akan terus mereka rasakan dalam melalui hari-hari yang amat panjang.Allah swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyaiapa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih, mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal “. (QS. Al Maidah [5]: 36-37).Di dalam ayat lain, Ailah swt berfirman: Dan Adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya”. (QS As-Sajadah [32]: 20).6. Penyesalah Yang Amat Dalam.Dalam kehidupan akhirat yang tidak menyenangkan, banyak manusia yang merasakan penyesalan yang amat dalam dengan berbagai sebab, ada yang sebabnya mengikuti orang yang tidak benar, teman yang tidak baik, tidak mentaati Allah swt dan Rasul-Nya dan sebagainya.Allah swt berfirman: (yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputussama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “SeandainyaKami dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagimereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka (QS. Al Baqarah [2]: 166-167).Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-samaRasul”. kecelakaan besarlah bagiku.Kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). (QS. Al Furqan [25]: 27-28).Penyesalan yang tidak berguna juga dikemukakan Allah swt dalam firman-Nya karena siksa yang sudah tidak terelakkan lagi: Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata Kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul” (QS. Al-Ahzab[33]: 66).Diantara gambaran penyesalan yang amat dalam itu adalah penghuni neraka menangis sejadi-jadinya, bahkan menangis yang sampai mengeluarkan air mata darah.Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya para penghuni neraka benar-benar menangis sehingga kalau engkau menjalankan perahu di air mata mereka, tentu ia berjalan. Dan sesungguhnya mereka menaftgis (mencucurkan air mata) darah “. (HR. Hakim).7. Malaikat Penjaga Yang Bengis dan Kejam.Sebagai tempat yang diliputi oleh kesengsaraan, pasti setiap orang yang masuk ke dalam neraka tidakakan betah sehingga mereka ingin keluar darinya, namun hal itu tidakmungkin bila tanpa izin Allah SWT, karenanya neraka itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang kasar, keras, kejam dan selalu mentaati perintah Allah swt sehingga meskipun suka menyiksa penghuninya sedemikian kejam, akan tetap melakukannya lagi atasperintah Allah swt dan tidak ada perasaan kasihan kepada manusia yang disiksanya.Hal ini dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-Nya: Hai orang-orangyang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga-mu dari api neraka yang bahan bakar-nya adalah manusia dan batu; pen-jaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allahterhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At Tahrim [66]:6).Karena itu pada saat manusia masuk ke neraka, ada perasaan tidak mau memasukinya karena memang tempat itu sangat tidak menyenangkan, karenanya malaikat mendorong mereka dengan sekuat-kuatnya sehingga tidak ada manusia yang bakal menjadi penghuni neraka bisa lepasdari penjagaan malaikat itu.Allah swt berfirman: Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orangyang bermain-main dalam kebathilan, pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (QS. Ath Thur[52]: 11-13).8. Sumur Yang Amat Dalam.Neraka adalah tempat yang amat dalam sehingga bila seseorang dilem-parkan ke dalamnya, puluhantahun baru sampai ke dasarnya, iniberarti baru dimasukkan saja manusia sudsh amat menderita karena terus melayang-layang di sumur neraka yang begitu lama dalam kobaran api, apalagi bila sudah betul-betul berada di dalamnya.Rasulullah saw bersabda: Demi dzatyang diriku ada di tangan-Nya. Sesungguhnya jauhnya jarak antara piggir neraka sampai ke dasarnya seperti batu seukuran tujuh unta hamil dengan lemak dandagingnya serta anak-anaknya yang jatuh diantara pinggiran neraka hingga mencapai dasarnya selama tujuh puluh tahun (HR. Thabrani dari Muadz bin Jabal ra).Dari uraian di atas, cukuplah untukmenggambarkan betapa dahsyat penderitaan di neraka itu sehinggatidak bisa dikemukakan dengan kata-kata. Karenanya yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita bisa menjaga dan mencegah diri dan keluarga kita masing-masing dari neraka

ADA TIGA TANDA" KIAMAT YANG HARUS DI WASPADAI DEWASA INI


Ada tiga tanda fenomenal dari tanda-tanda Kiamat yang perlu diantisipasi dewasa ini oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dua di antara ketiga tanda itu masuk dalam kategori tanda-tanda besar Kiamat. Satu lagi kadang dimasukkan ke dalam tanda besar, namun ada pula yang menyebutnya sebagai tanda penghubung antara tanda- tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat. Tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat ialah diutusnya Imam Mahdi. Imam Mahdi merupakan tanda Kiamat yang menghubungkan antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat karena datang pada saat dunia sudah menyaksikan munculnya seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang mendahului tanda-tanda besar Kiamat. Allah tidak akan mengizinkan tanda-tanda besar Kiamat datng sebelum berbagai tanda kecil Kiamat telah tuntas kemunculannya. Banyak orang barangkali belum menyadari bahwa kondisi dunia dewasa ini ialah dalam kondisi dimana hampir segenap tanda-tanda kecil Kiamat yang diprediksikan oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah bermunculan semua. Coba perhatikan beberapa contoh tanda-tanda kecil Kiamat berikut ini: *. Dan perceraian banyak terjadi ويكثرالطلاق *. Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba) و الموت الفجاء *. Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen) و حلية المصاحف *. Dan masjid-masjid dibangun megah-megah و زخرفت المساجد *. Dan berbagai perjanjian dan transaksidilanggar sepihak و نقضت العهود *. Dan berbagai peralatan musik dimainkan و استعملت المأزف *. Dan berbagai jenis khamr diminum manusia و شربت الخمور *. Dan perzinaan dilakukan terang-terangan و فخش الزنا *. Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan) و اؤتمن الخائن *. Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris) و خونالأمين *. Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan) ظهور القلم *. Pasar-pasar (Mall, Plaza, Supermarket) Berdekatan تتقارب الأسواق *. Penumpahan darah dianggap ringan استخفاف بالدم *. Makan riba أكل الربا Jadi kalau kita perhatikan, contoh-contoh di atas jelas sudah kita jumpai di zaman kita dewasa ini. Bahkan bila kita buka kitab para Ulama yang menghimpun hadits-hadits mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita baca satu per satu hadits-hadits tersebut hampir pasti setiap satu hadits selesai kita baca kita akan segera bergumam di dalam hati: “Wah, yang ini sudah ..!” Hal ini akan selalu terjadi setiap habis kita baca satu hadits. Laa haula wa laa quwwata illa billah .... Jika tanda-tanda kecil Kiamat sudah hampir muncul seluruhnya berarti kondisi dunia dewasa ini berada di ambang menyambut kedatangan tanda-tanda besar Kiamat. Dan bila asumsi ini benar, berarti dalam waktu dekat kita semua sudah harus bersiap-siap untuk menyambut datangnya tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat, yaitu diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Hal ini menjadi selaras dengan isyarat yang diungkapakan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai dua pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi. أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا “Aku kabarkan berita gembira mengenaiAl-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengankeadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kese-wenang-wenangan dan kezaliman.”(HR Ahmad) Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengisyaratkan adanya dua prakondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Kedua prakondisi tersebut ialah pertama, banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan kedua, terjadinya gempa-gempa. Subhaanallah . Jika kita amati kondisi dunia saat ini sudah sangat sarat dengan perselisihan antar-manusia, baik yang bersifat antar-pribadi maupun antar-kelompok. Demikian pula dengan fenomena gempa sudah sangat tinggi frekuensi berlangsungnya belakangan ini. Berarti kedatangan Imam Mahdi merupakan tanda Akhir Zaman yang jelas-jelas harus kita antisipasi dalam waktu dekat ini. Dan jika sudah terjadi berarti kitapun harus segera mempersiapkan diri untuk mematuhi perintah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam yang berkaitan dengan kemunculan Imam Mahdi. Kita diperintahkan untuk segera berbai’at dan bergabung ke dalam barisannya sebab episode-episode berikutnya merupakan rangkaian perang yang dipimpin Imam Mahdi untuk menaklukkan negeri-negeri yang dipimpin oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ “Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Ibnu Majah)

Thursday, February 16, 2012

KISAH KEDAHSYATAN 7 API JAHANAM YANG DI CIPTAKAN ALLAH SWT


Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: “Jibrail datang kepada Nabi saw pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, makaditanya oleh nabi s.a.w.: “Mengapaaku melihat kau berubah muka?” Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidaklayak bagi orang yang mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.” Lalu nabi s.a.w. bersabda: “Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam.” Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, Maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang mengutus engkaudengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yang mengutus engkaudengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas besinya. Demi Allah yang mengutus engkaudengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Qur’an itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke tujuh. Demi Allah yang mengutus engkaudengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yangdi hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, danminumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-lakidan perempuan.” Nabi s.a.w. bertanya: “Apakah pintu-pintunya Bagaikan pintu-pintu rumah kami?” Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.” Tanya Rasulullah s.a.w.: “Siapakah penduduk masing-masing pintu?” Jawab Jibrail: 1. Pintu yang terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabiIsa a.s. serta keluarga Fir’aun sedang namanya Al-Hawiyah. 2. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, 3. Pintu ketiga tempat orang shobi’in bernama Saqar. 4. Pintu ke empat tempat Iblis danpengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, 5. Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. 6. Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa’eir.” 7. Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: “Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?” Jawabnya: “Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belumsempat bertaubat. Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sedar nabi saw bersabda:“Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, iaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu.” Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah. Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan denganpanasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu: Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

BIDADARI SYURGA AINUL MARDIYAH



Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka”

Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?” “Ya, benar, anak muda” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga.”

Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:”Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . .” Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: “Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . .”

“Assalamu’alaikum” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata: “Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu” Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.

Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: “Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . …”

Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: “Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.” Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: “Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama”.

Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia. ( Irsyadul Ibad ).

Wednesday, February 15, 2012

PANTASKAH KALIAN KAUM HAWA MENGENAKAN JILBAB ?


Jadi, jika seseorg berkata kpd seorg muslimah bahwa ia tidak pantas berjilbab. Maka hal itu adalah suatu kesalahan apapun alasannya. Sebaiknya, jika seseorg masih bertanya – Tanya apakah dia pantas berjilbab, malah jelas lah jawabannya.

Tersenyumlah dan berbahagialah karena tlah datang kabar gembira bagimu. Bukan saja engkau pantas, namun sangat pantas dan wajib.

Maka jika ngkau sorg muslimah yang sudah baligh, bagaimana pun keadaanmu kini,bahaimana pun tingkat pengalaman agamamu kini, bagaimana pun kadar keimananmu kini, jangan berkedil hari karena engkau sangan pantas utk berjilbab.

Berjilbab bukan penawaran , bukan pula sebuah pilihan. Maka engkau tidak bisa mengukur dengan hatimu apakah engkau harus berjilbab atau tidak. Ia seperti kelahiran, yang engkau tidak bisa memilih apakah engkau harus keluar atau tidak dari perut ibumu. Ia adalah suatu kabar gembira bagi dirimu sendiri dan saudara-saudaramu sesama muslim.

Seperti kelahiran, berjilbab adalah sebuah perjuangan; bagaimana engkau dapat keluar dan selamat dari kegelapan. Ada kalanya orang tidak suka atas kelahiran bayinya dan berusaha membunuhnya. Ada kalanya pula cobaan datang padamu, bertubi-bertubi sepanjang perjuanganmu dalam berjilbab.

Bukan suatu jaminan bahwa jika hari ini kau berjilbab, maka esok hari hatimu masih akan teguh dalan berjilbab; sebesar apapun tingkat kesholihanmu wahai sahabat,,.......................

Betapa banyak wanita yang telah lama berjilbab tiba-tiba membuka jilbabnya begitu saja.

Padahal hatimu yang mudah goyah itu bukan berada dalam kendalianmu sepenuhnya . kita hanya bisa memohon kepada Allah penjagaan atas keteguhan keimanan kita.

Amiiin,,,,

Berjilbab selain sebuah perjuangan juga merupakan usaha. Setiap usaha dan amal akan di catat oleh Allah dengan suatu nilai tersendiri. Setiap usaha dalam kebaikan akan mendapatkan pertolongan , maka jangn berkecil hati karena akan sll datang pertolongan bagimu. Suatu ketika akan Allah datangkan cobaan bertubi – tubi, namun engkau akan merasakan semakin teguhnya hatimu dan semakin inginnya engkau memperbaiki diri. InsyaAllah...

Suatu saat engkau mungkin akan menemukan wanita muslimah berjilbab namun memiliki perangai buruk di matamu, dan membuatmu enggan dan mundur utk berjilbab. Sibukkan lah diri utk melihat diri utk melihat dirimu sendiri dan berbaik sangkalah bahwa ia adalah seorg muslimah yang sedang berusaha berjilbab dgn baik.

Abu hatim Bin Hibban Al-Butsi Berkata dalam kitab Raudhah Al-‘Uqala (hal.131)

“orang yang Berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya org yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sndiri dan melupakan kejelekan org lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa letih. Setiap kali dia melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya.sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya”

Di sebutkan dalam kitab Al-hilyah karya Abu Nu’aim (II/ 285) bahwa Abu Qilabah Abdullah Bin Yazid Al-Jurmi berkata: “Apabila ada berita tntg tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai , maka berusaha keraslah mencarikan alasan utknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan utknya, maka katakanlah kpd diriku sendiri, “Ana kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”

Jika Engkau wanita muslimah, telah jelas kabar gembira ini bagimu. Jangan kau tunda lagi,segeralah perbaiki diri karena kau pantas melakukannya. Jika engkau ditanya siapakah yang pantas utk berjilbab, maka semua muslimah sangat pantas utk berjilbab . maka tidak ada yg dpt mengatakan engkau tidak pantas untuk mulai mengenakan jilbabmu. Dan tiada kejelekan yang akan kau peroleh dari berjilbab. Engkau pantas berusaha.

Walhamdulillah rabbil ‘alamiin,,,

Alfaqirah Ila Allah

ISTRI CERDIK PERMUDAHKAN PERJALANAN SUAMI


Islam adalah agama bagi orang yang cerdik. Orang cerdik akan memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan dirinya. Bukan hanya selamat bahkan tenang, damai dan bahagia di dunia lebih-lebih lagi di akhirat. Sebab itu orang cerdik akan memilih sesuatu yang tepat dan bukan setelah kena tipu baru ternganga. Itulah sebabnya orang cerdik memilih akhirat dari pada dunia.

Islam maukan wanita-wanitanya juga cerdik dan berstrategi. Cerdik adalah penting. Terutamanya istri para pejuang. Istri yang cerdik dan berstrategi tahu menilai dirinya dan bijak meletakan diri, karena pada tempatnya.

Istri yang cerdik senantiasa pandai mengatur hidupnya, mengurus rumah tangganya, suami serta anak-anak. Ia cakap dalam bertindak jika ia perlu membuat keputusan sendiri dengan benar dan tepat. Suami akan menjadi dungu kalau memiliki istri yang tidak cerdik yang hanya berfikir tentang diriya, perasaannya tanpa memikirkan pengorbanan dan perjuangan suami.

Pejuang artinya orang yang hidup berjuang. Bila berjuang artinya perlu berkorban, dan setiap yang berkorban mesti terkorban. Sedikit banyak istri-istri pejuang adalah orang yang merelakan dirinya berkorban dan terkorban di jalan Allah. Bukan senang untuk menjadi istri seorang pejuang. Terpaksa mengorbankan segala-galanya demi menegakkan Islam di muka bumi ini. Tentulah sakit dan perih, tapi itulah nilai dirinya di sisi Allah.

Sebab Rasullullah memilih istri-istrinya dari kalangan cendikiawan (cerdik pandai). Bukan saja cerdik bahkan tangkas, cerdas, bijak, rajin di samping cantik dan pemalu. Perempuan mesti ada sifat pemalu. Sebab malu itu bagi wanita adalah sebagian dari iman.

Kadangkala wanita-wanita akhir zaman ini memiliki sifat-sifat pandai berhujah tapi kepandaian itu di gunakan untuk melawan kata-kata suami dan ibu bapak sehingga suami rasa dirinya tidak di hormati. Ada juga wanita-wanita cerdas, tangkas, bijak dan rajin tetapi bukan pada suami dan bukan mengabdikan diri pada jalan Allah. Mereka cerdas, tangkas, bijak, rajin di hadapan boss, bersama kaum lelaki, turun naik bus untuk ke tempat kerja, menghadiri majlis sosial, lincah berkawan di disko-disko, kelab-kelab malam dan sebagainya. Ini bukan wanita cerdik.

Wanita cerdik pandai menjaga muruah diri, pandai membatasi diri dengan hukum-hukum syariat. Kalau ia terlanjur, ia cepat-cepat memohon maaf pada suami, bertaubat minta ampun pada Allah dan berazam tidak mau mengulagi lagi. Wanita cerdik sanggup berkorban apa saja untuk suami, semata-mata hanya karena ingin melihat hati suami gembira dengan layanannya karena kegembiraan suami artinya pahala untuk dirinya. Wanita cerdik berjiwa merdeka. Hatinya tidak di jajah oleh rantaian dunia, syaitan dan hawa nafsu yang senantiasa menipu.

Ada yang menganggap istri cerdik itu istri yang up-to-date yang berpakaian ikut trend, make-up tebal, rambut diset dengan pelbagai fesyen. Boleh ikut suami dalam majlis apapun, pandai menari dan tidak kikuk bergaul dengan rekan-rekan suami. Itu yang di harapnya di jadikan istri. Hanya suami yang dayus saja yang sanggup melihat istri di tonton oleh rekan-rekannya. Lelaki dayus tak akan masuk surga, kata Allah.

Perempuan cerdik dapat membantu suami di sudut ia mampu semata-mata untuk membangunkan Islam. Ia senang di ajak bertukar fikiran, berbincang saling memberi dan menerima, dapat pula melayan suami dengan baik, dapat menerima buah fikiran suami dan di sampaikan dengan tepat pula. Sanggup berhadapan dengan bermacam-macam golongan masyarakat selagi tidak melanggar batas syariat, dapat membela Islam bila di pertikaikan dan lain-lain lagi. Bila istri dapat berperanan sedemikian di sisi suami yang berwatak pejuang.

Kalau cantik semata-mata tanpa cerdik dan berstrategi, suami akan cepat jemu. Suami pulang semata-mata untuk berehat dan bersenang-senang dengan istri dan anak-anak. Selepas itu dia akan diam membisu. Perasaan jemu tinggal di rumah akan menyebabkan suami tidak suka duduk di rumah.

Bagaimana untuk didik diri agar jadi istri yang cerdik dan berstrategi? Istri hendaklah senantiasa faham kehendak suami barulah boleh bertindak tepat mengikuti kesukaan suami. Istri perlu kreatif, asah fikiran sendiri agar dapat pelbagaikan layanan untuk suami. Korbankan segala-galanya untuk suami karena Allah suruh kita taat pada suami.

Kita kawin dulu pun dengan harapan suami sebagai pembimbing. Jadi tidak patutlah kalau suami kita buat macam kawan, layan lebih kurang. Ini bukan istri yang cerdik. Istri begini hanya mau diri dan perasaannya di layan. Sedangkan dirinya sendiri tidak mau berkhidmat melayan suami. Ini sudah lari dari tugas sebagai istri.

Menjadi suami atau istri hanya alat dalam mencari keridhaan Illahi. Dan bukan tujuan perjuangan dalam hidup.
Semoga bermanfaat Insya Allah.

Tuesday, February 14, 2012

ZINA DOSA BESAR HUKUM NYA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT


Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا “Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32] Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada zina [1]. Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina. [2] Faahisah فَاحِشَةً = maksiat yang sangat buruk dan jelek Wa saa’a sabiila وَسَاءَ سَبِيلًا = karena akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka. Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar) berdasarkan ayat di atas dan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman [3] darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” [Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah] Berkata Ibnu Abbas. : “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina” [Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59] Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum khamr ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang banyak) melihat kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada dia seorang mukmin” [Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55] Maksud dari hadits yang mulia ini ialah : Pertama : Bahwa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya. Kedua : Apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari dirinya”[4] Di antara sifat “ibaadur Rahman” [5] ialah : ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina, niscaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur keimannya. [6] Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa? Kalau zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yangsombong” [Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diatas] Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah nikah atau pernah merasakan nikah yang shahih baik sekarang ini sebagai suami atau istri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu didera sebanyak seratus kali kemudian di rajam sampai mati atau cukup di rajam saja. Adapun bagi laki-laki yang masih bujang atau dan anak gadis hukumnya didera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun. Dengan melihat kepada perbedaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeda juga besarnya dosa zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya. Kemudian, kalau kita melihat kepada siapa dilakukannya, maka apabila seorang itu berzina dengan isteri tetangganya, masuklah dia kedalam sebesar-besar dosa besar (baca kembali haditsnya di fasal kedua dari jalan Ibnu Mas’ud). Dan lebih membinasakan lagi apabila zina itu dilakukan kepada mahramnya seperti kepada ibu kandung, ibu tiri, anak, saudara kandung, keponakan, bibinya dan lain-lain yang ada hubungan mahram, maka hukumannya adalah bunuh. [7] Setelah kita mengetahui serba sedikit tentang zina [8], dan dosanya, hukumannya di dunia di dalam syari’at Allah dan adzabnya diakhirat yang akan membawa para penzina terpanggang di dalam neraka, sekarang tibalah bagi kami untuk mejelaskan pokok permasalahan di dalam fasal ini yaitu hamil di luar nikah dan masalah nasab anak. Dalam fasal ini ada beberapa kejadian yang masing-masing berbeda hukumnya