Monday, March 5, 2012

'' Syi'ir Tanpo Waton '' Gus Dur

"Ngawiti ingsun nglaras syingiran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kanikmatan
 Rino wengine tanpo pitungan
 Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
Akeh kang apal Quran Hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyareng dunyo
Iri lan meri sugieh tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayuh sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
 Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan sari ngelmune
Laku torikot lan ma'rifate
Ugo hakikot manjing rasane
Al Quran Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tanjebake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Ngrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh kang moho suci
Butuh rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jog nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh dinakdir saking pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun
Iku sunnaeh rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayuh ngelakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo makom drajate
Lamon palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh suwargo manggone
Utuh mayite ugo ulese"

ROBI'AHAL ADAWIYYAH

Sosok sufi wanita yang memiliki cinta mendalam kepada Allah swt.Dia adalah Rabi’ahal-Adawiyyah . Cintanya kepada Allah mengalahkan cintanya kepada apapun. Cintanya kepada Allah adalah cinta buta. Dia tidak merasa kesepian walaupun hidupsebatang kara. Dia tidak merasa sengsara walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan. Dia selalu riang gembira karena hati dan jiwanya selalu terkiblat padaAllah swt. Keriang-gembiraannya ini dibarengi juga dengan kesedihan yang ia ratapi, karena selalu merasa menjadi hamba yang kurang dan penuh dengan dosa. Dengan demikian rasa cintanya berbarengan dengan rasa takut kepada Allah swt. Rabi’ah al-Adawiyyah pernah berkata: “Ya Allah jika aku beribadah kepada-Mu karena takut siksa neraka, maka bakarlah aku didalam api neraka!Jika aku beribadah kepada-Mu karena mengharap sorga, maka jauhkanlah aku dari sorga-Mu! Tetapi jika aku beribadah kepada-Mu karena Engkaulah yang layak untuk disembah, maka jangan sembunyikan keindahan Wajah-Mu! Dari kata-kata Rabi’ah ini dapat disimpulkan bahwa hidup dan matinya Rabi’ah hanya untuk sosok yang Dicintai. Sosok itu adalah Allah swt. Ibadahnya tidakmengharapkan apapun. Dia hanya ingin memandang, berdekatan dan berusaha selalu membuat ridla, suka dan senang sosok yang dicintainya. Cinta semacam Rabi’ah kepada Allah swt mengalahkan cinta kepada selain Allah. Hingga suatuketika ada seorang laki-laki datang melamarnya (menurut riwayat beliau adalah Sofyan ats-Tsauri). Namun Rabi’ah menolak lamaran tersebut.beliau berkata: ”Jika engkau hendak menikahiku, maka mintalah izin kepada Allah karena aku milik Allah.” Kecintaan Rabi’ah terhadap Allah melupakan segala macam kesengangan duniawi, bahkan untuk menikahpun beliau menolak untuk melakukannya. Hal seperti ini yang dianggap oleh banyak kalangan sebagai cinta mati. Suatu ketika beliau ditanya oleh seseorang: “Ya Rabi’ah apakah engkau mencintai nabi Muhammad?” beliau menjawab: “Aku mencintai Nabi Muhammad tetapi cintaku kepada Allah melupakan cintaku kepada makhluk.” Cinta yang diungkapkan Rabi’ah menyiratkan bahwa cinta kepada Allah diatas segala cinta, termasuk cinta kepada Nabi. Bagaimana dengan kita...?????

Mbah ZAENAL ABIDIN MUNAWWIR,menawar becak

"Ke Nggading berapa, Kang?" Mbah Zainal Abidin Munawwir, Krapyak, menawar becak. "Monggo mawon. Terserah panjenengan, Mbah", tukang becak pasrah karena sudah kenal. "Nggak bisa! Sampeyan harus kasih harga!" "Yah... seribu, Mbah". Itu harga yang cukup lazim waktu itu, walaupun sedikit agak mahal. "Lima ratus ya!" Tukang becak nyengir, "Masih kurang, Mbah..." "Enam ratus!" Tukang becak masih nyengir. "Ya sudah... tujuh ratus!" Tukang becak sungkan membantah lagi dan mempersilahkan Mbah Zainal naik. Sampai tempat tujuan, Mbah Zainal mengulurkan selembar uangribuan tapi menolak kembaliannya.Tukang becak bengong. "Kalau tadi kita sepakat seribu, aku cuma dapat pahala wajib", kata Mbah Zainal, "kalau begini ini'kan yang tiga ratus jadi shodaqohku"

Sunday, March 4, 2012

SILSILAH KH. SYEH AHMAD MUTAMAKIM KAJEN


SILSILAH SYAIH KH. AHMAD MUTAMAKIN

(Versi Kajen)

Dari Pihak Ayah Dari Pihak Ibu

Raden Patah Sayid Ali Akbar

Sultan Demak Dari Bejagung Tuban

Sultan Trenggono

Istri Hadiwijoyo Sayid Ali Ashgor

(Joko Tingkir)

Sumo Hadiningrat Raden Tanu

(Pangeran Benowo)

Sumohadinegoro X Putri Raden Tanu

Syekh Ahmad Mutamakin

Nyai Godheg K. Bagus K. Endro Muhammad

Saturday, March 3, 2012

Tentang SYEH SITI JENAR








Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang ) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar . Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti . Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran - ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukanoleh Walisongo. Daftar isi: 1. Konsep dan ajaran 2. Pengertian Zadhab 3. Kontroversi 4. Kisah pada saat pasca kematian 5. Pranala luar 1. Konsep dan ajaran Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syeh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yanghakiki dan abadi. Konsekuensinya, ia tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian (hukum negara dan lainnnya), tidak termasuk didalamnya hukum syariat peribadatan sebagaimana ketentuan syariah. Dan menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Siti Jenar bahwa manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yanglima, yaitu: syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Baginya, syariah itu baru berlaku sesudah manusia menjalani kehidupan paska kematian. Syech Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu. Mirip dengankonsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi) tentang Hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat manusia dan Tuhan. Dimana Pemahaman ketauhidan harus dilewati melalui 4 tahapan ; 1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agamaspt sholat, zakat dll); 2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalanspt wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu; 3. Hakekat, dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan 4. Ma'rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut maka tahapan dibawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar. Ilmu yang baru bisa dipahami setelah melewati ratusan tahun pasca wafatnya sang Syekh. Para ulama mengkhawatirkan adanya kesalahpahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar kepada masyarakat awam dimana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan adalah pada tingkatan 'syariat'. Sedangkan ajaran Siti Jenar sudah memasuki tahap 'hakekat' dan bahkan 'ma'rifat'kepada Allah (kecintaan dan pengetahuan yangmendalam kepada ALLAH). Oleh karenanya, ajaran yang disampaikan oleh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan kata 'SESAT'. Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harusberdebat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalamagama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat YangMaha Kuasa. Hanya saja masing - masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda - beda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing - masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar. Syech Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsipikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahalaberarti belum bisa disebut ikhlas. 1. 1. Manunggaling Kawula Gusti Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan berarti bercampurnya Tuhan dengan Makhluknya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk. Dan dengan kembali kepada Tuhannya,manusia telah menjadi sangat dekat dengan Tuhannya. Dan dalam ajarannya, ' Manunggaling Kawula Gusti ' adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang penciptaanmanusia ("Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkurdengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)")>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikalapenyembahan terhadap Tuhan terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'. 2. Pengertian Zadhab Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yangsering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah. Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehinggaketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah.... disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yangberkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini.... dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidakada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada AlQuran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggijuga Syaitan menjerumuskannya.Seperti contohnya Lia Eden dll... mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain seperti juga Rasullah pun telah melewati masa ini dan apabila manusia tidak mau turun tingkatan maka hamba ini akan menjadi seprti nabi Isa AS.Maka Nabi ISA diangkat Allah beserta jasadnya. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannyamenjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut "MUKSO" ruh beserta jasadnya diangkat Allah. 2. 1. Hamamayu Hayuning Bawana Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 3. Kontroversi Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian SyekhSiti Jenar . Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujungpada pemberontakan mengingat salah satu murid Syeh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya. Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan DemakBintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbodan Pangeran Bayat ternyatatak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada. Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi [b]Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja.[/b] Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, SunanKudus, dan Sunan Geseng. (Walet: Ini adalah Noordin M Top Jaman Dulu) Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar . Menurut Siti Jenar , kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuhSiti Jenar . Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki. Tak lama, terbujurlah jenazahSiti Jenar di hadapan kelimawali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu KiBisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyopun mengakhiri"kematian"-nya dengan carayang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali. [rujukan?] 4. Kisah pada saat pasca kematian Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya,semerbak beribu bunga dan cahaya kilau kemilau memancar dari jenazah Siti Jenar. Jenazah Siti Jenar sendiri dikuburkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain. Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Di antaranya yang terceritakan adalah Kiai Lonthangdari Semarang Ki Kebokenanga dan Ki Ageng Tingkir.

Friday, March 2, 2012

ASAL USUL SYEH SITI JENAR

Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M ( Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, PurwakaTjaruban Nagari ( Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S.Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung,1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu , LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In ProzaJavaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817 ), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurang jelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah. Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwaSyekh Siti Jenar berasal dari cacing. Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “ Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika dede, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang .” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….< serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1 > Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asalMalaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam . Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut. Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluargautama keturunan ulama terkenalSyekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah . Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddindan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin.Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam disana. Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil. Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan.Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun1426, Syekh Datuk Shaleh wafat. Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi. Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu. Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi , telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.

SULUK SYEH JANGKUNG ( SARIDIN )

Bismillah, wengi iki ingsung madep, ngawiti murih pakerti, pakertiningbudi kang fitri, sujud ingsun, ing ngarsané Dzat Kang Maha Suci. Artinya : Bismillah,malam ini hamba menghadap, mengawali meraih hikmah/ hikmah budi yang suci, hamba bersujud, di hadapan Keagungan Yang Mahasuci. Bismillah ar-rahman ar-rahim, rabu mbengi, malam kamis, tanggal lima las, wulan poso, posoning ati ngilangi fitnah, posoning rogo ngeker tingkah. Artinya : Bismillâh ar-Rahmân ar-Rahîm, Rabu malam Kamis, tanggal 15 bulan Ramadhan, puasa hati menghilangkan fitnah, puasa ragamencegah tingkah buruk. Bismillah, dhuh Pangeran Kang Maha Suci, niat ingsun ndalu niki, kawula kang ngawiti, nulis serat kang ingsun arani, serat Hidayat Bahrul Qalbi, anggayuh Sangkan Paraning Dumadi. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan Yang Mahasuci, niat hamba malam ini, hamba yang mengawali, menulis surat yang dinamai, surat HidayatBahrul Qalbi, untuk memahami asaltujuan hidup ini. Bismillah, dhuh Pangeran mugi hanebihna, saking nafsu ingsun iki,kang nistha sipatipun, tansah ngajak ing laku drengki, ngedohi perkawis kang wigati. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan semoga Engkau menjauhkan, dari nafsu hamba ini, yang buruk sifatnya, senantiasa mengajak berlaku dengki, menjauhi perkara yang baik. Bismillah, kanthi nyebut asmaning Allah, Dzat ingkang Maha Welas, Dzat ingkang Maha Asih, kawula nyenyuwun, kanthi tawasul marang Gusti Rasul, Rasul kang aran Nur Muhammad, mugiya kerso paring sapangat, kanthi pambuka ummul kitab. Artinya : Bismillâh, dengan menyebut nama Allah, Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang, hamba memohon, melalui perantara Rasul, Rasul yang bernama Nur Muhammad, semoga berkenan memberi syafaat, dengan pembukaan membaca ummul kitab. Sun tulis kersaneng rasa, rasaning wong tanah Jawa, sun tulis kersaneng ati, atining jiwa kang Jawi, ati kang suci, tanda urip kang sejati, sun tulis kersaning agami, ageming diri ingkang suci. Artinya : Hamba tulis karena rasa, perasaan orang tanah Jawa, hamba tulis karena hati, hati dari jiwa yang keluar, hati yang suci, tanda hidup yang sejati, hamba tulis karena agama, pegangan diriyang suci. Kang tinulis dudu ajaran, kang tinulis dudu tuntunan, iki serat sakdermo mahami, opo kang tinebut ing Kitab Suci, iki serat amung mangerteni, tindak lampahé Kanjeng Nabi. Artinya : Yang tertulis bukan ajaran,yang tertulis bukan tuntunan,surat ini sekadar memahami,apa yang tersebut dalam Kitab Suci,surat ini sekadar mengetahui,perilaku hidup Kanjeng Nabi. Apa kang ana ing serat iki, mong rasa sedehing ati, ati kang tanpa doyo, mirsani tindak lampahing konco, ingkang tebih saking budi, budining rasa kamanungsan, sirnailang apa kang dadi tuntunan. Artinya : Apa yang ada di surat ini,hanya rasa kesedihan hati,hati yang tiada berdaya,melihat sikap perilaku saudara,yang jauh dari budi,budi rasa kemanusiaan,hilang sudah apa yang menjadi tuntunan. Mugi-mugi dadiho pitutur, marang awak déwé ingsun, syukur nyumrambahi para sadulur, nyotoiku dadi sesuwun, ing ngarsane Dzat Kang Luhur. Artinya : Semoga menjadi petunjuk,terhadap diri hamba sendiri,syukur bisa berguna untuksesama, itulah yang menjadi permohonan,di hadapan Dzat Yang Mahaagung. 01. SYARIAT Mangertiyo sira kabéh, narimoho kanthi saréh, opo kang dadi toto lan aturan, opo kang dadi pinesténan, anggoning ngabdi marang Pangeran. Artinya : Mengertilah kalian semua,terimalah dengan segala kerendahan jiwa,terimalah dengantulus dan rela,apa yang menjadi ketetapan dan aturan,apa yang telah digariskan,untuk mengabdi pada Keagungan Tuhan. Basa sarak istilah ‘Arbi, tedah isarat urip niki, mulo kénging nampik milih, pundhi ingkang dipunlampahi, anggoning ngabdi marangIlahi. Artinya : Istilah syarak adalah bahasa Arab,yang berarti petunjuk atau pedoman untuk menjalani kehidupan ‘agama’,untuk itulah diperbolehkan memilih,mana yang akan dijalani sesuai dengan kemampuan diri,guna mengabdi pada Keagungan Ilahi. Saréngat iku tan ora keno, tininggal selagi kuwoso, ageming diri kang wigati, cecekelan maringkitab suci, amrih murih rahmating Gusti. Artinya : Apa yang telah di-syari‘at-kan hendaknya jangan kita tinggal,selama diri ini mampu untuk menjalankan,aturan yang menjadi pegangan hidup kita,aturan yang sudah dijelaskandalam kitab suci al-Qur’an,Itu semua, tidak lain hanya usaha kita untuk mendapat rahmat, danpengampunan dari Yang Maha Kuasa. Saréngat iku keno dén aran, patemoné badan lawan lésan, onomaneh kang pepiling, sareh anggoné kidmat, nyembah ngabdi marang Dzat. Artinya : Syariat juga diartikan, sebuah pertemuan antara badan dengan lisan,bertemunya raga dengan apa yang dikata,ada juga yang memberi pengertian,bahwa syariat adalah pasrah dalam berkhidmat,menyembah dan mengabdi pada Keagungan Yang Mahasuci. Saréngat utawi sembah raga iku, pakartining wong amagang laku, sesucine asarana saking warih, kang wus lumrah limang wektu, wantu wataking wawaton. Artinya : Syari`at atau Sembah Raga itu,merupakan tahap persiapan, dimana seseorang harus melewati proses pembersihan diri,dengan cara mengikuti peraturan-peraturan yang ada,dan yang sudah ditentukan—rukun Islam. Mulo iling-ilingo kang tinebut iki, sadat, sholat kanthi kidmat, zakat bondo lawan badan, poso sak jroning wulan ramadhan, tinemu haji pinongko mampu, ngudi luhuring budi kang estu. Artinya : Maka ingat-ingatlah apa yang tersebut di bawah ini, syahadat dengan penuh keihklasan, shalat dengan khusuk dan penuh ketakdhiman, mengeluarkan zakatharta dan badan untuk sesame, puasa pada bulan ramadhan atas nama pengabdian pada Tuhan, menunaikan ibadah haji untuk meraih kehalusan budi pekerti. Limo cukup tan kurang, dadi rukune agami Islam, wajib kagem ingkang baligh, ngaqil, eling tur kinarasan, menawi lali ugi nyauri. Artinya : Lima sudah tersebut tidak kurang, menjadi ketetapan sebagai rukun Islam, wajib dilakukan bagi orang ‘Islam’ yang sudah baligh, berakal, tidak gila dan sehat, adapun, jika lupa menjalankan hendaknya diganti pada waktu yang lain. Syaringat ugi kawastanan, laku sembah mawi badan, sembah suci maring Hyang, Hyang ingkang nyipto alam, sembahyang tinemu pungkasan. Artinya : Syariat juga dinamakan, melakukan penyembahan dengan menggunakan anggota badan, menyembah pada Keagungan Tuhan, Tuhan yang menciptakan alam, Sembah Hyang, begitu kiranya nama yang diberikan. SYAHADAT Sampun dados pengawitan, tiyangingkang mlebet Islam, anyekseni wujuding Pangeran, mahos sadat kanthi temenan, madep-manteb ananing iman. Artinya : Sudah menjadi pembukaan, bagi orang yang ingin masuk Islam, bersaksi akan wujudnya Tuhan, bersungguh-sungguh membaca syahadat, disertai ketetapan hatiuntuk beriman. Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Tinucapo mawi lisan, Sareh legowo tanpa pameksan, Mlebet wonten njroning ati, Dadiho pusoko anggoning ngabdi. Artinya : Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, ucapkanlah dengan lisan, penuh kesadaran tanpa paksaan, masukkan maknanya ke dalam hati, semoga menjadi pusaka untuk terus mengabdi. Tan ana Pangeran, kang wajib dén sembah, kejawi amung Gusti Allah, semanten ugi Rasul Muhammad, kang dadi lantaran pitulungé umat. Artinya : Hamba bersaksi bahwa tak ada tuhan, yang wajib disembah, kecuali Allah swt, begitu pula dengan Nabi Agung Muhammad saw, yang menjadi perantara pertolongan umat. SHALAT Syarat limo ajo lali, kadas najis, badan kedah suci, nutup aurat kanti kiat, jumeneng panggonan mboten mlarat, ngerti wektu madep kiblat, sampurno ingkang dipun serat. Artinya : Lima syarat jangan lupa, badan harus suci dari hadats dan najis, menutup aurat jika tidak kesulitan, dilaksanakan di tempat yang suci, mengerti waktu untuk melakukan shalat, lalu menghadapkiblat, sempurna sudah yang ditulis. Wolu las kang dadi mufakat, rukunsahe nglakoni shalat, niat nejo, ngadek ingkang kiat, takbir banjur mahos surat, al-fatihah ampun ngantos lepat. Artinya : Delapan belas yang menjadi mufakat, rukun sahnya menjalankan shalat, niat melakukan shalat, berdiri bagi kita yang mampu, mengucapkan takbiratul ikhram membaca surat,al-Fatichah jangan sampai keliru. Rukuk, tumakninah banjur ngadek, aran iktidal kanti jejek, tumakninah semanten ugi, banjur sujud tumurun ing bumi, sareng tumakninah ingkang mesti, kinaranan ing tumakninah, meneng sedelok sak wuse obah. Artinya : Rukuk dengan tenang lalu berdiri, disebut i’tidal dengan tegap, hendaknya juga tenang seperti rukuk, lalu sujud turun ke bumi, bersama thumakninah yang benar, dinamakan thumakninah, diam sebentar setelah bergerak. Sewelas iku lungguh, antarane rong sujudan, tumuli tumakninah, kaping telulas lungguh akhir, banjur maos pamuji dikir. Artinya : Sebelas itu duduk, di antara dua sujud, disertai thumakninah, tiga belas duduk akhir, lalu membaca pujian dzikir. Limolas iku moco sholawat, kagem Gusti Rosul Muhammad, tumuli salam kang kawitan, sertane niat rampungan, tertib sempurna dadi pungkasan. Artinya : Lima belas membaca shalawat, kepada Rasul Muhammad, kemudian salam yang pertama, bersama niat keluar shalat, tertibmenjadi kesempurnaan. ZAKAT Zakat iku wus dadi prentah, den lampahi setahun pindah, tumprap wong kang rijkine torah, supados bersih awak lan bondo, ojo pisan-pisan awak déwé leno. Artinya : Zakat sudah menjadi perintah, dilakukan setahun sekali, bagi orang yang hartanya berlimpah, supa bersih raga dan harta, jangan sekali-kali kita lupa. Umume wong dho ngenthoni, malem bodho idul fitri, zakat firahden arani, bersihaké badan lawanati, zakat maal ugo mengkono, nanging kaprahing dho orak lélo. Artinya : Umumnya orang mengeluarkan, malam Hari Raya Idul Fitri, zakat fitrah dinamai, membersihkan raga dan hati, zakat harta juga begitu, namun umumnya pada tidak rela. Ampun supé niating ati, nglakoni rukun pardune agami, lillahi ta`ala iku krentekno, amrih murih ridaning Gusti, supados dadi abdi kang mulyo. Artinya : Jangan lupa niat di hati, menjalankan rukun fradhunya agama, karena Allah tanamkanlah,untuk mendapat keridhaan-Nya, supaya menjadi hamba yang mulia. PUASA Islam, balék, kiat, ngakal, papat sampun kinebatan, wonten maleh ingkang lintu, Islam, balék lawan ngakal, dados sarat nglampahi siam. Artinya : Islam, baligh, kuat, berakal, empatsudah disebutkan, ada juga yang mengatakan, Islam, baligh, dan berakal, menjadi syarat menjalankan puasa. Kados sarat rukun ugi sami, kedah dilampai kanthi wigati, niat ikhlas jroning ati, cegah dahar lawan ngombé, nejo jimak kaping teluné, mutah-mutah kang digawé. Artinya : Seperti syarat, rukun juga sama, harus dijalanlan dengan hati-hati, niat ikhlas di dalam hati, mencegah makan dan minum, jangan bersetubuh nomor tiga, jangan memuntahkan sesuatu karena sengaja. Papat jangkep sampun cekap, dadus sarat rukuné pasa, ngatos-ngatos ampun léna, mugiyo hasil ingkang dipun seja, tentreming ati urip kang mulya. Artinya : Empat genap sudah cukup, menjadi syarat rukunnya puasa, hati-hati jangan terlena, semoga berhasil apa yang diinginkan, tentramnya hati hidup dengan mulia. HAJI Limo akhir dadi kasampurnan, ngelampahi rukun parduné Islam, bidal zaroh ing tanah mekah, menawi kiat bandane torah, lego manah tinggal pitnah kamanungsan. Artinya : Lima terakhir menjadi kesempurnaan, menjalankan rukun fardhunya Islam, pergi ziarah ke tanah Makah, jika kuat dan hartanya berlimpah, hati relamenjauhi fitnah kemanusiaan. Pitu dadi sepakatan, sarat kaji kang temenan, Islam, balik, ngakal, merdeka, ananing banda lawan sarana, aman dalan sertané panggonan. Artinya : Tujuh jadi kesepakatan, syarat haji yang betulan, Islam, baligh, berakal, merdeka, adanya harta dan sarana, aman jalan beserta tempat. Ikram sertané niat, dadi rukun kang kawitan, wukuf anteng ing ngaropah, towaf mlaku ngubengi kakbah, limo sangi ojo lali, sopa marwah pitu bola-bali. Artinya : Ikhram beserta niat, menjadi rukun yang pertama, thawaf berjalan mengelilingi ka‘bah, lima sa’i jangan lupa, safa-marwah tujuh kali. 02. THARIQAT Muji sukur Dzat Kang Rahman, tarékat iku sak dermo dalan, panemoné lisan ing pikiran, nimbang nanting lawan heneng, bener luputé sira kanthi héling. Artinya : Puji syukur Dzat Yang Penyayang,tarekat hanyalah sekadar jalan,bertemunya ucapandalam pikiran,menimbang memilih dengan tenang,benar tidaknya engkau dengan penuh kesadaran. Tarékat ugi kawastanan, sembah cipto kang temenan, nyegah nafsu kang ngambra-ambra, ngedohi sipat durangkara, srah lampah ing Bathara. Artinya : Tarekat juga dinamakan, sembah cipta yang sebenarnya, mencegahnafsu yang merajalela, menjauhi sifat keburukan, berserah di hadapan Tuhan. Semanten ugi aweh pitutur, makna tarékat ingkang luhur, denserupaaken kados segoro, minongko saréngat dadus perahu,kang tinemu mawi ngélmu. Artinya : Kiranya juga memberi penuturan,makna tarekat yang luhur,diibaratkan laksana samudera,dengan syariat sebagai perahunya,yang ditemukan dengan ilmu. Mila ampun ngantos luput, dingin nglampahi saréngat, tumuli tarékat menawi kiat, namung kaprahé piyambak niki, supe anggenipun ngawiti. Artinya : Maka jangan sampai keliru, mendahulukan menjalani syariat, kemudian tarekat jika mampu, namun umumnya kita ini, lupa saat memulai. Mila saksampunipun, dalem sawek sesuwunan, mugiya tansah pinaringan, jembaring dalan kanugrahan, rahmat welas asihing Pangeran. Artinya : Maka setelahnya, hamba senantiasa memohon, semoga terus mendapat, lapangnya jalan anugerah, cinta dan kasih sayangTuhan. SYAHADAT Lamuno sampun kinucapan, rong sadat kanthi iman, kaleh puniko dereng nyekapi, kangge ngudari budi pekerti, basuh resék suciningati. Artinya : Jika sudah diucapkan, dua syahadat dengan iman, dua ini belumlah cukup, untuk mengurai budi pekerti, membasuh bersih sucinya hati. Prayuginipun ugi mangertosi, sifatAgungé Hyang Widhi, kaleh doso gampil dipun éngeti, wujud, kidam lawan baqa, mukalapah lil kawadisi. Artinya : Seyogyanya juga mengerti, sifat Keagungan Tuhan, dua puluh mudah dimengerti, wujud, qidam, dan baqa, mukhalafah lil hawâdis. Limo qiyam binafsihi, wahdaniyat, kodrat, irodat, songo ilmu doso hayat, samak basar lawan kalam, pat belas iku aran kadiran. Artinya : Lima qiyâmuhu bi nanafsihi, wahdaniyat, qodrat, iradat, sembilan ilmu, sepuluh hayat, sama&lsquo, bashar, kalam, empat belas qadiran. Muridan kaping limolas, aliman, hayan pitulasé, lawan samian ampun supé, banjur basiron madep manteb, mutakalliman ingkang tetep. Artinya : Muridan nomor lima belas, aliman, hayan nomor tujuh belas, kemudian samian jangan lupa, terus bashiran dengan mantab, mutakalliman yang tetap. Nuli papat kinanggitan, dadi sifat mulyané utusan, sidik, tablik ora mungkur, patonah sabar kanthi srah, anteng-meneng teteping amanah. Artinya : Kemudian empat disebutkan, menjadi sifat kemuliaan utusan, sidiq, tabligh tidak mundur, fathanah sabar dengan berserah,diam tenang bersama amanah. Kaleh doso sampun kasebat, mugiyo angsal nikmating rahmat, tambah sekawan tansah ingeti, dadiho dalan sucining ati, ngertosisir Hyang Widhi. Artinya : Dua puluh sudah disebut, semoga mendapat nikmatnya rahmat, ditambah empat teruslah ingat, jadilah jalan mensucikan hati, mengetahui rahasia Yang Mahasuci. SHALAT Limang waktu dipun pesti, nyekel ngegem sucining agami, agami budikang nami Islam, rasul Muhammad dadi lantaran, tumurune sapangat, rahmat lan salam. Artinya : Lima waktu sudah pasti, memegang kesucian agama,agamabudi yang bernama Islam,rasul Muhammad yang menjadi perantara,turunnya pertolongan, rahmat, dan keselamatan. Rino wengi ojo nganti lali, menawi kiat anggoné nglampahi, kronten salat dadi tondo, tulus iklasing manah kito, nyepeng agami tanpopamekso. Artinya : Siang malam jangan lupa, jika kuatdalam menjalani, karena shalat menjadi tanda, tulus ikhlasnya hati kita, mengikuti agama tanpa dipaksa. Ngisak, subuh kanthi tuwuh, tumuli luhur lawan asar, dumugi maghrib ampun kesasar, lumampahano srah lan sabar, jangkep gangsal unénan Islam. Artinya : Isyak, Shubuh dengan penuh, kemudian Luhur dan Ashar,sampaiMaghrib jangan kesasar, jalanilah dengan pasrah dan sabar, genap lima disebut Islam. Kanthi nyebut asmané Allah, Sak niki kita badé milai, ngudari maknaingkang wigati, makna saéstu limang wektu, pramila ingsun sesuwunan, tambahing dungo panjengan. Artinya : Dengan menyebut nama Allah, sekarang kita akan mulai, mengurai makna yang tersembunyi,makna sesungguhnyalima waktu,karenanya hamba memohon,tambahnya doa Anda sekalian. ISYAK Sun kawiti lawan ngisak, wektu peteng jroning awak, mengi kinancan cahya wulan, sartané lintang tambah padang, madangi petengé dalan. Artinya : Hamba mulai dengan isyak,waktu gelap dalam jiwa,malam bersama cahaya bulan,bersanding bintang bertambah terang,menerangi gelapnya jalan. Semono ugi awak nira, wonten jroning rahim ibu, dewekan tanpa konco, amung cahyo welasing Gusti, ingkang tansah angrencangi. Artinya : Seperti itu jasad kamu,di dalam rahim seorang ibu,sendirian tanpateman, hanya cahaya kasih Tuhan, yang senantiasa menemani. SHUBUH Tumuli subuh sak wusé fajar, banjur serngéngé metu mak byar,padang jinglang sedanten kahanan, sami guyu awak kinarasan, lumampah ngudi panguripan. Artinya : Kemudian shubuh setelah fajar,lalumatahari keluar bersinar,terang benderang semua keadaan,bersama tertawa badan sehat,berjalan mencari kehidupan. Duh sedulur mangertiya, iku dadi tanda lahiring sira, lahir saking jroning batin, batin ingkang luhur, batin ingkang agung. Artinya : Wahai saudara mengertilah, itu menjadi tanda kelahiranmu, lahir dari dalam batin, batin yang luhur, batin yang agung. ZHUHUR Luhur teranging awan, tumancep duwuring bun-bunan, panas siro ngraosaké, tibaning cahyo serngéngé, lérén sedélok gonmu agawé. Artinya : Zhuhur terangnya siang,menancapdi atas ubun-ubun, panas kiranyakau rasakan, jatuhnya cahaya matahari, berhenti sebentar dalam bekerja. Semono ugo podho gatékno, lumampahing umur siro, awet cilik tumeko gedé, tibaning akal biso mbedakké, becik lan olo kelakuné. Artinya : Seperti itu juga pahamilah, perjalanan hidup kamu,dari kecil hingga dewasa,saat akal bisa membedakan, baik dan buruk perbuatanmu. ASHAR Ngasar sak durungé surup, ati-atinoto ing ati, cawésno opo kang dadi kekarep, ojo kesusu ngonmu lumaku, sakdermo buru howo nepsu. Artinya : Ashar sebelum terbenam, hati-hatilah menata hati, persiapkan apa yang menjadi keinginan, jangan tergesa-gesa kamu berjalan,hanya sekadar menuruti hawa nafsu. Mulo podho waspadaha, dho dijogo agemaning jiwa, yo ngéné iki kang aran urip, cilik, gedé tumeko tuwo, bisoho siro ngrumangsani, ojo siro ngrumongso biso. Artinya : Maka waspadalah, jagalah selalu pegangan jiwa,ya seperti ini yang namanya hidup, kecil, besar, sampai tua,bisalah engkau merasa,janganlah engkau merasa bisa. MAGHRIB Maghrib kalampah wengi, serngéngé surup ing arah kéblat, purna oléhé madangi jagad, mego kuning banjur jedul, tondo rino sampun kliwat. Artinya : Maghrib mendekati malam,matahari terbenam di arahkiblat, selesai sudah menerangi dunia, mega kuning kemudian keluar, tanda siang sudah terlewat. Duh sedérék mugiyo melok, bilih urip mung sedélok, cilik, gedé tumeko tuwa, banjur pejah sak nalika, wangsul ngersané Dzat Kang Kuwasa. Artinya : Wahai saudara saksikanlah, bahwahidup hanya sebentar, kecil, besar, sampai tua, kemudian mati seketika, kembali ke hadapan Yang Kuasa. ZAKAT Lamuno siro kanugrahan, pikantukrijki ora kurang, gunakno kanthi wicaksono, ampun supé menawi tirah, ngedalaken zakat pitrah. Artinya : Jika engkau diberi anugerah, mendapat rezeki tidak kurang, gunakanlah dengan bijaksana, jangan lupa jika tersisa, mengeluarkan zakat fitrah. Zakat lumantar ngresiki awak, lahir batin boten risak, menawi bondo tasih luwih, tumancepno roso asih, zakat mal kanthi pekulih. Artinya : Zakat untuk membersihkan diri, lahir batin tidak rusak, jika harta masih berlimpah, tanamkanlah rasa belas kasih, zakat kekayaan tanpa pamrih. Pakir, miskin, tiyang jroning paran, ibnu sabil kawastanan, lumampah ngamil, tiyang katah utang, rikab, tiyang ingkang berjuang, muallap nembé mlebu Islam. Artinya : Fakir, miskin, orang berpergian,ibnsabil dinamakan,kemudian amil, orang yang banyak hutang, budak, tiyang ingkang berjuang,muallaf yang baru masukIslam. Zakat nglatih jiwo lan rogo, tumindak becik kanthi lélo, ngraosaken sarané liyan, ngudari sifat kamanungsan, supados angsal teteping iman. Artinya : Zakat melatih jiwa dan raga,menjalankan kebajikan dengan rela,merasakan penderitaan sesame,mengurai sifat kemanusiaan, supaya mendapat tetapnya iman. PUASA Posoning rogo énténg dilakoni, cegah dahar lan ngombé jroning ari, ananging pasaning jiwa, iku kang kudhu dén reksa, tumindak asih sepining cela. Artinya : Puasa badan mudah dilakukan,mencegah makam dan minum sepanjang hari,namun puasa jiwa,itu yang seharusnya dijaga,menebar kasih sayang menjauhi pencelaan. Semanten ugi pasaning ati, tumindak alus sarengé budi, supados ngunduh wohing pakerti, pilu mahasing sepi, mayu hayuningbumi. Artinya : Demikian pula puasa hati, sikap lemah lembut sebagai cermin kehalusan budi, supaya mendapatkebaikan sesuai dengan apa yangdingini, tiada harapan yang diinginkan, kecuali hanya ketentraman dan keselamatan dalam kehidupan. HAJI Kaji dadi kasampurnan, rukun limakinebatan, mungguhing danten tiyang Islam, zarohi tanah ingkangmulyo, menawi tirah anané bondo. Artinya : Haji menjadi kesempurnaan,rukum lima yang disebutkan, untuk semua orang Islam, mengunjungi tanah yang mulia, jika ada kelebihan harta. Nanging ojo siro kliru, mahami opokang dén tuju, amergo kaji sakdermo dalan, dudu tujuan luhuring badan, pak kaji dadi tembungan. Artinya : Tapi janganlah engkau keliru,memahami apa yang dituju,karena haji hanya sekadar jalan,bukan tujuan kemuliaan badan, jika pulang dipanggil Pak Haji. Kaji ugi dadi latihan, pisahing siro ninggal kadonyan, bojo, anak lan keluarga, krabat karéb, sederek sedaya, kanca, musuh dho lélakna. Artinya : Haji juga untuk latihan, perpisahanmu meninggalkan keduniaan, istri, anak, dan keluarga,karib kerabat, semua saudara, teman dan musuh relakanlah.

KISAH SYEH JANGKUNG MEMBERI NAMA BEBERAPA DESA DI KAB. PATI

Syekh Jangkung Landhoh yaiku putrane Ki Ageng Pekiringan singjenenge Abdullah Asyiq Ibnu AbdulSyakur, dene ibune asmane Nyai Ageng Dewi Limaran. Ki Ageng lanNyai Ageng mau suwe ora di anugrahi putra lanang, mula Ki Ageng lan Nyai Ageng lunga ngadhep dwijone yaiku Sunan Muria (Raden Umar Said). Tekan ing kana, Kanjeng Sunan Muria takon apa sing dikarepake Ki Ageng Pekiringan kaliyan Nyai Ageng. Sakloron mau banjur matur marang kanjeng Sunan nyuwun peyunjuk supaya diparingi momongan lanang. Sakwise kuwi, Kanjeng Sunan banjur maringi petunjuk supaya sakloron mau sabar lan nyeyuwun marang Gusti Allah supaya diparingi momongan. Sakwise diparingi petunjuk sakloron mau pamit. Tekan ing omah Nyai Ageng leren. Bengine, Nyai Ageng sare, ing turune kuwiNyai Ageng oleh wangsit ditekanisawijining wong lanang gagah sing wis wanen rambute. Banjur Nyai Ageng nyritakake wangsite mau marang Ki Ageng, banjur diskusikake ngipine mau. Selang pirang dina, Nyai Ageng ngandhung sahingga gawe Ki Ageng lan Nyai Ageng bunggah banget amarga suwe ora diparingi anak lanang. Let suwe kandhungane mau gedhe banjur nglahirake “jabang bayi” lanang sing dijenengi “Syaridin”. Syaridin asale saka tembung Sah lan Ridho, sing artine sah lan entuk ridha saking Gusti Allah SWT. Sakwise nglairake Syaridin, ora suwe Nyai Ageng Kiringan sedha. Syaridin duweni sedulur wedok sing jenenge “Branjung”. Tilare KiAgeng lan Nyai Ageng Kiringan, Syaridin oleh warisan tanah karombakyune Branjung. Salah swijining dina Syaridin sowan anaing omahe “Branjung” lan duwenikekarepan pengen ngedol tanahe kuwi kanggo nguripi anak bojone, nanging bojone Branjungora gelem tuku. Banjur Syaridin njaluk harta warisan tinggalanne bapake. Amarga kakange ora gelem tuku tanahe mau, sebidang tanah mau ana wit duren ( Duren Sawit,sing saiki dadi desa Duren Sawit) sing mung ana sak wit lan akeh wohe, mula dheweke njaluk bagiane. Kakang ipare gelem karo panyuwune Syaridin, nanging ana syarate yaiku yen woh duren kuwi tibane bengi kuwi dadi duweke Syaridin nanging yen esuk/awan kuwi dadi duweke Nyai Branjung. Amarga woh duren tibane bengi yen awan tibane mung sithik, saenggo kakang ipare mau nyamar dadi macan dadian nganggo kulit macan. Syaridin krasa, duren sing tiba kerep ilang saenggo Syaridin njaga lan gawe senjata saka “pikulan” sing dilincipi. Amarga penasaran, Syarindin ngendap-endap yen ana duren tiba lan nyedaki. Pas arep nyedhaki, Syaridin kaget amarga ana kewan gedhe kaya macan sing njupuki durene, mula ora mikir suwe Syaridin nombak kewan mau. Nanging bareng diparani, Syaridin kaget, amarga sing dadi kewan mau kakang ipare. Saka kadadean kuwi Syaridin dilaporake marang Bupati dening “Petinggi Miyono” banjur Syaridin diadili lan diukum di penjara. Ing salah sawijining dina dheweke ngomong marang Sipire/penjaga penjara “apa aku entuk mulih?”. “Ya, nek bisa” jawabe tukang sipir mau. Banjur Syaridin mulih, kebeneran ibune “Momok” lagi dirayu dening “Petinggi Miyono”supaya gelem nglayani nafsu birahine suweni Syaridin ning penjara. Ibune Momok ora gelem banjur diperkosa dening petinggi Miyono, ing wektu bareng, Syaridin teka. Bareng weruh Syaridin, petinggi Miyono mlayu kepingkel-pingkel. Saka kadadean kuwi, Syaridin nglaporake marang Bupati. Nanging Syaridin wis balik penjara sakdurunge Petinggi Miyono tekan Kabupaten Pati. Kadadean kuwi gawe jengkele Bupati, saenggo Syaridin diukum kanthi ukuman gantung. Banjur Syaridin diukum gantung dening Bupati. Supaya ora mlayu,dheweke dilebokake ning njero peti lan dipaku. Syaridin njaluk idin karo prajurit,”apa aku entukngrewangi?”takone Syaridin. “ Ya, nek bisa” jawabe prajurit. Banjur syaridin ngrewangi maku. Kadadean kuwi gawe jengkel para prajurit lan dheweke ngeyek para prajurit karo ngomong “apa aku bisa ngrewangi narik tali gantungan pas aku digantung mengko?”. “ Bisa, nek bisa.”jawabe prajurit. Banjur Syaridin digawa menyang tiang gantungan, nanging Syaridin beraksi meneh, malah ngrewangi masang lan narik taline. Sakwise tali ditarik, Syaridin melu narik mentalke salah siji prajurit nganti “semampir” lan saka kadadean kuwi asal mula dadine desa “Semampir”, Syaridin banjur nutukkake malyu menyang ngetan lan tetep dikejar-kejar prajurit saka kabupaten Pati. Wiwit saka kuwi, Syaridin dadi buronan. Amarga dikejar-kejar prajurit terus, surasane kaya “keluk pedhut” banjur Syaridin mandheg sedhelok nyambi “ngeluk gegere” mula disabda iki bakal dadi dukuh “Ngeluk”. Suwene dadi buron, Syaridin atine ora tenang, banjur miwiti ngulandarane lan nglakoni tapa brata karo “lelaku” sing dibimbing dening guru spirituale yaiku Kanjeng Sunan Kalijaga. Wiwit kuwi Sunan Kalijaga maringijeneng “Jangkung” sing artine dijangkung utawa ditututineng ndi wae lungane lan mesthi maringi petunjuk sing disampekke lewat ati nuranine. Syaridin neruske ngulandarane sakwise bojone seda, lan putrane Momok dititipke karo mbakyune Branjung. Syaridin lunga ngulandara ing Rembang diteruske menyang wilayah Pati sisih kidul. Ana kana, Syaridin nemokake panggonan sing miturut dheweke kepenak yaiku ning ngisor wit beringin. Kesedhihane Syaridin ilang wiwit manggon ana kana, saengga Syaridin netep manggon ana kana lan gawe omah mirip masjid lan panggonan kuwi diwenehi jeneng Dukuh Landhoh. Setahun ana ing Landhoh, Syaridin bali neng Miyana. Syaridin banjur nerusake pangulandarane ing Kudus karepe arep golek guru. Syekh Jangkung banjur lunga menyang perguruan ing Kudus sing dipimpin dening Pangeran Kudus ( keturunan Sunan Kudus ). Syekh Jangkung ditampa ing perguruan kana. Sawijining dina Syekh Jangkung dikongkon kumpul bareng para santri “Murid Pesantren” Kudus, nanging Syekh Jangkung ora gelem ngaji. Seaben dina pegaweyane Syekh Jangkung ngiseni padasan, lan tawu ing selokan. Kadadean kuwi ngundhang perhatian, Pangeran Kudus banjur takon marang Syaridin “ apa selokan kuwi ana iwake?”. Syaridin njawab “ kabeh sing ana banyune kuwi mesthi ana iwake!”. Saknalika banjur Pangeran Kudus mrintah muride mriksa padasan, kendhi, bokor lan pungkasan kelapa (degan), kabeh ana iwake. Kadadean kuwi gawe Pangeran Kudus nggonduk lan rada emosi, banjur Syaridin ditakoni bab Syahadat. Syeh Jangkung ora gelem njawab. Ujug-ujug Syaridin menek wit kelapa nganti pucuk banjur nibakke awake nanging ora papa. Iku wangsulan bab Syahadat. Pangeran Kudus malah sang saya nesu, amarga dudu wangsulan kuwi sing dikarepake, nanging “ Syahadat : Asyhaduallaillaha illa ( L-Lah wa asyhadu anna Muhammada’r Rosulu ‘L-Laha sing artine “ aku bersaksi menika ora ana Gusti Pangeran kejaba Allah lan aku bersaksi menika Muhammad utusanipun Allah.” Hal kuwi dibantah Syekh Jangkung. Saknalika kuwi Syeh Jangkung dikongkon mulih dening PangeranKudus. Syekh Jangkung ora mulih ning asale, malah mertapa ana ing jero “Jumbleng”, kadadean kuwi gawe kagete wong akeh. Banjur kadadean kuwi dilaporake marang Pangeran Kudus. Para prajurit banjur diperintah ngepung jumbleng mau, saknalikaSyaridn metu, mlayu! Syaridin bisa lolos saka kejarane prajurit,akhire dheweke tutuk ing Wangan (kali cilik) banjur Syaridin adus.

Thursday, March 1, 2012

TIPS MEMILIH PASANGAN HIDUP

Manusia tidak dapat memilih siapa yang patut jadi ibu dan bapanya. Tetapi manusia masih ada ruang dan peluang untuk memilih siapa bakal pasangan hidupnya. Jika tidak boleh memilih, masakan ada pedoman agama dalam hal-hal yang harus dititik beratkan ketika pemilihan jodoh? Nabi SAW sendiri ada memberitahu kriteria atau petua dalam pemilihan pasangan hidup? Antara lain Nabi SAW bersabda: "Wanita itu dikahwini kerana dengan sebab hartanya, kecantikannya, keturunannya dan keagamaannya. Hendaklah kamu pilih yang kuat agamanya, tentu akan menenangkan kedua tanganmu."Riwayat Bukhari Muslim dan lain-lain. Memang benar bahawa jodoh dan pertemuan itu takdir ketentuan Allah. Namun ketentuan ini tidak menafikan usaha dan iktiar. Masakan dapat sagu jika tidak dipecahkan ruyungnya. Pemilihan bakal suami bagi seorang wanita adalah lebih kritikal sebenarnya. Jika tersilap pilih kerana terikutkan runtunan emosi semata-mata hingga melupakan pedoman syarak maka boleh membawa padah. Dibimbangi nanti pilihan suami tidak menyambung ke landasan utama jalan menuju syurga. Sebabnya suami sebenarnya ibarat ibusawat penghubung talian taat seorang isteri kepada Allah. Ia juga menjadi laluan turun cinta dan redha Allah SWT kepadanya. Begitu juga bagi lelaki. Jika tersilap pilih calon isteri maka besar juga risikonya. Ini disebabkan dia dipertanggungjawabkan sepenuhnya untuk memimpin seisi keluarga meniti jalan ke syurga. Kesefahaman dan kerjasama penuh daripada isterinya amat diperlukan untuk menjayakan tanggungjawab besar yang dipikulnya. Jika suami gagal mendidik danmemimpin keluarga, bukan sahaja anak isteri yang terhumban ke dalam neraka, bahkan dirinya sekali terikut sama. Di dalam Islam, wanita ada hak untuk memilih bakal suaminya. Tanggapan bahawa wanita tiada hak memilih bakal suaminya adalah salah. Dalam hal ini Abu Hurairah ra pernah mendengar Nabi SAW bersabda: Seorang wanita janda tidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta pertimbangan dan seorang gadis perawantidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta persetujuan.Riwayat Bukhari dan Muslim. Di dalam sejarah ada banyak kisah wanita mempertahankan hak memilih suami. Antaranya ialah kisah Khansa binti Khidamyang mengadu kepada Rasulullah SAW mahu dikahwinkan oleh bapanya, pada haldia tidak suka. Rasulullah SAW telah menolak keinginan bapa Khansa. (Riwayat Bukhari). Dalam satu kisah lain yang diriwayatkan Bukhari, seorang bekas hamba bernama Barirah mempertahankan haknya tidak mahu berkahwin dengan Mughis meski pun disokong oleh Nabi SAW. Apabila ditanya oleh Nabi SAW, Barirah bertanya kembali: "Wahai Rasulullah, apakah ini perintah buatku?" Nabi SAW menjawab: "Aku sekadar memberi syafaat." Lantas mendengarnya, Barirahmenolak peminangan Mughis dan Rasulullah SAW menerima keputusannya. Malah ada berlaku dalam sejarah kisah wanita yang memilih lelaki (Rasulullah SAW) dan menawarkan diri untuk jadi isteri kepada baginda. Apabila wanita itu melihat Rasulullah SAW tidak memutuskan sesuatu terhadap tawarannya itu, lantas dia duduk – (Riwayat Bukhari Muslim). Diamnya Nabi SAW bererti tindakan wanita itu tidak dihalang. Begitu juga dengan wahyu yang masih turun waktu itu. Bahkan ada diterangkan di dalam kitab fekah; apabila pilihan wanita tidak mahu diterima oleh walinya maka ketika itu berpindahlah hak kewalian Wali Mujbir kepada Wali Hakim. Asalkan pilihannya itubenar berlandaskan pedoman syariat (di mana calon suami kufu seimbang agama dan mampu mengadakan mahar) maka bapanya perlu menurutinya. Jika dalam keadaan bapanya engkar makagugurlah hak si bapa mewalikan anaknya. Menyedari tuntutan dan taruhan nikah dalam kehidupan maka sayugialah wanita menggunakan sebijak-bijaknya hak untukmemilih pasangan hidupnya. Jangan ambil mudah dan terburu nafsu membuat pilihan. Lebih-lebih lagi jangan membuat keputusan berdasarkan desakan persaingan atau bimbangkan apa orang lain kata. Maka seharusnya terlebih dahulu mencari jalan untuk memastikan bahawa bakal suami faham peranan dan tanggungjawabnya serta berpotensi menuntun ahli keluarganya ke syurga. Setelah merasa aman dan percaya terhadap pegangan agama dan hati budi calon suami maka terimalah pinangannya.Sehubungan ini Nabi SAW ada bersabda: "Apabila telah datang meminang lelakiyang dipercayai agamanya dan kejujurannya (amanah); maka terimalah pinangannya. Sebab jika pinangannya ditolak maka tunggulah terjadinya fitnah di bumi dan kerosakan yang besar.“Riwayat Tirmizi

Tuesday, February 28, 2012

PANGGILAN UNTUK KETURUNAN ROSULALLAH S.A.W BUKAN HANYA HABIB&SAYID

Panggilan Habib atau Sayyid, Syarif dan lain-lain merupakan panggilan yang sering kita dengar untuk sebutan keturunan Rasululalh saw. Sebagian masyarakat menggunakan panggilan ini dan sebagian lain tidak. Ada juga yang tidak mengakui keturunan Rasulullah saw namun ada yang tidak. Berikut adalah pendapat Prof. Dr. Hamka dalam menerangkan masalah Gelar Sayid atau Habib yang cukup bijaksana. H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijin 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirimsurat kepada Menteri Agama H.A. Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal. Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAKMA) untuk menjawabnya melalui PANJI MASYARAKAT, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya telah merata. Penulis Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi s.a.w tidaklahmeninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thaib, dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung keturunan (Nasab) beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fathimah. Zainah memberinya seorang cucu perempuan. Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kaitsurr mati muda. Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kaltsum (ganti tikar), ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau. Hanya Fathimah yang meninggal kemudian dari beliau dan hanya dia pula yang memberi beliau cucu laki-laki. Suami Fahimah adalah Ali Bin Abi Thalib. Abu Thalib adalah abang dari ayah Nabi dan yang mengasuhNabi sejak usia 8 tahun. Cucu laki-laki itu ialah Hasan dan Husain. Maka dapatlah kita merasakan, Nabi seorang manusia mengharap anak-anakFathimah inilah yang akan menyambung turunannya. Sebab itu sangatlah kasih sayang dan cinta beliau kepada cucu-cucunya ini. Pernah beliau sedang ruku si cucu masuk ke dalam kedua celah kakinya. Pernah sedang beliau Sujud si cucu berkuda ke atas punggungnya. Pernah sedang beliau khutbah, si cucu sedang ke tingkatpertama tangga mimbar. Al-Tarmidzi merawjkan dari Usamah Bin Zaid bahwa dia (Usamah) pernah melihat Hasan dan Husain berpeluk di atas kedua belah paha beliau. Lalu beliau s.a.w. berkata: Kedua anak ini adalah anakku, anak dari anak perempuanku. Ya Tuhan Aku sayang kepada keduanya”. Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Abi Bakrah bahwa Nabi pernah pulaberkata tentang Hasan; ‘Anakku ini adalah SAYYID (Tuan), moga-moga Allah akan mendamaikan tersebab dia diantara dua golongan kaum Muslimin yang berselisih. Nubuwat beliau itu tepat. Karena pada tahun 60 hijriah Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah, karena tidak suka melihat darah kaum Muslimin tertumpah. Sehingga tahun 60 itu dinamai“Tahun Persatuan”. Pernah pula beliau berkata: “kedua anakku ini adalah SAYYID (Tuan) dan pemuda-pemuda di surga kelak”. Barangkali ada yang bertanya: “Kalau begitu jelas bahwa Hasan dan Husain itu cucunya, mengapa dikatakannya anaknya”. Ini adalah pemakaian bahwa pada orang Arab, atau bangsa-bangsa Semit. Di dalam Al-Qur’an surat ke-12 (Yusuf) ayat 6 disebutkan bahwa Nabi Yakub mengharap moga-moga Allah menyempurnakan ru’matnya kepada puteranya Yusuf” sebagai mana telah disempurnakanNya ni’mat itu kepada kedua bapamu sebelumnya, yaitu Ibrahim dan Ishak. Pada hal yang bapa, atau ayah dari Yusuf adalah Ya’kub. Ishak adalah neneknya dan ibrahim adalah nenek ayahnya. Di ayat 28 Yusuf berkata: Bapa-Bapaku Ibrahim dan Ishak dan Ya’kub. Artinya nenek-nenek moyang disebut bapa, dan cucu cicit disebut anak-anak. Menghormati keinginan Nabi yang demikian, maka seluruh umat Muhammad menghormati mereka. Tidakpun beliau anjurkan, namun kaum Quraisy umumnya dan Bani Hasyim dan keturunan hasan dan Husain mendapat kehormatan istimewanya di hati kaum Muslimin. Bagi ahlis-sunnah hormat dan penghargaan itu biasa saja. Keturunan Hasan dan Husain di panggilkan orang SAYYID; kalau untuk banyak SADAT. Sebab Nabi mengatakan “Kedua anakku ini menjadi SAYYID (Tuan) dari pemuda-pemuda di syurga; Disetengah negeri di sebut SYARIF, yang berarti orang mulia atau orang berbangsa; kalau banyak ASYRAF. Yang hormat berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain itu tidak pernah berdosa, dan kalau berbuat dosa segera diampuini. Allah adalah ajaran (dari suatu aliran – penulis) kaum Syi’ah yang berlebih-lebihan. Apatah lagi di dalam Al-Qur’an, surat ke-33 “Al-Ahzab”, ayat 30, Tuhan memperingatkan kepada isteri-isteri Nabi bahwa kalau mereka berbuat jahat, dosanya lipat ganda dari dosa orang kebanyakan. Kalau begitu peringatan Tuhan kepada isteri-isteri Nabi, niscaya demikian pula kepada mereka yang dianggap keturunannya. MENJAWAB pertanyaan tentang benarkah Habib Ali Kwitang dan Habib Tanggul keturunan Rasulullah s.a.w ? Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Philipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan Pembangunan Kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang dipernankan di Aceh. Syarif Kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah Bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi Raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa Sayid Al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa Sayid bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayid Jamalullail. Yang dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun-temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari Hadramautdari keturunan Isa Al-Muhajir dan Faqih Al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatasa. Assagaf,Alkaf, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Assiry, Al-Aidid, Al Jufri, Albar, Almussawa, Ghatmir, bin Agil, Alhadi, Basyarban, Bazzar;ah. Bamakhramah. Ba;abud. Syaikhan, Azh-Zhahir, bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan Almarhum Sayid Muhammad Bin Abdurrahman bin Syahab telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari “Ubaidillah Bin Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Ahmad Bin isa Al-Muhajir Ilallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadhramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad Bin Isa Al Muhajir Bin Muhammad Al-Naqib bin Ali Al-Aridh Bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zainal Abidin Bin Husain As-Sibthi Bin Al Bin Abi Thalib. As-Sabthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathurmah binti Rasulullah s.a.w Sungguhpun yang terbanyak adalah keturunan Husain dari hadhramautitu, ada juga yang keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan Syarif-syarif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggilkan Tuan Sayid, mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Sarawak dan Sabbah disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah tersebar di seluruh dunia. Di negeri-negeri besar sebagai Mesir, Baghdad, Syam dan lain-lain mereka adalah NAQIB yaitu yang bertugasmencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan itu. Di saat sekarangumumnya telah mencapai 36.37.38 silsilah sampai kepada Sayidina Ali dan Fathimah. Dalam pergolakan aliran lama dan aliran baru di Indonesia, pihak al-Irsyad yang menandatang dominasi kaum Baalwi menganjurkan agar yang menganjurkan agar yang bukan keturunan Hasan dan Husainmemakai juga titel Sayid dimuka namanya. Gerakan ini sampai menjadipanas. Tetapi setelah keturunan Arab Indonesia bersatu, tidak pilih keturunan Alawy atau bukan, dengan pimpinan A.R Baswedan, mereka anjurkan menghilangkan perselisihan dan masing-masing memanggil temannya dengan “Al-Akh”, artinya Saudara. Maka baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad Bin Isa Al-Muhajir yang berpindah dari Bashrah ko Hadramaut itu, dan Ahmad Bin Isa tersebut adalah cucu tingkat ke-6 dari cucu Rasulullah Husain Bin Ali Bin Abi Thalib itu. Kepada keturunan-keturunan itu semuanya kita berlaku hormat, dan cinta, yaitu hormat dan cinta orang Islam yang cerdas, yang tahu harga diri. Sehingga tidak diperbodoh oleh orang-orang yang menyalahgunakan keturunannya itu. Dan mengingatjuga akan sabda Rasulullah s.a.w.: janganlah sampai orang lain datang kepadakua dengan amalnya, sedang kamu datang kepadaku dengan membawa nasab dan keturunan kamu, dan pesan beliau pula kepada puteri kesayangannya, Fathimah Al-Batul, ibu dari cucu-cucu itu: “Hai Fathimah binti Muhammad. Beramallah kesayanganku. Tidaklah dapat aku, ayahmu menolongmu dihadapan Allah sedikitpun”. Dan pernah beliau bersabda: “Walaupun anak kandungku sendiri, Fathimah, jika dia mencuri aku potong juga tangannya”. Sebab itu kita ulangilah seruan dari seorang anak ulama besar Alawy yang telah wafat di Jakarta ini, yaitu Sayid Muhammad Bin Abdurrahman Bin Syahab, agar generai-generasi yang datang kemudian dari turunan “Alawy memegang teguh Agama Islam, menjaga pusaka nenek-moyang, jangan sampai tenggelam kedalam peradaban Barat. Seruan beliau itupun akan telah memelihara kecintaan dan hormat Ummat Muhammad kepada mereka.

MBAH DULLAH SALAM Kajen

KH. Abdullah Salam Kajen Berperawakan gagah, Hidung mancung. Mata menyorot tajam. Kumis dan jenggotnya yang putih perak, menambah wibawanya. Hampir selalu tampil dengan pakaian putih-putih bersih, menyempurnakan kebersihan rautmukanya yang sedap dipandang. Melihat penampilan dan rumahnyayang tidak lebih baik dari gotakantempat tinggal santri-santrinya, mungkin orang akan menganggapnya miskin; atau minimal tidak kaya. Tapi tengoklah; setiap minggu sekali pengajiannya diikuti oleh ribuan orang dari berbagai penjuru dan… semuanya disuguh makan. Selain pengajian-pengajian itu, setiap hari beliau menerima tamu dari berbagai kalangan yang rata-rata membawa masalah untuk dimintakan pemecahannya. Mulai dari persoalan keluarga, ekonomi, hingga yang berkaitan dengan politik. Bahkan pedagang akik dan minyak pun beliau terimadan beliau ‘beri berkah’ dengan membeli dagangan mereka. Ketika beliau masih menjadi pengurus (Syuriah) NU, aktifnya melebihi yang muda-muda. Seingatsaya, beliau tidak pernah absen menghadiri musyawarah semacam Bahtsul masaail, pembahasan masalah-masalah yang berkaitan dengan agama, yang diselenggarakan wilayah maupun cabang. Pada saat pembukaan muktamar ke 28 di Situbondo, panitia meminta beliau –atas usul kiai Syahid Kemadu—untuk membuka Muktamar dengan memimpin membaca Fatihah 41 kali. Dan beliau jalan kaki dari tempat parkir yang begitu jauh ke tempat sidang, semata-mata agar tidak menyusahkan panitia. Semasa kondisi tubuh beliau masihkuat, beliau juga melayani undangan dari berbagai daerah untuk memimpin khataman Quran,menikahkan orang, memimpin doa,dsb. Ketika kondisi beliau sudah tidak begitu kuat, orang-orang pun menyelenggarakan acaranya di rumah beliau. Saya pernah kebetulan sowan, agak kaget di rumah beliau ternyata banyak sekali orang. Belakangan saya ketahui bahwa Mbah Dullah sedang punya gawe. Menikahkan tiga pasang calon pengantin dari berbagai daerah. Mbah Dullah, begitu orang memanggil kiai sepuh haamilul Qur’an ini, meskipun sangat disegani dan dihormati termasuk oleh kalangan ulama sendiri, beliautermasuk kiai yang menyukai musyawarah. Beliau bersedia mendengarkan bahkan tak segan-segan meminta pendapat orang, termasuk dari kalangan yang lebih muda. Beliau rela meminjamkan telinganya hingga untuk sekedar menampung pembicaraan-pembicaraan sepele orang awam. Ini adalah bagian dari sifat tawaduk dan kedermawanan beliau yang sudahdiketahui banyak orang. Tawaduk atau rendah hati dan kedermawanan adalah sikap yanghanya bisa dijalani oleh mereka yang kuat lahir batin, seperti Mbah Dullah. Mereka yang mempunyai (sedikit) kelebihan, jarang yang mampu melakukannya. Mempunyai sedikit kelebihan, apakah itu berupa kekuatan, kekuasaan, kekayaan, atau ilmu pengetahuan, biasanya membuat orang cenderung arogan atau minimal tak mau direndahkan. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Berbeda dengan rendah hati yang muncul dari pribadi yang kuat, rendah diri muncul dari kelemahan. Mbah Dullah adalah pribadi yang kuat dan gagah luar dalam. Kekuatan beliau ditopang oleh kekayaan lahir dan terutama batin. Itu sebabnya, disamping dermawan dan suka memberi, Mbah Dullah termasuk salah satu –kalau tidak malah satu-satunya – kiai yang tidak mudah menerima bantuan atau pemberian orang, apalagi sampai meminta. Pantangan. Seolah-olah beliau memang tidak membutuhkan apa-apa dari oranglain. Bukankah ini yang namanya kaya? Ya, mbah Dullah adalah tokoh yang mulai langka di zaman ini. Tokoh yang hidupnya seolah-olah diwakafkan untuk masyarakat. Bukan saja karena beliau punya pesantren dan madrasah yang sangat berkualitas; lebih dari itu sepanjang hidupnya, mbah Dullah tidak berhenti melayani umat secara langsung maupun melalui organisasi (Nahdlatul Ulama). Mungkin banyak orang yang melayani umat, melalui organanisi atau langsung; tetapi yang dalam hal itu, tidak mengharap dan tidak mendapat imbalan sebagaimana mbah Dullah, saya rasa sangat langka saat ini. Melayani bagi mbah Dullah adalah bagian dari memberi. Dan memberiseolah merupakan kewajiban bagi beliau, sebagaimana meminta –bahkan sekedar menerima imbalan jasa-- merupakan salah satu pantangan utama beliau. Beliau tidak hanya memberikan waktunya untuk santri-santrinya,tapi juga untuk orang-orang awam. Beliau mempunyai pengajianumum rutin untuk kaum pria dan untuk kaum perempuan yang beliau sebut dengan tawadluk sebagai ‘belajar bersana’. Merekayang mengaji tidak hanya beliau beri ilmu dan hikmah, tapi juga makan setelah mengaji. Pernah ada seorang kaya yang ikut mengaji, berbisik-bisik: “Orangsekian banyaknya yang mengaji kok dikasi makan semua, kan kasihan kiai.” Dan orang ini pun sehabis mengaji menyalami mbah Dullah dengan salam tempel, bersalaman dengan menyelipkan uang. Spontan mbah Dullah minta untuk diumumkan, agar jamaah yang mengaji tidak usah bersalaman dengan beliau sehabismengaji. “Cukup bersalaman dalamhati saja!” kata beliau. Konon orang kaya itu kemudian diajak beliau ke rumahnya yang sederhana dan diperlihatkan tumpukan karung beras yang nyaris menyentuh atap rumah, “Lihatlah, saya ini kaya!” kata beliau kepada tamunya itu. Memang hanya hamba yang fakir ilaLlah-lah, seperti mbah Dullah, yang sebenar-benar kaya. Kisah lain; pernah suatu hari datang menghadap beliau, seseorang dari luar daerah dengan membawa segepok uang ratusan ribu. Uang itu disodorkan kepada mbah Dullah sambil berkata: “Terimalah ini, mbah, sedekah kami ala kadarnya.” “Di tempat Sampeyan apa sudah tak ada lagi orang faqir?” tanya mbah Dullah tanpa sedikit pun melihat tumpukan uang yang disodorkan tamunya, “kok Sampeyan repot-repot membawa sedekah kemari?” “Orang-orang faqir di tempat saya sudah kebagian semua, mbah; semua sudah saya beri.” “Apa Sampeyan menganggap sayaini orang faqir?” tanya mbah Dullah. “Ya enggak, mbah …” jawab si tamu terbata-bata. Belum lagi selesai bicaranya, mbah Dullah sudah menukas dengan suara penuh wibawa: “Kalau begitu, Sampeyan bawa kembali uang Sampeyan. Berikan kepada orang faqir yang memerlukannya!” Kisah yang beredar tentang ‘sikap kaya’ mbah Dullah semacamitu sangat banyak dan masyhur dikalangan masyarakat daerahnya. Mbah Dullah ‘memiliki’, di samping pesantren, madrasah yang didirikan bersama rekan-rekannya para kiai setempat. Madrasah ini sangat terkenal danberpengaruh; termasuk –kalau tidak satu-satunya— madrasah yang benar-benar mandiri denganpengertian yang sesungguhnya dalam segala hal. 32 tahun pemerintah orde baru tak mampu menyentuhkan bantuan apa pun ke madrasah ini.Orientasi keilmuan madrasah ini pun tak tergoyahkan hingga kini. Mereka yang akan sekolah dengan niat mencari ijazah atau kepentingan-kepentingan di luar ‘menghilangkan kebodohan’, jangan coba-coba memasuki madrasah ini. Ini bukan berarti madrasahnya itutidak menerima pembaruan dan melawan perkembangan zaman. Sama sekali. Seperti umumnya ulama pesantren, beliau berpegang kepada ‘Al-Muhaafadhatu ‘alal qadiemis shaalih wal akhdzu bil jadiedil ashlah’, Memelihara yang lama yang relevan dan mengambil yangbaru yang lebih relevan. Hal ini bisa dilihat dari kurikulum, sylabus, dan matapelajaran-matapelajaran yang diajarkan yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Singkat kata, sebagai madrasah tempat belajar, madrasah mbah Dullah mungkin sama saja dengan yang lain. Yang membedakan ialahkarakternya. Agaknya mbah Dullah –rahimahuLlah — melalui teladan dan sentuhannya kepada pesantren dan madrasahnya, ingin mencetak manusia-manusia yang kuat ‘dari dalam’; yang gagah ‘dari dalam’; yang kaya ‘dari dalam’; sebagaimana beliau sendiri. Manusia yang berani berdiri sendiri sebagai khalifah dan hanya tunduk menyerah sebagai hamba kepada Allah SWT. Bila benar; inilah perjuang yang luar biasa berat. Betapa tidak? Kecenderungan manusia di akhir zaman ini justru kebalikan dari yang mungkin menjadi obsesi mbah Dullah. Manusia masa kini justru seperti cenderung ingin menjadi orang kuat ‘dari luar’; gagah ‘dari luar’; kaya ‘dari luar’,meski terus miskin di dalam. Orang menganggap dirinya kuat bila memiliki sarana-sarana dan orang-orang di luar dirinya yang memperkuat; meski bila dilucuti dari semua itu menjadi lebih lemahdari makhluk yang paling lemah. Orang menganggap dirinya gagah bila mengenakan baju gagah; meski bila ditelanjangi tak lebih dari kucing kurap. Orang menganggap dirinya kaya karena merasa memiliki harta berlimpah; meski setiap saat terus merasa kekurangan. Waba’du; sayang sekali jarang orang yang dapat menangkap kelebihan mbah Dullah yang langka itu. Bahkan yang banyak justru mereka yang menganggap dan memujanya sebagai wali yangmemiliki keistimewaan khariqul ‘aadah. Dapat melihat hal-hal yang ghaib; dapat bicara dengan orang-orang yang sudah meninggal; dapat menyembuhkan segala penyakit; dsb. dst. Lalu karenanya, memperlakukan orangmulia itu sekedar semacam dukun saja. Masya Allah! Ke-’wali’-an Mbah Dullah –waLlahua’lam-- justru karena sepanjang hidupnya, beliau berusaha --dan membuktikan sejauh mungkin-- melaksanakan ajaran dan keteladanan pemimpin agungnya, Muhammad SAW, terutama dalam sikap, perilaku, dan kegiatan-kegiatan beliau; baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama hambaNya. Begitulah; Mbah Dullah yang selalumemberikan keteduhan itu telah meninggalkan kita di dunia yang semakin panas ini. Beliau sengaja berwasiat untuk segera dimakamkan apabila meninggal. Agaknya beliau, seperti saat hidup, tidak ingin menyusahkan atau merepotkan orang. Atau, siapa tahu, kerinduannya sudah tak tertahankan untuk menghadap Khaliqnya. Dan Ahad, 25 Sya’ban 1422 / 11 November 2001 sore, ketika MbahDullah dipanggil ke rahmatuLlah, wasiat beliau pun dilaksanakan. Beliau dikebumikan sore itu juga di dekat surau sederhananya di Polgarut Kajen Pati. “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-sejatiKu, dan masuklah ke dalam sorgaKu!” Selamat jalan, Mbah Dullah! AnnasakumuLlah ilaa yaumi yub’atsuun! 

Wednesday, February 22, 2012

IMAN DAN AL- QUR’AN: CAHAYA ALLAH DI HATI ORANG BERIMAN

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan- akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya) yang minyaknya (saja) hampir- hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis- lapis), Allah membimbing kepada cahaya- Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Annisa : 35) Cahaya adalah makhluk Allah yang dibutuhkan oleh kehidupan semua makhluk yang ada di alam semesta ini. Manusia dan semua makhluk hidup tidak akan bertahanhidup tanpa cahaya matahari. Keindahan apapun di dalam kehidupan ini tidak akan terlihat, kecuali setelah tersinari oleh cahaya, dan sebagai manusia, mustahil dapat beraktifitas tanpa cahaya. Untuk itulah, Allah menekankan pentingnya kalimat cahaya, agar semua petunjuk- petunjuk Allah akan bersinar bagaikan terangnya cahaya yang menerangi ufuk langit dan bumi. Gambaran ayat di atas menerangkan bagaimana cahaya petunjuk Allah menyinari kehidupan manusia, yang menggetarkan segenap perasaan, akal, hati, dan anggota tubuh manusia, agar menyatu dengan seluruh makhluk Allah bersama luapan cahaya Allah. Dengan cahaya itulah manusia akan dijamin hidup dalam kesucian,terlepas dari beban beratnya kehidupan, mampu tinggal landas manuju kepada kehidupan yang lebih tinggi, yang semuanya dihiasi dengan keindahan ukhuwah, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa. Ibnu Abbas menjelaskan, “Allah adalah pemberi petunjuk kepada semua makhluk yang ada di langit dan bumi. Allahlah yang mengurus bintang- bintang, matahari, dan bulan.” Ubay bin Ka’ab, “Itulah seorang muknin yang telah Allah jadikan iman dan Al- Qur’an dalam dadanya. Maka, Allah jadikan perumpamaan semisalnya, dengan memulai cahaya diri-Nya, kemudianmenyebutkan cahaya orang yang beriman. Maka, maksud ayat di atas, perumpamaan cahaya orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang beriman yang telah menjadikan iman dan Al- Qur’an dalam dadanya.” Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Dan begitulah perumpamaan cahaya-Nya. Kata ganti cahaya- Nya di ayat ini bisa dipahami dengan dua pemahaman, Pertama, kembali kepada Allah, yakni cahaya Allah seperti petunjukAllah di hati orang yang beriman. Kedua, kembali kepada orang yang beriman sesuai konteks pembicaraan. Jadi, pemahamannya ialah perumpamaan cahaya orang yang beriman di dalam hatinya bagaikan Zujajah (kaca, yang jernih berkilau bagiakan bintang). Sedangkan Al-Qur’an dan syariat diumpakan dengan minyak zaitun, yang aslinya sudah berkilau dengansendirinya tanpa unsur eksternal. 1. Cahaya adalah seseuatu yang paling dibutuhkan oleh manusia Dan Al- Qur’an itulah sebagai cahaya Allah yang sudah seharusnya menjadi sesuatu yang dibutuhkan manusia, sebagaimana makhluk hidup apa pun akan mati tanpa cahaya. Jadi, manusia pasti akan mati tanpa Al-Quan, sebelum mati secara biologis. Karena tanpa Al- Qur’an akan menciptakan kehidupan yang gelap, menabrak kanan kiri tanpa arah yang jelas. 2. Dengan cahaya Al- Qur’an, semua tantangan hidup akan teratasi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah pribadi yang telah membuktikan peran efektif cahaya Allah ini (Al- Qur’an) dalam mengatasi tantangan kehidupan yang berat, yakni ketika berdakwah di Thaif dilempari batu oleh masyarakat. Saat itu beliau berdoa : “Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari dengannya semua kegelapan, danakan menjadi baik di atas sinar ituseluruh urusan dunia dan akhirat.” Dan saat pulang dari Mi’raj, Rasulullah SAW ditanya oleh Aisyah, “Apakah kamu melihat Rabbmu?” Rasulullah SAW menjawab, “Dia adalah cahaya, bagaimana aku bisa melihatNya.” 3. Ayat di atas merupakan perumpamaan yang aksiomatik bagi manusia Untuk itulah, Allah jelaskan kepada manusia dengan wahyu- Nya. Namun, Allah Mahatahu manusia manakah yang berhak mendapat cahaya hidayah Allah, dengan yang tidak berhak. Rasulullah SAW memberikan gambaran jenis- jenis manusia yang mendapat hidayah dengan yang tidak, “Hati manusia itu ada empat jenis: (1) Hati yang bersih bagaikan lampu yang bersinar terang. Inilah hati orang yang beriman yang di balik terangnya terdapat cahaya. (2) Hati yang tertutup terikat kuat oleh penutupnya. Inilah hati orang kafir. (3) Hati yang terbalik yakni hati orang yang munafik yang kondisinya mengetahui kebenaran tapi mengingkarinya. (4) Hati yang terkuak, yaitu hati yang di dalamnya ada sifat iman dan kemunafikan. Dan perumpamaan iman adalah seperti tanaman yang terus tersirami oleh air yang jernih. Sedangkan perumpamaan kemunafikan seperti borok yang terus mengeluarkan darah dan nanah; mana saja dari dua materi itu lebih dominan, maka akan mengalahkan yang tidak dominan.”(HR. Ahmad dengan isnad yang bagus)

Sunday, February 19, 2012

SILSILAH SYEH JANGKUNG

1. Nabi Muhammad SAW 2. Sayidatu Fatimah Az-Zahroh 3. Sayid Imam Khusain 4. Sayid Ali Zainal Abidin 5. Sayid Muhammad Al- BaQir 6. Sayid Jafar ShodiQ 7. Sayid Ali Al- Aridi 8. Sayid Muhammad An-NaQi 9. Sayid Isa Al-Basyir 10. Sayid Ahmad Muhajir11. Sayid Ubaidilah 12. Sayid Alwi Syakar 13. Sayid Mahmud 14. Sayid Alwi 15. Sayid KholaQ Qosam 16. Sayid Muhammad Shobib Murobat 17. Sayid Hadrol Maut 18. Sayid Abdul Muluk Muhajir 19. Sayid Abdullah Kan 20. Sayid Ahmad Jamaluddin Syah 21. Sayid Jamaludin Akbar 22. Sayid Nur Alam 23. Sayid Abdullah 24. Sayid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) 25. Robi'ah Attaji (Sekar Tanjung) + Raden Singa Parna (Syeh Syafi'i) 26. Raden Syarifudin (Syeh Jangkung) PUTRA SYEH JANGKUNG 1. Momok Mu'min (Landoh Pati) 2. Momok Hasan Besari (Tirto Kusumo Cirebon) 3. Momok Hasan Aji (Palembang) PP. Nurul Jadid Landoh

Perumpamaan Api Neraka

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Allah Ta'ala mengutus malaikat Jibril as kepada malaikat Malik supaya mengambil sebagian dari api neraka untuk keperluan Adam memasak makanan. \ Malaikat Malik berkata: Wahai Jibril, berapa api yang engkau kehendaki dari neraka? Jibril : Kira‑kira sebutir kurma. Malik : Wahai Jibril, sekiranya aku berikan kepadamu api neraka sebesar sebutir kurma, niscaya hancurlah tujuh langit dantujuh bumi karena panasnya. Jibril : Bagaimana kalau hanya separuhnya saja? Malik : Andaikata apa yang engkau kehendaki itu aku berikan, niscaya tidak akan ada air di langit walau setetes pun dan tak akan tumbuh satu pun tumbuh‑tumbuhan di bumi. (Kemudian Jibril menghadap Allah dan berkata) Jibril : Ya Tuhanku, seberapa aku harus mengambil api dari neraka? Allah : Ambillah sebesar debu. Maka Jibril mengambil api sebesar debu, lalu ia menyelamkannya dalam sungai sampai 70 (tujuh puluh) kali. Kemudian ia memberikannya kepada Adam as dan Jibril meletakkannya di atas gunung yang menjulang tinggi, gunung musnah. Akhirnya api itu dikembalikan lagi pada tempatnya. Adapun asapnyatertinggal pada batu‑batu dan besi‑besi sampai sekarang. Dan dapatlah dibayangkan betapapanasnya kalau percikan‑percikanapi neraka itu seperti yang dilukiskan oleh Allah dalam Al‑Qur'an: Sesungguhnya neraka itu melontarkan percikan‑percikan api sebesar balok. (QS, Al‑Mursalat, 77:32) Malaikat Jibril as pernah memberi gambaran kepada Nabi MuhammadSaw tentang neraka. Begini: Andaikata neraka itu dibuka selubang jarum di arah timur maka terbakarlah penduduk bagian barat karena sangat panasnya. Dan andaikata pakaian ahli neraka digantungkan diantara langit dan bumi, maka matilah mereka karena sangat panasnya. Dan andaikan satu hasta rantai yang telah disebutkan Allah dalam kitab‑Nya itu diletakkan pada gunung maka hancurlah gunung itu hingga menembus tujuh bumi. Dan andaikata seorang lelaki dari ahli neraka yang disiksa berada di arah barat maka sungguh akan hanguslah orang yang berada di arah timur karena sangat hebatnya siksaanya

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu: أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ “ Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasatas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). YaRabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur. ” (HR. Muslim) Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiaphari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka. Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِالْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِالْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksakubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal. ” (HR. Bukhari dan Muslim) Bahkan mengingat neraka tidakluput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa: رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ “ Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. ” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali. . . . mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ " Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. " (QS. Al Baqarah: 201) Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hatibeliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Kenapa harus mengingat neraka? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalamkenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Neraka dalam Al-Qur’an Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala: هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ “ Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka salingbertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akandibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepalamereka. ” (QS. Al-Hajj: 19) Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka! Kita bisa bayangkan, kalau sajakita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalauyang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnyaberlipat-lipat dari panasnya dunia. Kemudian Allah melanjutkan, يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ “ Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). ” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka. Selanjutnya Allah berfirman, وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ “ Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. ” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “ Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini". ” (QS. Al-Hajj: 22) . . tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ “ Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan. Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas. Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kitadipaksa meminum secangkir kopiatau teh yang sedang mendidihdengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga. “ Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu'alaihi wasallam , “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam . Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka, لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ “ Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). ” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghunineraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi. Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-anganmereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir. وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُواوَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا “ Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak(pula) diringankan dari mereka adzabnya. ” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksaadalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan merekatidak bisa mati. “ Setiap kali kulitmereka hangus, Kami ganti kulitmereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. ” (QS. Al-Nisa’: 56) Ahli neraka ingin sekalimati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Karena itulah, wahai saudarakuseiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka, وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ “ Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". ” (QS. Al-zukhruf: 77) Maka Malikat Malik menjawab, " Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapikebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. ” (QS. Al-Zukhruf: 77-78) Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “ Maka pada hari itu tiada seorang pun yangmenyiksa seperti siksa-Nya, ” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahuwa Ta'ala . Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, . . . agar hati ini takut dan khawatirterhadapnya. Sehinggadia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Makabagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akanbertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankandengan semestinya. Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin!