Saturday, April 30, 2016

TANDA 100 HARI MENJELANG KEMATIAN MANUSIA



Bismillahirrohmanirrohim.
" TANDA-TANDA KEMATIAN "
ALLAH Subhanahu Wata'ala telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian..
Tanda 100 hari menjelang ajal : Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya,
Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa..
Tanda 40 hari menjelang kematian : Selepas Ashar, jantung berdenyut - denyut.. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur..
Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari..
Tanda 7 hari menjlang ajal : Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan..
Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu..
Tanda 3 hari menjelang ajal : Terasa denyutan ditengah dahi, Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang
memandikan kita nanti..
Tanda 1 hari sebelum kematian : Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun,
menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya..
Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat..
Sahabatku yang budiman, subhanALLAH, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya..
Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng- kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup..
Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya..
SubhanALLAH..
Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang- orang yang terpilih.. Dan semoga
kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada..
Dan semoga akhir hidup kita semua Husnul Khatimah,
Aamiin..
Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:
1. Biarkan info ini tetap dalam blog ini atau2. Share info ini ke sejumlah orang yang Anda kenal dan Insya Allah ridha
Allah akan anugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.


Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.


Sunday, January 10, 2016

SYI'IR KI AGENG SELO BESERTA MAKNANYA

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا. وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا. وَنُوْرِ 
اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA.

MUHAMMADIN THIBBIL QULUBI WADAWAIHA.

WA'AFIYATIL ABDANI WA SYIFA'IHA.

WA NUURIL ABSHOORI WADLIYAAIHA.

WA ALAA ALIHI WASHOHBIHI WASALLIM.

Arti : "Ya Allah curahkanlah rahmat kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Semoga sholawat dan salam tercurahkan pula kepada keluarga serta para shahabat-shahabatnya”



PEPALI KI AGENG, SELO AMBERKAHI

OJO GAWE ANGKUH, OJO LADAK LAN OJO JAHIL

OJO ATI SERAKAH LAN OJO CELIMUT,

OJO BURU ALEMAN LAN OJO LADAK

WONG LADAK PAN GELIS MATI, LAN OJO ATI NGIWO

Arti "Larangan Ki Ageng Selo yang memberkahi, Jangan sombong, jangan bengis,dan jangan jahil. Jangan serakah dan jangan panjang tangan, jangan mencari pujian dan jangan angkuh. Orang yang angkuh akan cepat mati. dan jangan berkehendak negatif"


NIRUHO WONG MULYO, HABAIB ULOMO

NIYAT HORMAT GOLEK TSAWAB UJAR BERKAH KANG MINULYO

OJO SAMPE MODO, ORA KENO NYELO

LUWIH BECIK DEREK TINDAK LAMPAH PINUJI MINULYO

TEMBUNG ALUS ATI ATI, LUNGGUHE OJO SEMBRONO

Arti : "Tirulah orang mulia, seperti para habaib dan ulama. Berniat untuk menghormati, mencari pahala dan keberkahan dari nasihat orang mulia. jangan sampai menghina, jangan menyela. Lebih baik ikut aktivitasnya orang mulia. bicara dengan halus dan hati-hati, duduknya jangan seenaknya sendiri"

SOPO NANDUR BAGUS, BAKAL PANEN UGO

SENENG AYEM BAHAGIA, ANAK PUTU SAK KLUWARGO

LAMUN DADI PENGGEDE, PRINTAH ANAK BUAHE

OJO NGANTI KERAS KAKU, SAK SENENG KAREPE DEWE

DADIYO SIRO PELINDUNG, PRINTAH KELAWAN KIRO KIRO

Arti: 
"Siapa yang menanam kebaikan, pasti akan panen juga. Senang tenang dan bahagia bersama anak cucu sekeluarga. Ketika jadi pejabat, saat memerintah anak buahnya. Jangan sampai keras dan kaku seenaknya sendiri. Jadilah engkau pelindung, memerintah dengan penuh perhitungan"


ILING LAN WASPODO, DAWUH KANG UTOMO

SENENGNO JIWAMU LAN ATIMU, OJO SALAH TOMPO

PITUTUR KANG LUHUR, PRINTAHE AGOMO

OJO SIMPANG SIUR, TINDAK NGAWUR NDADEKNO SENGSORO

DADIYO WONG AGUNG KANG MINULYO, TUMINDAK SEMPURNO

Arti: "Ingat dan Waspada, Nasihat itu yang utama. Senangkan jiwa dan hatimu dan jangan salah paham. Nasihat yang baik, perintah agama. Jangan mudah simpang siur, bertindak ngawur sehingga membuat sengsara. Jadilah engkau orang yang agung lagi mulia yang bertindak dengan sempurna"


NINDAKI KEWAJIBAN, KANTI DASAR IMAN

AKHLAQ BAGUS TUMUS, SABAR ALUS NOTO ATI MAPAN

TA'AT LAN NGABEKTI, PERINTAHE GUSTI

NINDAKNO NGIBADAH, NETEPI PRINTAH AMAL KANG PINUJI

NYADONG RIDLO RAHMAT LAN SYAFA'AT SAKING KANJENG NABI.

Arti: "Melaksanakan kewajiban dengan dasar iman, Akhlak yang bagus , sabar, halus serta dapat menata hati. Taat dan berbakti terhadap perintahnya Tuhan, Melaksanakan ibadah, menjalankan perintah sebagai amal yang utama. Mengaharap ridho dan rahmat serta syafaat dari Nabi saw."

Sunday, December 22, 2013

UCAPAN SELAMAT HARI NATAL MENURUT GUS DUR

Sejak dulu sebenarnya masalah seperti ini sudah menjadi polemik di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Ada sebagian yang menilai haram, ada juga yang tidak. Nah, untuk memperkaya referensi, ada baiknya anda tahu bagaimana pendapat Gus Dur soal masalah ini.

Gus Dur pernah menulis artikel di Koran Suara Pembaruan pada 20 Desember 2003 berjudul: Harlah, Natal dan Maulid. Menurut Gus Dur , kata Natal yang menurut arti bahasa sama dengan kata harlah (hari kelahiran), hanya dipakai untuk Nabi Isa al-Masih belaka. Jadi ia mempunyai arti khusus, lain dari yang digunakan secara umum -seperti dalam bidang kedokteran ada istilah perawatan pre-natal yang berarti "perawatan sebelum kelahiran".

Dengan demikian, maksud istilah 'Natal' adalah saat Isa Al-Masih dilahirkan ke dunia oleh 'perawan suci' Maryam. Karena itulah ia memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia.

Sedangkan Maulid, Gus Dur menjelaskan, adalah saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi atau dalam dunia barat dikenal sebagai Saladin, dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi. Tujuannya untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam perang Salib (crusade).

Dia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, enam abad setelah Rasulullah wafat. Peristiwa Maulid itu hingga kini masih dirayakan dalam berbagai bentuk, walaupun Dinasti Sa'ud melarangnya di Saudi Arabia. Karya-karya tertulis berbahasa Arab banyak ditulis dalam puisi dan prosa untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad itu.

Dengan demikian, Gus Dur melanjutkan, dua kata (Natal dan Maulid) mempunyai makna khusus, dan tidak bisa disamakan. Dalam bahasa teori Hukum Islam (fiqh) kata Maulid dan Natal adalah "kata yang lebih sempit maksudnya, dari apa yang diucapkan" (yuqlaqu al'am wa yuradu bihi al-khash). Penyebabnya adalah asal-usul istilah tersebut dalam sejarah perkembangan manusia yang beragam. Artinya jelas, Natal dipakai orang-orang Kristiani, sedangkan maulid dipakai orang-orang Islam.

Menurut Gus Dur , Natal dalam kitab suci Alquran disebut sebagai "yauma wulida" (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: "kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)" (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud. Sebaliknya, firman Allah dalam surat al-Maryam: "Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku" (al-salamu 'alaiyya yauma wulidtu), jelas-jelas menunjuk kepada ucapan Nabi Isa.

Bahwa kemudian Nabi Isa 'dijadikan' Anak Tuhan oleh umat Kristiani, adalah masalah lain lagi. Artinya, secara tidak langsung Natal memang diakui oleh kitab suci al-Qur'an, juga sebagai kata penunjuk hari kelahiran beliau, yang harus dihormati oleh umat Islam juga. Bahwa, hari kelahiran itu memang harus dirayakan dalam bentuk berbeda, atau dalam bentuk yang sama tetapi dengan maksud berbeda, adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan.

"Jika penulis ( Gus Dur ) merayakan Natal adalah penghormatan untuk beliau (Isa) dalam pengertian yang penulis yakini, sebagai Nabi Allah SWT."

Dengan demikian, Gus Dur melanjutkan, "menjadi kemerdekaan bagi kaum Muslimin untuk turut menghormati hari kelahiran Nabi Isa, yang sekarang disebut hari Natal. Mereka bebas merayakannya atau tidak, karena itu sesuatu yang dibolehkan oleh agama. Penulis ( Gus Dur ) menghormatinya, kalau perlu dengan turut bersama kaum Kristiani merayakannya bersama-sama."

Dalam litelatur fiqih, Gus Dur mengimbuhkan, jika seorang muslim duduk bersama-sama dengan orang lain yang sedang melaksanakan peribadatan mereka, seorang Muslim diperkenankan turut serta duduk dengan mereka asalkan ia tidak turut dalam ritual kebaktian. Namun hal ini masih merupakan ganjalan bagi kaum muslimin pada umumnya, karena kekhawatiran mereka akan dianggap turut berkebaktian yang sama.

"Karena itulah, kaum Muslimin biasanya menunggu di sebuah ruangan, sedangkan ritual kebaktian dilaksanakan di ruang lain. Jika telah selesai, baru kaum Muslimin duduk bercampur dengan mereka untuk menghormati kelahiran Isa al-Masih."

Wednesday, August 8, 2012

MALAM LAILATUL QADR


Kini, sepuluh terakhir Ramadhan menjelma lagi. Hanya beberapa hari, Allah
Taala menyediakan untuk hamba-hamba-Nya segala kebaikan, ganjaran,
keampunan, kelebihan yang tidak mampu dihitung oleh kita.

a) Lailatul Qadar.

Di dalam Ramadhan yang mulia ini Allah SWT menghadiahkan kepada hamba-hamba-Nya satu malam yang sangat berkat iaitu Lailatul Qadar.
Malam ini dinamakan dengan Lailatul Qadar, diambil daripada kalimah al-Qadar yang bererti kemuliaan atau kedudukan yang tinggi, kerana malam ini adalah malam yang sangat mulia. Ataupun diambil daripada kalimah qadar atau taqdir, kerana pada malam ini Allah SWT memutuskan urusan-Nya dan
menetapkan taqdir segala perkara.

Firman Allah yang maksudnya: {Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.Pada malam itu para malaikat dan malaikat Jibril akan turun dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Pada malam itu penuh dengan kesejahteraan sehinggalah terbit fajar}.[Surah al-Qadar: 1-5].

Firman-Nya lagi yang maksudnya: {Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Quran) pada suatu malam yang diberkati (Lailatul Qadar) dan sesungguhnya Kami lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah}. [Ad-Dukhan: 3-6].

Sabda Rasulullah,Maksudnya: “Sesiapa yang bangun(beribadat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan Ihtisab maka baginya keampunan untuk dosa-dosa yang lepas.” [HR: Al-Bukhari dan Muslim].

Beberapa kelebihan tentang Lailatul Qadar yang dapat diambil dari surah al-
Qadar antaranya ialah:

• Allah menurunkan al-Quran pada malam tersebut yang mana ia memberi petunjuk kepada manusia dan memberi kebahagiaan di dunia dan akhirat.

• Ia lebih baik daripada 1000 bulan(83 tahun 3 bulan).

• Para Malaikat akan turun ke dunia pada malamnya dengan membawa kebaikan, keberkatan dan rahmat.

• Malam ini adalah malam kesejahteraan sehingga terbitnya fajar.laitu kesejahteraan daripada neraka dan azab Tuhan bagi hamba yang menghidupkannya dengan amal ibadah.

Rugilah orang yang mensia-siakan umurnya dengan perkara-perkara yang
tidak berfaedah. Tampunglah segera kelalaian yang lalu dengan mencari
Lailatul Qadar. Sesungguhnya ia menyamai umur manusia bahkan lebih
dari itu. Apakah tempoh 83 tahun 3 bulan,sesuatu yang singkat?

Bilakah Lailatul Qadar?
• Bulan Ramadhan. Tidak syak bahawa Lailatul Qadar berlaku pada bulan Ramadhan berdasarkan ayat-ayat al-Quran bahawa aI-Quran diturunkan pada Lailatul Qadar,dan diturunkan pada bulan Ramadhan. Maka semestinya ia berlaku pada bulan Ramadhan.

Dalam satu hadis, Abu Zar ra bertanya kepada Nabi SAW, maksudnya: “Wahai
Rasulullah, khabarkan padaku tentang Lailatul Qadar, adakah ia pada bulan
Ramadhan?” Jawab Baginda SAW:“Bahkan pada bulan Ramadhan”. [HR:Ahmad dan Nasa’i].

• Sepuluh terakhir Ramadhan. Lebih dikhususkan pada sepuluh terakhir Ramadhan berdasarkan banyak hadis, antaranya hadis muttafaq alaih; Maksudnya: “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir daripada Ramadhan”. [HR: Al-Bukhari dan Muslim].

Aisyah radhiallahu'anha(ra)meriwayatkan bahawa Rasulullah bersungguh-sungguh pada sepuluh terakhir melebihi kesungguhannya pada masa-masa lain.

Aisyah ra juga meriwayatkan, maksudnya: “Adalah Nabi SAW pada dua
puluh malam terawal mencampurkan antara solat dan tidur. Apabila tiba
sepuluh terakhir, Baginda bersungguhsungguh,dan mengetatkan kainnya”.HR:
Ahmad].

Menghidupkan malam bukan hanya dengan solat, malahan dengan pelbagai
jenis ibadah seperti zikir, membaca al-Quran, beristighfar, berdoa dan lain-lain.

Oleh itu, apa yang dimaksudkan oleh Aisyah ra: “Aku tidak mengetahui Rasulullah pernah mendirikan malam sehingga pagi”, maksudnya Rasulullah
SAW tidak pernah solat sahaja sepanjang malam.”

Rasulullah SAW juga mengambil peluang sepuluh terakhir Ramadhan ini
dengan mengejutkan ahli keluarganya untuk beribadah. Baginda mahu supaya
mereka juga tidak ketinggalan di dalam mendapat kebaikan yang disediakan Allah SWT.

• Tujuh malam terakhir.Bagi mereka yang tidak mampu menghidupkan pada permulaan sepuluh terakhir, maka boleh memulakan pada tujuh malam terakhir.

Sabda Rasulullah SAW; Maksudnya: “Carilah pada sepuluh terakhir. Jika salah seorang di kalangan kamu lemah atau tidak berupaya, maka janganlah dia tertewas pada tujuh yang berbaki lagi.” [HR: Muslim].

• Malam-malam ganjil(21,23,25,27,29).

Malam-malam ini lebih diharapkan adanya Lailatul Qadar, kerana warid
bahawa Nabi SAW menyebut malam-malam tersebut.

• Malam 27 Ramadhan. Boleh jadi malam yang sangat diharapkan ialah pada malam 27, ini berpandukan kepada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada Ubai bin Ka'ab ra beliau berkata, yang bermaksud: “Demi Allah sesungguhnya aku tahu pada malam bilakah ia, itulah malam yang mana Rasulullah SAW telah menyuruh kami untuk bangun beribadah,iaitu malam yang ke 27,” dan Ubai berkata lagi: “Melalui tanda-tanda dan alamat yang dikhabarkan oleh Rasulullah SAW kepada kami bahawasanya matahari yang
akan terbit pada pagi harinya tiada sinarnya”.

Namun ramai ulama’ berpendapat malam Lailatul Qadar berpindah di antara
malam-malam witir, tetapi yang ghalib kebanyakannya pada malam 27, dan
bukanlah suatu yang tepat sekiranya kita menganggap pada malam tersebutlah
sahaja akan berlaku Lailatul Qadar.Wallahu a’lam.

Bacaan Malam Lailatul Qadar.

Aisyah ra berkata: ”Wahai Rasulullah,sekiranya aku dipertemukan dengan
malam Lailatul Qadar apakah yang harus aku ucapkan?” Rasulullah SAW bersabda; Maksudnya: “(Ucapkanlah) Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Pemurah dan suka mengampunkan maka ampunkanlah aku.”
[HR: Ahmad, at-Tirmizi, sahih]

SEJARAH SHALAT TERAWIH

Sejarah Terawih:
Ummul Mukminin Aishah ra, meriwayatkan bahawa Rasulullah saw melakukan solat terawih di masjid beberapa malam (ada yang mengatakan empat malam) dalam bulan Ramadan bersama-sama para sahabat. [HR Bukhari dan Muslim].
Pada malam kelima dan seterusnya hingga ke akhir bulan Ramadan, Baginda melakukan ibadat ini di rumah. Ini kerana Baginda saw bimbang para sahabat tersalah anggap dan menjadikannya sebagai solat fardu dan sudah tentu sukar bagi mereka untuk melakukannya.
Abi Zar t meriwayatkan Nabi saw bangun bersolat bersama-sama mereka pada malam 23 sehingga satu pertiga malam, dan pada malam ke 25 sehingga separuh malam. Para sahabat berkata kepada Baginda saw: “Kalaulah tuan terus sempurnakan saki baki malam kami dengan solat sunat”. Maka Nabi saw bersabda:
((إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ)) [الترمذي، صحيح]
Maksudnya: “Sesiapa yang berdiri (bersolat terawih) bersama imam sehingga dia (imam) beredar (selesai), dituliskan baginya ganjaran orang yang Qiyamsemalaman (seumpama bersolat sepanjang malam).” [HR At-Tirmizi, sahih].
Imam Ahmad mengamalkan hadis ini dan beliau bersolat bersama imam sehingga selesai dan beliau tidak akan beredar sehinggalah imam beredar.
Berkata sebahagian ulama’: “Sesiapa yang bangun solat separuh malam bersama imam seumpama dia telah bangun solat sepenuh malam.”
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari Jabir ra bahawa Nabi Muhammad saw melakukan solat terawih sebanyak lapan rakaat, setelah itu diikuti solat witir.
Khalifah Umar bin Al-Khatab ra ialah orang pertama yang mengerah umat Islam menunaikan solat terawih secara berjamaah di bawah pimpinan Ubai bin Kaab ra.
Solat terawih dilakukan berjemaah pada setiap malam Ramadhan selepas solat isyak sebanyak 20 rakaat dan ditambah dengan tiga rakaat solat witir.

Cara Perlaksanaan Solat Terawih.
Solat Terawih boleh dilaksanakan secara berjamaah atau bersendirian. Berjamaah adalah lebih afdal merujuk kepada anjuran Rasulullah saw seperti hadis di atas.
Namun jika menghadapi kesempitan untuk melaksanakannya secara berjamaah, maka dibolehkan melaksanakannya secara bersendirian. Rasulullah saw sendiri pada zaman baginda adakala melaksanakannya secara berjamaah dan adakala secara bersendirian. Ini bagi memberi kelapangan bagi umat, seandainya mereka menghadapi kesempitan masa atau tenaga.
Menurut imam Al Ghazali rh walaupun solat terawih boleh dilaksanakan secara sendirian tanpa berjemaah, solat terawih yang dilakukan secara berjemaah lebih afdal, sama seperti pendapat Umar r.a. yang mengingatkan bahawa sebahagian solat nawafil telah disyariat dalam solat berjemaah.

Bilangan Rakaat Solat Terawih.
Solat terawih boleh dilaksanakan dalam jumlah lapan atau dua puluh rakaat, diiikuti dengan solat sunat witir. Kadangkala timbul persoalan berkenaan jumlah rakaat solat terawih yang sepatutnya dilaksanakan, lapan atau dua puluh rakaat?
Persoalan jumlah rakaat bagi solat terawih telah menjadi tumpuan para ilmuan Islam sejak dari dulu. Mereka telah mengkaji dalil-dalil yang ada serta membandingkan antara pelbagai pandangan yang wujud. Hasilnya membuahkan tiga pendapat. Pendapat pertama: Jumlah rakaat solat terawih ialah 8 rakaat diikuti dengan 3 rakaat solat witir. Pendapat kedua: Jumlahnya ialah 20 rakaat diikuti dengan 3 rakaat solat witir. Pendapat ketiga: Jumlahnya tidak ditentukan. Seseorang itu bebas melaksanakan solat terawih dengan jumlah rakaat yang dipilihnya, kemudian ditutupi dengan solat witir.
Ketiga-tiga pendapat di atas memiliki dalil dan hujah di sebaliknya dan kita boleh memilih mana-mana pendapat di atas. Yang penting, kita perlu menghormati orang lain seandainya mereka memilih pendapat yang berbeza dengan kita.
Ibnu Umar ra menceritakan: Seorang lelaki datang bertanya Rasulullah saw tentang solat malam. Sabda Nabi saw:
صَلاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى.
Maksudnya: “Solat malam ialah dua rakaat, dua rakaat. Apabila kamu bimbang masuk waktu subuh maka solatlah satu rakaat, menjadikan bilangan witir (ganjil) bagi rakaat yang telah engkau solat” [HR: Bukhari].
Rasulullah saw tidak menyebut bilangan rakaat solat malam, malam pula panjang masanya, boleh dilakukan banyak solat, ini menunjukkan bahawa bilangan tidak dihadkan sekadar kepada 8 atau 20 rakaat.
Berkata Imam Asy-Syafie: “Aku telah melihat orang ramai mendirikan solat terawih di Madinah 39 rakaat, di Makkah 23 rakaat, ini bukanlah satu perkara yang sempit (terikat dengan bilangan).”
Katanya lagi: “Jika mereka panjangkan qiyam berdiri (dengan bacaan al-Quran), kurangkan rakaat adalah baik. Sekiranya mereka membanyakkan sujud (rakaat) dan meringankan berdiri (ringkaskan bacaan) juga adalah baik. Tetapi yang pertama adalah lebih aku sukai.”
Pada umumnya masyarakat Islam di Malaysia mendirikan solat terawih sebanyak 20 rakaat tetapi ada juga yang hanya menunaikan sekadar lapan rakaat. Terpulang kepada masing-masing untuk menunaikan ibadat ini mengikut kemampuan dan keikhlasan diri sendiri terhadap Penciptanya. Yang pentingnya ialah selesaikan solat bersama imam, tidak hanya setakat separuh jalan.

Antara Kualiti dan Kuantiti.
Persoalan yang lebih penting dalam solat terawih ialah cara melaksanakannya. 8 atau 20 rakaat, yang penting ialah membaca surah al-Fatihah dan bacaan-bacaan solat yang lain dengan sempurna, betul dan khusyuk. Jangan disingkatkan, jangan dibaca senafas dan jangan dibaca dengan tujuan mengejar jumlah rakaat.
Demikian juga dengan toma’ninah dalam solat, jadi yang penting ialah kualiti dan bukan kuantiti. Maka pastikan ia dilaksanakan secara baik (kualiti) dan tidak sekadar mengejar rakaat yang banyak (kuantiti).

Antara aspek kualiti yang sering ditinggalkan ialah:
1. Meninggalkan bacaan al-Qur’an secara tartil, iaitu sebutan kalimah-kalimah al-Qur’an secara jelas berdasarkan disiplin tajwid yang betul. Allah s.w.t. memerintah kita: “Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil.” [Surah al-Muzammil:4]
2. Meninggalkan bacaan doa iftitah sebelum al-Fatihah dan bacaan surah-surah selepas al-Fatihah. Ini satu kerugian kerana bacaan-bacaan itu memberi ganjaran pahala yang amat besar.
3. Mengabaikan toma’ninah, iaitu kekal di dalam sesuatu posisi solat seperti rukuk, iktidal, sujud dan duduk di antara dua sujud. Tempoh kekal di dalam sesuatu posisi ialah sehingga bacaan dalam posisi itu dapat dilengkapkan dengan betul dan sempurna jumlahnya.
Pernah seorang lelaki bersolat tanpa toma’ninah pada zaman Rasulullah saw. Melihat cara solat lelaki itu, Rasulullah saw memerintahkan beliau untuk mengulanginya [Sahih al-Bukhari, no: 757]. Tindakan Baginda itu menunjukkan toma’ninah ialah syarat sah solat. Sesiapa yang meninggalkannya bererti solatnya, sama ada solat terawih atau selainnya, adalah tidak sempurna.
4. Tidak mengambil berat tentang melurus dan memenuhkan saf solat. Masing-masing sibuk mengejar rakaat, sedangkan Rasulullah saw telah memberi peringatan agar menjaga saf dengan sempurna dalam sabdanya:
لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُم .
Maksudnya: “Luruskan saf-saf solat kamu atau Allah akan tukarkan wajah-wajah kamu (hati-hati kamu berpecah dan tidak bersatu).” [HR Bukhari].
Sabda Baginda saw lagi:
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاةِ
Maksudnya: “Luruskan saf-saf solat kamu, kerana saf yang lurus itu di antara tanda kesempurnaan solat.” [HR Bukhari].
Berdasarkan perbincangan di atas, sama-samalah kita jadikan solat terawih pada tahun ini dan tahun-tahun akan datang dilaksanakan berdasarkan kualiti dan bukannya kuantiti.

Monday, March 5, 2012

'' Syi'ir Tanpo Waton '' Gus Dur

"Ngawiti ingsun nglaras syingiran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kanikmatan
 Rino wengine tanpo pitungan
 Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
Akeh kang apal Quran Hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyareng dunyo
Iri lan meri sugieh tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayuh sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
 Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan sari ngelmune
Laku torikot lan ma'rifate
Ugo hakikot manjing rasane
Al Quran Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tanjebake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Ngrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh kang moho suci
Butuh rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jog nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh dinakdir saking pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun
Iku sunnaeh rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayuh ngelakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo makom drajate
Lamon palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh suwargo manggone
Utuh mayite ugo ulese"

ROBI'AHAL ADAWIYYAH

Sosok sufi wanita yang memiliki cinta mendalam kepada Allah swt.Dia adalah Rabi’ahal-Adawiyyah . Cintanya kepada Allah mengalahkan cintanya kepada apapun. Cintanya kepada Allah adalah cinta buta. Dia tidak merasa kesepian walaupun hidupsebatang kara. Dia tidak merasa sengsara walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan. Dia selalu riang gembira karena hati dan jiwanya selalu terkiblat padaAllah swt. Keriang-gembiraannya ini dibarengi juga dengan kesedihan yang ia ratapi, karena selalu merasa menjadi hamba yang kurang dan penuh dengan dosa. Dengan demikian rasa cintanya berbarengan dengan rasa takut kepada Allah swt. Rabi’ah al-Adawiyyah pernah berkata: “Ya Allah jika aku beribadah kepada-Mu karena takut siksa neraka, maka bakarlah aku didalam api neraka!Jika aku beribadah kepada-Mu karena mengharap sorga, maka jauhkanlah aku dari sorga-Mu! Tetapi jika aku beribadah kepada-Mu karena Engkaulah yang layak untuk disembah, maka jangan sembunyikan keindahan Wajah-Mu! Dari kata-kata Rabi’ah ini dapat disimpulkan bahwa hidup dan matinya Rabi’ah hanya untuk sosok yang Dicintai. Sosok itu adalah Allah swt. Ibadahnya tidakmengharapkan apapun. Dia hanya ingin memandang, berdekatan dan berusaha selalu membuat ridla, suka dan senang sosok yang dicintainya. Cinta semacam Rabi’ah kepada Allah swt mengalahkan cinta kepada selain Allah. Hingga suatuketika ada seorang laki-laki datang melamarnya (menurut riwayat beliau adalah Sofyan ats-Tsauri). Namun Rabi’ah menolak lamaran tersebut.beliau berkata: ”Jika engkau hendak menikahiku, maka mintalah izin kepada Allah karena aku milik Allah.” Kecintaan Rabi’ah terhadap Allah melupakan segala macam kesengangan duniawi, bahkan untuk menikahpun beliau menolak untuk melakukannya. Hal seperti ini yang dianggap oleh banyak kalangan sebagai cinta mati. Suatu ketika beliau ditanya oleh seseorang: “Ya Rabi’ah apakah engkau mencintai nabi Muhammad?” beliau menjawab: “Aku mencintai Nabi Muhammad tetapi cintaku kepada Allah melupakan cintaku kepada makhluk.” Cinta yang diungkapkan Rabi’ah menyiratkan bahwa cinta kepada Allah diatas segala cinta, termasuk cinta kepada Nabi. Bagaimana dengan kita...?????

Mbah ZAENAL ABIDIN MUNAWWIR,menawar becak

"Ke Nggading berapa, Kang?" Mbah Zainal Abidin Munawwir, Krapyak, menawar becak. "Monggo mawon. Terserah panjenengan, Mbah", tukang becak pasrah karena sudah kenal. "Nggak bisa! Sampeyan harus kasih harga!" "Yah... seribu, Mbah". Itu harga yang cukup lazim waktu itu, walaupun sedikit agak mahal. "Lima ratus ya!" Tukang becak nyengir, "Masih kurang, Mbah..." "Enam ratus!" Tukang becak masih nyengir. "Ya sudah... tujuh ratus!" Tukang becak sungkan membantah lagi dan mempersilahkan Mbah Zainal naik. Sampai tempat tujuan, Mbah Zainal mengulurkan selembar uangribuan tapi menolak kembaliannya.Tukang becak bengong. "Kalau tadi kita sepakat seribu, aku cuma dapat pahala wajib", kata Mbah Zainal, "kalau begini ini'kan yang tiga ratus jadi shodaqohku"

Sunday, March 4, 2012

SILSILAH KH. SYEH AHMAD MUTAMAKIM KAJEN


SILSILAH SYAIH KH. AHMAD MUTAMAKIN

(Versi Kajen)

Dari Pihak Ayah Dari Pihak Ibu

Raden Patah Sayid Ali Akbar

Sultan Demak Dari Bejagung Tuban

Sultan Trenggono

Istri Hadiwijoyo Sayid Ali Ashgor

(Joko Tingkir)

Sumo Hadiningrat Raden Tanu

(Pangeran Benowo)

Sumohadinegoro X Putri Raden Tanu

Syekh Ahmad Mutamakin

Nyai Godheg K. Bagus K. Endro Muhammad

Saturday, March 3, 2012

Tentang SYEH SITI JENAR








Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang ) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar . Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti . Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran - ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukanoleh Walisongo. Daftar isi: 1. Konsep dan ajaran 2. Pengertian Zadhab 3. Kontroversi 4. Kisah pada saat pasca kematian 5. Pranala luar 1. Konsep dan ajaran Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syeh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yanghakiki dan abadi. Konsekuensinya, ia tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian (hukum negara dan lainnnya), tidak termasuk didalamnya hukum syariat peribadatan sebagaimana ketentuan syariah. Dan menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Siti Jenar bahwa manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yanglima, yaitu: syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Baginya, syariah itu baru berlaku sesudah manusia menjalani kehidupan paska kematian. Syech Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu. Mirip dengankonsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi) tentang Hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat manusia dan Tuhan. Dimana Pemahaman ketauhidan harus dilewati melalui 4 tahapan ; 1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agamaspt sholat, zakat dll); 2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalanspt wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu; 3. Hakekat, dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan 4. Ma'rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut maka tahapan dibawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar. Ilmu yang baru bisa dipahami setelah melewati ratusan tahun pasca wafatnya sang Syekh. Para ulama mengkhawatirkan adanya kesalahpahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar kepada masyarakat awam dimana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan adalah pada tingkatan 'syariat'. Sedangkan ajaran Siti Jenar sudah memasuki tahap 'hakekat' dan bahkan 'ma'rifat'kepada Allah (kecintaan dan pengetahuan yangmendalam kepada ALLAH). Oleh karenanya, ajaran yang disampaikan oleh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan kata 'SESAT'. Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harusberdebat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalamagama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat YangMaha Kuasa. Hanya saja masing - masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda - beda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing - masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar. Syech Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsipikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahalaberarti belum bisa disebut ikhlas. 1. 1. Manunggaling Kawula Gusti Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan berarti bercampurnya Tuhan dengan Makhluknya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk. Dan dengan kembali kepada Tuhannya,manusia telah menjadi sangat dekat dengan Tuhannya. Dan dalam ajarannya, ' Manunggaling Kawula Gusti ' adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang penciptaanmanusia ("Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkurdengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)")>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikalapenyembahan terhadap Tuhan terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'. 2. Pengertian Zadhab Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yangsering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah. Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehinggaketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah.... disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yangberkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini.... dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidakada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada AlQuran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggijuga Syaitan menjerumuskannya.Seperti contohnya Lia Eden dll... mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain seperti juga Rasullah pun telah melewati masa ini dan apabila manusia tidak mau turun tingkatan maka hamba ini akan menjadi seprti nabi Isa AS.Maka Nabi ISA diangkat Allah beserta jasadnya. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannyamenjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut "MUKSO" ruh beserta jasadnya diangkat Allah. 2. 1. Hamamayu Hayuning Bawana Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 3. Kontroversi Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian SyekhSiti Jenar . Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujungpada pemberontakan mengingat salah satu murid Syeh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya. Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan DemakBintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbodan Pangeran Bayat ternyatatak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada. Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi [b]Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja.[/b] Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, SunanKudus, dan Sunan Geseng. (Walet: Ini adalah Noordin M Top Jaman Dulu) Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar . Menurut Siti Jenar , kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuhSiti Jenar . Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki. Tak lama, terbujurlah jenazahSiti Jenar di hadapan kelimawali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu KiBisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyopun mengakhiri"kematian"-nya dengan carayang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali. [rujukan?] 4. Kisah pada saat pasca kematian Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya,semerbak beribu bunga dan cahaya kilau kemilau memancar dari jenazah Siti Jenar. Jenazah Siti Jenar sendiri dikuburkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain. Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Di antaranya yang terceritakan adalah Kiai Lonthangdari Semarang Ki Kebokenanga dan Ki Ageng Tingkir.

Friday, March 2, 2012

ASAL USUL SYEH SITI JENAR

Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M ( Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, PurwakaTjaruban Nagari ( Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S.Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung,1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu , LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In ProzaJavaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817 ), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurang jelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah. Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwaSyekh Siti Jenar berasal dari cacing. Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “ Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika dede, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang .” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….< serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1 > Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asalMalaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam . Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut. Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluargautama keturunan ulama terkenalSyekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah . Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddindan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin.Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam disana. Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil. Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan.Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun1426, Syekh Datuk Shaleh wafat. Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi. Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu. Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi , telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.

SULUK SYEH JANGKUNG ( SARIDIN )

Bismillah, wengi iki ingsung madep, ngawiti murih pakerti, pakertiningbudi kang fitri, sujud ingsun, ing ngarsané Dzat Kang Maha Suci. Artinya : Bismillah,malam ini hamba menghadap, mengawali meraih hikmah/ hikmah budi yang suci, hamba bersujud, di hadapan Keagungan Yang Mahasuci. Bismillah ar-rahman ar-rahim, rabu mbengi, malam kamis, tanggal lima las, wulan poso, posoning ati ngilangi fitnah, posoning rogo ngeker tingkah. Artinya : Bismillâh ar-Rahmân ar-Rahîm, Rabu malam Kamis, tanggal 15 bulan Ramadhan, puasa hati menghilangkan fitnah, puasa ragamencegah tingkah buruk. Bismillah, dhuh Pangeran Kang Maha Suci, niat ingsun ndalu niki, kawula kang ngawiti, nulis serat kang ingsun arani, serat Hidayat Bahrul Qalbi, anggayuh Sangkan Paraning Dumadi. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan Yang Mahasuci, niat hamba malam ini, hamba yang mengawali, menulis surat yang dinamai, surat HidayatBahrul Qalbi, untuk memahami asaltujuan hidup ini. Bismillah, dhuh Pangeran mugi hanebihna, saking nafsu ingsun iki,kang nistha sipatipun, tansah ngajak ing laku drengki, ngedohi perkawis kang wigati. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan semoga Engkau menjauhkan, dari nafsu hamba ini, yang buruk sifatnya, senantiasa mengajak berlaku dengki, menjauhi perkara yang baik. Bismillah, kanthi nyebut asmaning Allah, Dzat ingkang Maha Welas, Dzat ingkang Maha Asih, kawula nyenyuwun, kanthi tawasul marang Gusti Rasul, Rasul kang aran Nur Muhammad, mugiya kerso paring sapangat, kanthi pambuka ummul kitab. Artinya : Bismillâh, dengan menyebut nama Allah, Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang, hamba memohon, melalui perantara Rasul, Rasul yang bernama Nur Muhammad, semoga berkenan memberi syafaat, dengan pembukaan membaca ummul kitab. Sun tulis kersaneng rasa, rasaning wong tanah Jawa, sun tulis kersaneng ati, atining jiwa kang Jawi, ati kang suci, tanda urip kang sejati, sun tulis kersaning agami, ageming diri ingkang suci. Artinya : Hamba tulis karena rasa, perasaan orang tanah Jawa, hamba tulis karena hati, hati dari jiwa yang keluar, hati yang suci, tanda hidup yang sejati, hamba tulis karena agama, pegangan diriyang suci. Kang tinulis dudu ajaran, kang tinulis dudu tuntunan, iki serat sakdermo mahami, opo kang tinebut ing Kitab Suci, iki serat amung mangerteni, tindak lampahé Kanjeng Nabi. Artinya : Yang tertulis bukan ajaran,yang tertulis bukan tuntunan,surat ini sekadar memahami,apa yang tersebut dalam Kitab Suci,surat ini sekadar mengetahui,perilaku hidup Kanjeng Nabi. Apa kang ana ing serat iki, mong rasa sedehing ati, ati kang tanpa doyo, mirsani tindak lampahing konco, ingkang tebih saking budi, budining rasa kamanungsan, sirnailang apa kang dadi tuntunan. Artinya : Apa yang ada di surat ini,hanya rasa kesedihan hati,hati yang tiada berdaya,melihat sikap perilaku saudara,yang jauh dari budi,budi rasa kemanusiaan,hilang sudah apa yang menjadi tuntunan. Mugi-mugi dadiho pitutur, marang awak déwé ingsun, syukur nyumrambahi para sadulur, nyotoiku dadi sesuwun, ing ngarsane Dzat Kang Luhur. Artinya : Semoga menjadi petunjuk,terhadap diri hamba sendiri,syukur bisa berguna untuksesama, itulah yang menjadi permohonan,di hadapan Dzat Yang Mahaagung. 01. SYARIAT Mangertiyo sira kabéh, narimoho kanthi saréh, opo kang dadi toto lan aturan, opo kang dadi pinesténan, anggoning ngabdi marang Pangeran. Artinya : Mengertilah kalian semua,terimalah dengan segala kerendahan jiwa,terimalah dengantulus dan rela,apa yang menjadi ketetapan dan aturan,apa yang telah digariskan,untuk mengabdi pada Keagungan Tuhan. Basa sarak istilah ‘Arbi, tedah isarat urip niki, mulo kénging nampik milih, pundhi ingkang dipunlampahi, anggoning ngabdi marangIlahi. Artinya : Istilah syarak adalah bahasa Arab,yang berarti petunjuk atau pedoman untuk menjalani kehidupan ‘agama’,untuk itulah diperbolehkan memilih,mana yang akan dijalani sesuai dengan kemampuan diri,guna mengabdi pada Keagungan Ilahi. Saréngat iku tan ora keno, tininggal selagi kuwoso, ageming diri kang wigati, cecekelan maringkitab suci, amrih murih rahmating Gusti. Artinya : Apa yang telah di-syari‘at-kan hendaknya jangan kita tinggal,selama diri ini mampu untuk menjalankan,aturan yang menjadi pegangan hidup kita,aturan yang sudah dijelaskandalam kitab suci al-Qur’an,Itu semua, tidak lain hanya usaha kita untuk mendapat rahmat, danpengampunan dari Yang Maha Kuasa. Saréngat iku keno dén aran, patemoné badan lawan lésan, onomaneh kang pepiling, sareh anggoné kidmat, nyembah ngabdi marang Dzat. Artinya : Syariat juga diartikan, sebuah pertemuan antara badan dengan lisan,bertemunya raga dengan apa yang dikata,ada juga yang memberi pengertian,bahwa syariat adalah pasrah dalam berkhidmat,menyembah dan mengabdi pada Keagungan Yang Mahasuci. Saréngat utawi sembah raga iku, pakartining wong amagang laku, sesucine asarana saking warih, kang wus lumrah limang wektu, wantu wataking wawaton. Artinya : Syari`at atau Sembah Raga itu,merupakan tahap persiapan, dimana seseorang harus melewati proses pembersihan diri,dengan cara mengikuti peraturan-peraturan yang ada,dan yang sudah ditentukan—rukun Islam. Mulo iling-ilingo kang tinebut iki, sadat, sholat kanthi kidmat, zakat bondo lawan badan, poso sak jroning wulan ramadhan, tinemu haji pinongko mampu, ngudi luhuring budi kang estu. Artinya : Maka ingat-ingatlah apa yang tersebut di bawah ini, syahadat dengan penuh keihklasan, shalat dengan khusuk dan penuh ketakdhiman, mengeluarkan zakatharta dan badan untuk sesame, puasa pada bulan ramadhan atas nama pengabdian pada Tuhan, menunaikan ibadah haji untuk meraih kehalusan budi pekerti. Limo cukup tan kurang, dadi rukune agami Islam, wajib kagem ingkang baligh, ngaqil, eling tur kinarasan, menawi lali ugi nyauri. Artinya : Lima sudah tersebut tidak kurang, menjadi ketetapan sebagai rukun Islam, wajib dilakukan bagi orang ‘Islam’ yang sudah baligh, berakal, tidak gila dan sehat, adapun, jika lupa menjalankan hendaknya diganti pada waktu yang lain. Syaringat ugi kawastanan, laku sembah mawi badan, sembah suci maring Hyang, Hyang ingkang nyipto alam, sembahyang tinemu pungkasan. Artinya : Syariat juga dinamakan, melakukan penyembahan dengan menggunakan anggota badan, menyembah pada Keagungan Tuhan, Tuhan yang menciptakan alam, Sembah Hyang, begitu kiranya nama yang diberikan. SYAHADAT Sampun dados pengawitan, tiyangingkang mlebet Islam, anyekseni wujuding Pangeran, mahos sadat kanthi temenan, madep-manteb ananing iman. Artinya : Sudah menjadi pembukaan, bagi orang yang ingin masuk Islam, bersaksi akan wujudnya Tuhan, bersungguh-sungguh membaca syahadat, disertai ketetapan hatiuntuk beriman. Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Tinucapo mawi lisan, Sareh legowo tanpa pameksan, Mlebet wonten njroning ati, Dadiho pusoko anggoning ngabdi. Artinya : Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, ucapkanlah dengan lisan, penuh kesadaran tanpa paksaan, masukkan maknanya ke dalam hati, semoga menjadi pusaka untuk terus mengabdi. Tan ana Pangeran, kang wajib dén sembah, kejawi amung Gusti Allah, semanten ugi Rasul Muhammad, kang dadi lantaran pitulungé umat. Artinya : Hamba bersaksi bahwa tak ada tuhan, yang wajib disembah, kecuali Allah swt, begitu pula dengan Nabi Agung Muhammad saw, yang menjadi perantara pertolongan umat. SHALAT Syarat limo ajo lali, kadas najis, badan kedah suci, nutup aurat kanti kiat, jumeneng panggonan mboten mlarat, ngerti wektu madep kiblat, sampurno ingkang dipun serat. Artinya : Lima syarat jangan lupa, badan harus suci dari hadats dan najis, menutup aurat jika tidak kesulitan, dilaksanakan di tempat yang suci, mengerti waktu untuk melakukan shalat, lalu menghadapkiblat, sempurna sudah yang ditulis. Wolu las kang dadi mufakat, rukunsahe nglakoni shalat, niat nejo, ngadek ingkang kiat, takbir banjur mahos surat, al-fatihah ampun ngantos lepat. Artinya : Delapan belas yang menjadi mufakat, rukun sahnya menjalankan shalat, niat melakukan shalat, berdiri bagi kita yang mampu, mengucapkan takbiratul ikhram membaca surat,al-Fatichah jangan sampai keliru. Rukuk, tumakninah banjur ngadek, aran iktidal kanti jejek, tumakninah semanten ugi, banjur sujud tumurun ing bumi, sareng tumakninah ingkang mesti, kinaranan ing tumakninah, meneng sedelok sak wuse obah. Artinya : Rukuk dengan tenang lalu berdiri, disebut i’tidal dengan tegap, hendaknya juga tenang seperti rukuk, lalu sujud turun ke bumi, bersama thumakninah yang benar, dinamakan thumakninah, diam sebentar setelah bergerak. Sewelas iku lungguh, antarane rong sujudan, tumuli tumakninah, kaping telulas lungguh akhir, banjur maos pamuji dikir. Artinya : Sebelas itu duduk, di antara dua sujud, disertai thumakninah, tiga belas duduk akhir, lalu membaca pujian dzikir. Limolas iku moco sholawat, kagem Gusti Rosul Muhammad, tumuli salam kang kawitan, sertane niat rampungan, tertib sempurna dadi pungkasan. Artinya : Lima belas membaca shalawat, kepada Rasul Muhammad, kemudian salam yang pertama, bersama niat keluar shalat, tertibmenjadi kesempurnaan. ZAKAT Zakat iku wus dadi prentah, den lampahi setahun pindah, tumprap wong kang rijkine torah, supados bersih awak lan bondo, ojo pisan-pisan awak déwé leno. Artinya : Zakat sudah menjadi perintah, dilakukan setahun sekali, bagi orang yang hartanya berlimpah, supa bersih raga dan harta, jangan sekali-kali kita lupa. Umume wong dho ngenthoni, malem bodho idul fitri, zakat firahden arani, bersihaké badan lawanati, zakat maal ugo mengkono, nanging kaprahing dho orak lélo. Artinya : Umumnya orang mengeluarkan, malam Hari Raya Idul Fitri, zakat fitrah dinamai, membersihkan raga dan hati, zakat harta juga begitu, namun umumnya pada tidak rela. Ampun supé niating ati, nglakoni rukun pardune agami, lillahi ta`ala iku krentekno, amrih murih ridaning Gusti, supados dadi abdi kang mulyo. Artinya : Jangan lupa niat di hati, menjalankan rukun fradhunya agama, karena Allah tanamkanlah,untuk mendapat keridhaan-Nya, supaya menjadi hamba yang mulia. PUASA Islam, balék, kiat, ngakal, papat sampun kinebatan, wonten maleh ingkang lintu, Islam, balék lawan ngakal, dados sarat nglampahi siam. Artinya : Islam, baligh, kuat, berakal, empatsudah disebutkan, ada juga yang mengatakan, Islam, baligh, dan berakal, menjadi syarat menjalankan puasa. Kados sarat rukun ugi sami, kedah dilampai kanthi wigati, niat ikhlas jroning ati, cegah dahar lawan ngombé, nejo jimak kaping teluné, mutah-mutah kang digawé. Artinya : Seperti syarat, rukun juga sama, harus dijalanlan dengan hati-hati, niat ikhlas di dalam hati, mencegah makan dan minum, jangan bersetubuh nomor tiga, jangan memuntahkan sesuatu karena sengaja. Papat jangkep sampun cekap, dadus sarat rukuné pasa, ngatos-ngatos ampun léna, mugiyo hasil ingkang dipun seja, tentreming ati urip kang mulya. Artinya : Empat genap sudah cukup, menjadi syarat rukunnya puasa, hati-hati jangan terlena, semoga berhasil apa yang diinginkan, tentramnya hati hidup dengan mulia. HAJI Limo akhir dadi kasampurnan, ngelampahi rukun parduné Islam, bidal zaroh ing tanah mekah, menawi kiat bandane torah, lego manah tinggal pitnah kamanungsan. Artinya : Lima terakhir menjadi kesempurnaan, menjalankan rukun fardhunya Islam, pergi ziarah ke tanah Makah, jika kuat dan hartanya berlimpah, hati relamenjauhi fitnah kemanusiaan. Pitu dadi sepakatan, sarat kaji kang temenan, Islam, balik, ngakal, merdeka, ananing banda lawan sarana, aman dalan sertané panggonan. Artinya : Tujuh jadi kesepakatan, syarat haji yang betulan, Islam, baligh, berakal, merdeka, adanya harta dan sarana, aman jalan beserta tempat. Ikram sertané niat, dadi rukun kang kawitan, wukuf anteng ing ngaropah, towaf mlaku ngubengi kakbah, limo sangi ojo lali, sopa marwah pitu bola-bali. Artinya : Ikhram beserta niat, menjadi rukun yang pertama, thawaf berjalan mengelilingi ka‘bah, lima sa’i jangan lupa, safa-marwah tujuh kali. 02. THARIQAT Muji sukur Dzat Kang Rahman, tarékat iku sak dermo dalan, panemoné lisan ing pikiran, nimbang nanting lawan heneng, bener luputé sira kanthi héling. Artinya : Puji syukur Dzat Yang Penyayang,tarekat hanyalah sekadar jalan,bertemunya ucapandalam pikiran,menimbang memilih dengan tenang,benar tidaknya engkau dengan penuh kesadaran. Tarékat ugi kawastanan, sembah cipto kang temenan, nyegah nafsu kang ngambra-ambra, ngedohi sipat durangkara, srah lampah ing Bathara. Artinya : Tarekat juga dinamakan, sembah cipta yang sebenarnya, mencegahnafsu yang merajalela, menjauhi sifat keburukan, berserah di hadapan Tuhan. Semanten ugi aweh pitutur, makna tarékat ingkang luhur, denserupaaken kados segoro, minongko saréngat dadus perahu,kang tinemu mawi ngélmu. Artinya : Kiranya juga memberi penuturan,makna tarekat yang luhur,diibaratkan laksana samudera,dengan syariat sebagai perahunya,yang ditemukan dengan ilmu. Mila ampun ngantos luput, dingin nglampahi saréngat, tumuli tarékat menawi kiat, namung kaprahé piyambak niki, supe anggenipun ngawiti. Artinya : Maka jangan sampai keliru, mendahulukan menjalani syariat, kemudian tarekat jika mampu, namun umumnya kita ini, lupa saat memulai. Mila saksampunipun, dalem sawek sesuwunan, mugiya tansah pinaringan, jembaring dalan kanugrahan, rahmat welas asihing Pangeran. Artinya : Maka setelahnya, hamba senantiasa memohon, semoga terus mendapat, lapangnya jalan anugerah, cinta dan kasih sayangTuhan. SYAHADAT Lamuno sampun kinucapan, rong sadat kanthi iman, kaleh puniko dereng nyekapi, kangge ngudari budi pekerti, basuh resék suciningati. Artinya : Jika sudah diucapkan, dua syahadat dengan iman, dua ini belumlah cukup, untuk mengurai budi pekerti, membasuh bersih sucinya hati. Prayuginipun ugi mangertosi, sifatAgungé Hyang Widhi, kaleh doso gampil dipun éngeti, wujud, kidam lawan baqa, mukalapah lil kawadisi. Artinya : Seyogyanya juga mengerti, sifat Keagungan Tuhan, dua puluh mudah dimengerti, wujud, qidam, dan baqa, mukhalafah lil hawâdis. Limo qiyam binafsihi, wahdaniyat, kodrat, irodat, songo ilmu doso hayat, samak basar lawan kalam, pat belas iku aran kadiran. Artinya : Lima qiyâmuhu bi nanafsihi, wahdaniyat, qodrat, iradat, sembilan ilmu, sepuluh hayat, sama&lsquo, bashar, kalam, empat belas qadiran. Muridan kaping limolas, aliman, hayan pitulasé, lawan samian ampun supé, banjur basiron madep manteb, mutakalliman ingkang tetep. Artinya : Muridan nomor lima belas, aliman, hayan nomor tujuh belas, kemudian samian jangan lupa, terus bashiran dengan mantab, mutakalliman yang tetap. Nuli papat kinanggitan, dadi sifat mulyané utusan, sidik, tablik ora mungkur, patonah sabar kanthi srah, anteng-meneng teteping amanah. Artinya : Kemudian empat disebutkan, menjadi sifat kemuliaan utusan, sidiq, tabligh tidak mundur, fathanah sabar dengan berserah,diam tenang bersama amanah. Kaleh doso sampun kasebat, mugiyo angsal nikmating rahmat, tambah sekawan tansah ingeti, dadiho dalan sucining ati, ngertosisir Hyang Widhi. Artinya : Dua puluh sudah disebut, semoga mendapat nikmatnya rahmat, ditambah empat teruslah ingat, jadilah jalan mensucikan hati, mengetahui rahasia Yang Mahasuci. SHALAT Limang waktu dipun pesti, nyekel ngegem sucining agami, agami budikang nami Islam, rasul Muhammad dadi lantaran, tumurune sapangat, rahmat lan salam. Artinya : Lima waktu sudah pasti, memegang kesucian agama,agamabudi yang bernama Islam,rasul Muhammad yang menjadi perantara,turunnya pertolongan, rahmat, dan keselamatan. Rino wengi ojo nganti lali, menawi kiat anggoné nglampahi, kronten salat dadi tondo, tulus iklasing manah kito, nyepeng agami tanpopamekso. Artinya : Siang malam jangan lupa, jika kuatdalam menjalani, karena shalat menjadi tanda, tulus ikhlasnya hati kita, mengikuti agama tanpa dipaksa. Ngisak, subuh kanthi tuwuh, tumuli luhur lawan asar, dumugi maghrib ampun kesasar, lumampahano srah lan sabar, jangkep gangsal unénan Islam. Artinya : Isyak, Shubuh dengan penuh, kemudian Luhur dan Ashar,sampaiMaghrib jangan kesasar, jalanilah dengan pasrah dan sabar, genap lima disebut Islam. Kanthi nyebut asmané Allah, Sak niki kita badé milai, ngudari maknaingkang wigati, makna saéstu limang wektu, pramila ingsun sesuwunan, tambahing dungo panjengan. Artinya : Dengan menyebut nama Allah, sekarang kita akan mulai, mengurai makna yang tersembunyi,makna sesungguhnyalima waktu,karenanya hamba memohon,tambahnya doa Anda sekalian. ISYAK Sun kawiti lawan ngisak, wektu peteng jroning awak, mengi kinancan cahya wulan, sartané lintang tambah padang, madangi petengé dalan. Artinya : Hamba mulai dengan isyak,waktu gelap dalam jiwa,malam bersama cahaya bulan,bersanding bintang bertambah terang,menerangi gelapnya jalan. Semono ugi awak nira, wonten jroning rahim ibu, dewekan tanpa konco, amung cahyo welasing Gusti, ingkang tansah angrencangi. Artinya : Seperti itu jasad kamu,di dalam rahim seorang ibu,sendirian tanpateman, hanya cahaya kasih Tuhan, yang senantiasa menemani. SHUBUH Tumuli subuh sak wusé fajar, banjur serngéngé metu mak byar,padang jinglang sedanten kahanan, sami guyu awak kinarasan, lumampah ngudi panguripan. Artinya : Kemudian shubuh setelah fajar,lalumatahari keluar bersinar,terang benderang semua keadaan,bersama tertawa badan sehat,berjalan mencari kehidupan. Duh sedulur mangertiya, iku dadi tanda lahiring sira, lahir saking jroning batin, batin ingkang luhur, batin ingkang agung. Artinya : Wahai saudara mengertilah, itu menjadi tanda kelahiranmu, lahir dari dalam batin, batin yang luhur, batin yang agung. ZHUHUR Luhur teranging awan, tumancep duwuring bun-bunan, panas siro ngraosaké, tibaning cahyo serngéngé, lérén sedélok gonmu agawé. Artinya : Zhuhur terangnya siang,menancapdi atas ubun-ubun, panas kiranyakau rasakan, jatuhnya cahaya matahari, berhenti sebentar dalam bekerja. Semono ugo podho gatékno, lumampahing umur siro, awet cilik tumeko gedé, tibaning akal biso mbedakké, becik lan olo kelakuné. Artinya : Seperti itu juga pahamilah, perjalanan hidup kamu,dari kecil hingga dewasa,saat akal bisa membedakan, baik dan buruk perbuatanmu. ASHAR Ngasar sak durungé surup, ati-atinoto ing ati, cawésno opo kang dadi kekarep, ojo kesusu ngonmu lumaku, sakdermo buru howo nepsu. Artinya : Ashar sebelum terbenam, hati-hatilah menata hati, persiapkan apa yang menjadi keinginan, jangan tergesa-gesa kamu berjalan,hanya sekadar menuruti hawa nafsu. Mulo podho waspadaha, dho dijogo agemaning jiwa, yo ngéné iki kang aran urip, cilik, gedé tumeko tuwo, bisoho siro ngrumangsani, ojo siro ngrumongso biso. Artinya : Maka waspadalah, jagalah selalu pegangan jiwa,ya seperti ini yang namanya hidup, kecil, besar, sampai tua,bisalah engkau merasa,janganlah engkau merasa bisa. MAGHRIB Maghrib kalampah wengi, serngéngé surup ing arah kéblat, purna oléhé madangi jagad, mego kuning banjur jedul, tondo rino sampun kliwat. Artinya : Maghrib mendekati malam,matahari terbenam di arahkiblat, selesai sudah menerangi dunia, mega kuning kemudian keluar, tanda siang sudah terlewat. Duh sedérék mugiyo melok, bilih urip mung sedélok, cilik, gedé tumeko tuwa, banjur pejah sak nalika, wangsul ngersané Dzat Kang Kuwasa. Artinya : Wahai saudara saksikanlah, bahwahidup hanya sebentar, kecil, besar, sampai tua, kemudian mati seketika, kembali ke hadapan Yang Kuasa. ZAKAT Lamuno siro kanugrahan, pikantukrijki ora kurang, gunakno kanthi wicaksono, ampun supé menawi tirah, ngedalaken zakat pitrah. Artinya : Jika engkau diberi anugerah, mendapat rezeki tidak kurang, gunakanlah dengan bijaksana, jangan lupa jika tersisa, mengeluarkan zakat fitrah. Zakat lumantar ngresiki awak, lahir batin boten risak, menawi bondo tasih luwih, tumancepno roso asih, zakat mal kanthi pekulih. Artinya : Zakat untuk membersihkan diri, lahir batin tidak rusak, jika harta masih berlimpah, tanamkanlah rasa belas kasih, zakat kekayaan tanpa pamrih. Pakir, miskin, tiyang jroning paran, ibnu sabil kawastanan, lumampah ngamil, tiyang katah utang, rikab, tiyang ingkang berjuang, muallap nembé mlebu Islam. Artinya : Fakir, miskin, orang berpergian,ibnsabil dinamakan,kemudian amil, orang yang banyak hutang, budak, tiyang ingkang berjuang,muallaf yang baru masukIslam. Zakat nglatih jiwo lan rogo, tumindak becik kanthi lélo, ngraosaken sarané liyan, ngudari sifat kamanungsan, supados angsal teteping iman. Artinya : Zakat melatih jiwa dan raga,menjalankan kebajikan dengan rela,merasakan penderitaan sesame,mengurai sifat kemanusiaan, supaya mendapat tetapnya iman. PUASA Posoning rogo énténg dilakoni, cegah dahar lan ngombé jroning ari, ananging pasaning jiwa, iku kang kudhu dén reksa, tumindak asih sepining cela. Artinya : Puasa badan mudah dilakukan,mencegah makam dan minum sepanjang hari,namun puasa jiwa,itu yang seharusnya dijaga,menebar kasih sayang menjauhi pencelaan. Semanten ugi pasaning ati, tumindak alus sarengé budi, supados ngunduh wohing pakerti, pilu mahasing sepi, mayu hayuningbumi. Artinya : Demikian pula puasa hati, sikap lemah lembut sebagai cermin kehalusan budi, supaya mendapatkebaikan sesuai dengan apa yangdingini, tiada harapan yang diinginkan, kecuali hanya ketentraman dan keselamatan dalam kehidupan. HAJI Kaji dadi kasampurnan, rukun limakinebatan, mungguhing danten tiyang Islam, zarohi tanah ingkangmulyo, menawi tirah anané bondo. Artinya : Haji menjadi kesempurnaan,rukum lima yang disebutkan, untuk semua orang Islam, mengunjungi tanah yang mulia, jika ada kelebihan harta. Nanging ojo siro kliru, mahami opokang dén tuju, amergo kaji sakdermo dalan, dudu tujuan luhuring badan, pak kaji dadi tembungan. Artinya : Tapi janganlah engkau keliru,memahami apa yang dituju,karena haji hanya sekadar jalan,bukan tujuan kemuliaan badan, jika pulang dipanggil Pak Haji. Kaji ugi dadi latihan, pisahing siro ninggal kadonyan, bojo, anak lan keluarga, krabat karéb, sederek sedaya, kanca, musuh dho lélakna. Artinya : Haji juga untuk latihan, perpisahanmu meninggalkan keduniaan, istri, anak, dan keluarga,karib kerabat, semua saudara, teman dan musuh relakanlah.

KISAH SYEH JANGKUNG MEMBERI NAMA BEBERAPA DESA DI KAB. PATI

Syekh Jangkung Landhoh yaiku putrane Ki Ageng Pekiringan singjenenge Abdullah Asyiq Ibnu AbdulSyakur, dene ibune asmane Nyai Ageng Dewi Limaran. Ki Ageng lanNyai Ageng mau suwe ora di anugrahi putra lanang, mula Ki Ageng lan Nyai Ageng lunga ngadhep dwijone yaiku Sunan Muria (Raden Umar Said). Tekan ing kana, Kanjeng Sunan Muria takon apa sing dikarepake Ki Ageng Pekiringan kaliyan Nyai Ageng. Sakloron mau banjur matur marang kanjeng Sunan nyuwun peyunjuk supaya diparingi momongan lanang. Sakwise kuwi, Kanjeng Sunan banjur maringi petunjuk supaya sakloron mau sabar lan nyeyuwun marang Gusti Allah supaya diparingi momongan. Sakwise diparingi petunjuk sakloron mau pamit. Tekan ing omah Nyai Ageng leren. Bengine, Nyai Ageng sare, ing turune kuwiNyai Ageng oleh wangsit ditekanisawijining wong lanang gagah sing wis wanen rambute. Banjur Nyai Ageng nyritakake wangsite mau marang Ki Ageng, banjur diskusikake ngipine mau. Selang pirang dina, Nyai Ageng ngandhung sahingga gawe Ki Ageng lan Nyai Ageng bunggah banget amarga suwe ora diparingi anak lanang. Let suwe kandhungane mau gedhe banjur nglahirake “jabang bayi” lanang sing dijenengi “Syaridin”. Syaridin asale saka tembung Sah lan Ridho, sing artine sah lan entuk ridha saking Gusti Allah SWT. Sakwise nglairake Syaridin, ora suwe Nyai Ageng Kiringan sedha. Syaridin duweni sedulur wedok sing jenenge “Branjung”. Tilare KiAgeng lan Nyai Ageng Kiringan, Syaridin oleh warisan tanah karombakyune Branjung. Salah swijining dina Syaridin sowan anaing omahe “Branjung” lan duwenikekarepan pengen ngedol tanahe kuwi kanggo nguripi anak bojone, nanging bojone Branjungora gelem tuku. Banjur Syaridin njaluk harta warisan tinggalanne bapake. Amarga kakange ora gelem tuku tanahe mau, sebidang tanah mau ana wit duren ( Duren Sawit,sing saiki dadi desa Duren Sawit) sing mung ana sak wit lan akeh wohe, mula dheweke njaluk bagiane. Kakang ipare gelem karo panyuwune Syaridin, nanging ana syarate yaiku yen woh duren kuwi tibane bengi kuwi dadi duweke Syaridin nanging yen esuk/awan kuwi dadi duweke Nyai Branjung. Amarga woh duren tibane bengi yen awan tibane mung sithik, saenggo kakang ipare mau nyamar dadi macan dadian nganggo kulit macan. Syaridin krasa, duren sing tiba kerep ilang saenggo Syaridin njaga lan gawe senjata saka “pikulan” sing dilincipi. Amarga penasaran, Syarindin ngendap-endap yen ana duren tiba lan nyedaki. Pas arep nyedhaki, Syaridin kaget amarga ana kewan gedhe kaya macan sing njupuki durene, mula ora mikir suwe Syaridin nombak kewan mau. Nanging bareng diparani, Syaridin kaget, amarga sing dadi kewan mau kakang ipare. Saka kadadean kuwi Syaridin dilaporake marang Bupati dening “Petinggi Miyono” banjur Syaridin diadili lan diukum di penjara. Ing salah sawijining dina dheweke ngomong marang Sipire/penjaga penjara “apa aku entuk mulih?”. “Ya, nek bisa” jawabe tukang sipir mau. Banjur Syaridin mulih, kebeneran ibune “Momok” lagi dirayu dening “Petinggi Miyono”supaya gelem nglayani nafsu birahine suweni Syaridin ning penjara. Ibune Momok ora gelem banjur diperkosa dening petinggi Miyono, ing wektu bareng, Syaridin teka. Bareng weruh Syaridin, petinggi Miyono mlayu kepingkel-pingkel. Saka kadadean kuwi, Syaridin nglaporake marang Bupati. Nanging Syaridin wis balik penjara sakdurunge Petinggi Miyono tekan Kabupaten Pati. Kadadean kuwi gawe jengkele Bupati, saenggo Syaridin diukum kanthi ukuman gantung. Banjur Syaridin diukum gantung dening Bupati. Supaya ora mlayu,dheweke dilebokake ning njero peti lan dipaku. Syaridin njaluk idin karo prajurit,”apa aku entukngrewangi?”takone Syaridin. “ Ya, nek bisa” jawabe prajurit. Banjur syaridin ngrewangi maku. Kadadean kuwi gawe jengkel para prajurit lan dheweke ngeyek para prajurit karo ngomong “apa aku bisa ngrewangi narik tali gantungan pas aku digantung mengko?”. “ Bisa, nek bisa.”jawabe prajurit. Banjur Syaridin digawa menyang tiang gantungan, nanging Syaridin beraksi meneh, malah ngrewangi masang lan narik taline. Sakwise tali ditarik, Syaridin melu narik mentalke salah siji prajurit nganti “semampir” lan saka kadadean kuwi asal mula dadine desa “Semampir”, Syaridin banjur nutukkake malyu menyang ngetan lan tetep dikejar-kejar prajurit saka kabupaten Pati. Wiwit saka kuwi, Syaridin dadi buronan. Amarga dikejar-kejar prajurit terus, surasane kaya “keluk pedhut” banjur Syaridin mandheg sedhelok nyambi “ngeluk gegere” mula disabda iki bakal dadi dukuh “Ngeluk”. Suwene dadi buron, Syaridin atine ora tenang, banjur miwiti ngulandarane lan nglakoni tapa brata karo “lelaku” sing dibimbing dening guru spirituale yaiku Kanjeng Sunan Kalijaga. Wiwit kuwi Sunan Kalijaga maringijeneng “Jangkung” sing artine dijangkung utawa ditututineng ndi wae lungane lan mesthi maringi petunjuk sing disampekke lewat ati nuranine. Syaridin neruske ngulandarane sakwise bojone seda, lan putrane Momok dititipke karo mbakyune Branjung. Syaridin lunga ngulandara ing Rembang diteruske menyang wilayah Pati sisih kidul. Ana kana, Syaridin nemokake panggonan sing miturut dheweke kepenak yaiku ning ngisor wit beringin. Kesedhihane Syaridin ilang wiwit manggon ana kana, saengga Syaridin netep manggon ana kana lan gawe omah mirip masjid lan panggonan kuwi diwenehi jeneng Dukuh Landhoh. Setahun ana ing Landhoh, Syaridin bali neng Miyana. Syaridin banjur nerusake pangulandarane ing Kudus karepe arep golek guru. Syekh Jangkung banjur lunga menyang perguruan ing Kudus sing dipimpin dening Pangeran Kudus ( keturunan Sunan Kudus ). Syekh Jangkung ditampa ing perguruan kana. Sawijining dina Syekh Jangkung dikongkon kumpul bareng para santri “Murid Pesantren” Kudus, nanging Syekh Jangkung ora gelem ngaji. Seaben dina pegaweyane Syekh Jangkung ngiseni padasan, lan tawu ing selokan. Kadadean kuwi ngundhang perhatian, Pangeran Kudus banjur takon marang Syaridin “ apa selokan kuwi ana iwake?”. Syaridin njawab “ kabeh sing ana banyune kuwi mesthi ana iwake!”. Saknalika banjur Pangeran Kudus mrintah muride mriksa padasan, kendhi, bokor lan pungkasan kelapa (degan), kabeh ana iwake. Kadadean kuwi gawe Pangeran Kudus nggonduk lan rada emosi, banjur Syaridin ditakoni bab Syahadat. Syeh Jangkung ora gelem njawab. Ujug-ujug Syaridin menek wit kelapa nganti pucuk banjur nibakke awake nanging ora papa. Iku wangsulan bab Syahadat. Pangeran Kudus malah sang saya nesu, amarga dudu wangsulan kuwi sing dikarepake, nanging “ Syahadat : Asyhaduallaillaha illa ( L-Lah wa asyhadu anna Muhammada’r Rosulu ‘L-Laha sing artine “ aku bersaksi menika ora ana Gusti Pangeran kejaba Allah lan aku bersaksi menika Muhammad utusanipun Allah.” Hal kuwi dibantah Syekh Jangkung. Saknalika kuwi Syeh Jangkung dikongkon mulih dening PangeranKudus. Syekh Jangkung ora mulih ning asale, malah mertapa ana ing jero “Jumbleng”, kadadean kuwi gawe kagete wong akeh. Banjur kadadean kuwi dilaporake marang Pangeran Kudus. Para prajurit banjur diperintah ngepung jumbleng mau, saknalikaSyaridn metu, mlayu! Syaridin bisa lolos saka kejarane prajurit,akhire dheweke tutuk ing Wangan (kali cilik) banjur Syaridin adus.

Thursday, March 1, 2012

TIPS MEMILIH PASANGAN HIDUP

Manusia tidak dapat memilih siapa yang patut jadi ibu dan bapanya. Tetapi manusia masih ada ruang dan peluang untuk memilih siapa bakal pasangan hidupnya. Jika tidak boleh memilih, masakan ada pedoman agama dalam hal-hal yang harus dititik beratkan ketika pemilihan jodoh? Nabi SAW sendiri ada memberitahu kriteria atau petua dalam pemilihan pasangan hidup? Antara lain Nabi SAW bersabda: "Wanita itu dikahwini kerana dengan sebab hartanya, kecantikannya, keturunannya dan keagamaannya. Hendaklah kamu pilih yang kuat agamanya, tentu akan menenangkan kedua tanganmu."Riwayat Bukhari Muslim dan lain-lain. Memang benar bahawa jodoh dan pertemuan itu takdir ketentuan Allah. Namun ketentuan ini tidak menafikan usaha dan iktiar. Masakan dapat sagu jika tidak dipecahkan ruyungnya. Pemilihan bakal suami bagi seorang wanita adalah lebih kritikal sebenarnya. Jika tersilap pilih kerana terikutkan runtunan emosi semata-mata hingga melupakan pedoman syarak maka boleh membawa padah. Dibimbangi nanti pilihan suami tidak menyambung ke landasan utama jalan menuju syurga. Sebabnya suami sebenarnya ibarat ibusawat penghubung talian taat seorang isteri kepada Allah. Ia juga menjadi laluan turun cinta dan redha Allah SWT kepadanya. Begitu juga bagi lelaki. Jika tersilap pilih calon isteri maka besar juga risikonya. Ini disebabkan dia dipertanggungjawabkan sepenuhnya untuk memimpin seisi keluarga meniti jalan ke syurga. Kesefahaman dan kerjasama penuh daripada isterinya amat diperlukan untuk menjayakan tanggungjawab besar yang dipikulnya. Jika suami gagal mendidik danmemimpin keluarga, bukan sahaja anak isteri yang terhumban ke dalam neraka, bahkan dirinya sekali terikut sama. Di dalam Islam, wanita ada hak untuk memilih bakal suaminya. Tanggapan bahawa wanita tiada hak memilih bakal suaminya adalah salah. Dalam hal ini Abu Hurairah ra pernah mendengar Nabi SAW bersabda: Seorang wanita janda tidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta pertimbangan dan seorang gadis perawantidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta persetujuan.Riwayat Bukhari dan Muslim. Di dalam sejarah ada banyak kisah wanita mempertahankan hak memilih suami. Antaranya ialah kisah Khansa binti Khidamyang mengadu kepada Rasulullah SAW mahu dikahwinkan oleh bapanya, pada haldia tidak suka. Rasulullah SAW telah menolak keinginan bapa Khansa. (Riwayat Bukhari). Dalam satu kisah lain yang diriwayatkan Bukhari, seorang bekas hamba bernama Barirah mempertahankan haknya tidak mahu berkahwin dengan Mughis meski pun disokong oleh Nabi SAW. Apabila ditanya oleh Nabi SAW, Barirah bertanya kembali: "Wahai Rasulullah, apakah ini perintah buatku?" Nabi SAW menjawab: "Aku sekadar memberi syafaat." Lantas mendengarnya, Barirahmenolak peminangan Mughis dan Rasulullah SAW menerima keputusannya. Malah ada berlaku dalam sejarah kisah wanita yang memilih lelaki (Rasulullah SAW) dan menawarkan diri untuk jadi isteri kepada baginda. Apabila wanita itu melihat Rasulullah SAW tidak memutuskan sesuatu terhadap tawarannya itu, lantas dia duduk – (Riwayat Bukhari Muslim). Diamnya Nabi SAW bererti tindakan wanita itu tidak dihalang. Begitu juga dengan wahyu yang masih turun waktu itu. Bahkan ada diterangkan di dalam kitab fekah; apabila pilihan wanita tidak mahu diterima oleh walinya maka ketika itu berpindahlah hak kewalian Wali Mujbir kepada Wali Hakim. Asalkan pilihannya itubenar berlandaskan pedoman syariat (di mana calon suami kufu seimbang agama dan mampu mengadakan mahar) maka bapanya perlu menurutinya. Jika dalam keadaan bapanya engkar makagugurlah hak si bapa mewalikan anaknya. Menyedari tuntutan dan taruhan nikah dalam kehidupan maka sayugialah wanita menggunakan sebijak-bijaknya hak untukmemilih pasangan hidupnya. Jangan ambil mudah dan terburu nafsu membuat pilihan. Lebih-lebih lagi jangan membuat keputusan berdasarkan desakan persaingan atau bimbangkan apa orang lain kata. Maka seharusnya terlebih dahulu mencari jalan untuk memastikan bahawa bakal suami faham peranan dan tanggungjawabnya serta berpotensi menuntun ahli keluarganya ke syurga. Setelah merasa aman dan percaya terhadap pegangan agama dan hati budi calon suami maka terimalah pinangannya.Sehubungan ini Nabi SAW ada bersabda: "Apabila telah datang meminang lelakiyang dipercayai agamanya dan kejujurannya (amanah); maka terimalah pinangannya. Sebab jika pinangannya ditolak maka tunggulah terjadinya fitnah di bumi dan kerosakan yang besar.“Riwayat Tirmizi

Tuesday, February 28, 2012

PANGGILAN UNTUK KETURUNAN ROSULALLAH S.A.W BUKAN HANYA HABIB&SAYID

Panggilan Habib atau Sayyid, Syarif dan lain-lain merupakan panggilan yang sering kita dengar untuk sebutan keturunan Rasululalh saw. Sebagian masyarakat menggunakan panggilan ini dan sebagian lain tidak. Ada juga yang tidak mengakui keturunan Rasulullah saw namun ada yang tidak. Berikut adalah pendapat Prof. Dr. Hamka dalam menerangkan masalah Gelar Sayid atau Habib yang cukup bijaksana. H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijin 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirimsurat kepada Menteri Agama H.A. Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal. Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAKMA) untuk menjawabnya melalui PANJI MASYARAKAT, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya telah merata. Penulis Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi s.a.w tidaklahmeninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thaib, dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung keturunan (Nasab) beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fathimah. Zainah memberinya seorang cucu perempuan. Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kaitsurr mati muda. Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kaltsum (ganti tikar), ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau. Hanya Fathimah yang meninggal kemudian dari beliau dan hanya dia pula yang memberi beliau cucu laki-laki. Suami Fahimah adalah Ali Bin Abi Thalib. Abu Thalib adalah abang dari ayah Nabi dan yang mengasuhNabi sejak usia 8 tahun. Cucu laki-laki itu ialah Hasan dan Husain. Maka dapatlah kita merasakan, Nabi seorang manusia mengharap anak-anakFathimah inilah yang akan menyambung turunannya. Sebab itu sangatlah kasih sayang dan cinta beliau kepada cucu-cucunya ini. Pernah beliau sedang ruku si cucu masuk ke dalam kedua celah kakinya. Pernah sedang beliau Sujud si cucu berkuda ke atas punggungnya. Pernah sedang beliau khutbah, si cucu sedang ke tingkatpertama tangga mimbar. Al-Tarmidzi merawjkan dari Usamah Bin Zaid bahwa dia (Usamah) pernah melihat Hasan dan Husain berpeluk di atas kedua belah paha beliau. Lalu beliau s.a.w. berkata: Kedua anak ini adalah anakku, anak dari anak perempuanku. Ya Tuhan Aku sayang kepada keduanya”. Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Abi Bakrah bahwa Nabi pernah pulaberkata tentang Hasan; ‘Anakku ini adalah SAYYID (Tuan), moga-moga Allah akan mendamaikan tersebab dia diantara dua golongan kaum Muslimin yang berselisih. Nubuwat beliau itu tepat. Karena pada tahun 60 hijriah Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah, karena tidak suka melihat darah kaum Muslimin tertumpah. Sehingga tahun 60 itu dinamai“Tahun Persatuan”. Pernah pula beliau berkata: “kedua anakku ini adalah SAYYID (Tuan) dan pemuda-pemuda di surga kelak”. Barangkali ada yang bertanya: “Kalau begitu jelas bahwa Hasan dan Husain itu cucunya, mengapa dikatakannya anaknya”. Ini adalah pemakaian bahwa pada orang Arab, atau bangsa-bangsa Semit. Di dalam Al-Qur’an surat ke-12 (Yusuf) ayat 6 disebutkan bahwa Nabi Yakub mengharap moga-moga Allah menyempurnakan ru’matnya kepada puteranya Yusuf” sebagai mana telah disempurnakanNya ni’mat itu kepada kedua bapamu sebelumnya, yaitu Ibrahim dan Ishak. Pada hal yang bapa, atau ayah dari Yusuf adalah Ya’kub. Ishak adalah neneknya dan ibrahim adalah nenek ayahnya. Di ayat 28 Yusuf berkata: Bapa-Bapaku Ibrahim dan Ishak dan Ya’kub. Artinya nenek-nenek moyang disebut bapa, dan cucu cicit disebut anak-anak. Menghormati keinginan Nabi yang demikian, maka seluruh umat Muhammad menghormati mereka. Tidakpun beliau anjurkan, namun kaum Quraisy umumnya dan Bani Hasyim dan keturunan hasan dan Husain mendapat kehormatan istimewanya di hati kaum Muslimin. Bagi ahlis-sunnah hormat dan penghargaan itu biasa saja. Keturunan Hasan dan Husain di panggilkan orang SAYYID; kalau untuk banyak SADAT. Sebab Nabi mengatakan “Kedua anakku ini menjadi SAYYID (Tuan) dari pemuda-pemuda di syurga; Disetengah negeri di sebut SYARIF, yang berarti orang mulia atau orang berbangsa; kalau banyak ASYRAF. Yang hormat berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain itu tidak pernah berdosa, dan kalau berbuat dosa segera diampuini. Allah adalah ajaran (dari suatu aliran – penulis) kaum Syi’ah yang berlebih-lebihan. Apatah lagi di dalam Al-Qur’an, surat ke-33 “Al-Ahzab”, ayat 30, Tuhan memperingatkan kepada isteri-isteri Nabi bahwa kalau mereka berbuat jahat, dosanya lipat ganda dari dosa orang kebanyakan. Kalau begitu peringatan Tuhan kepada isteri-isteri Nabi, niscaya demikian pula kepada mereka yang dianggap keturunannya. MENJAWAB pertanyaan tentang benarkah Habib Ali Kwitang dan Habib Tanggul keturunan Rasulullah s.a.w ? Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Philipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan Pembangunan Kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang dipernankan di Aceh. Syarif Kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah Bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi Raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa Sayid Al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa Sayid bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayid Jamalullail. Yang dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun-temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari Hadramautdari keturunan Isa Al-Muhajir dan Faqih Al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatasa. Assagaf,Alkaf, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Assiry, Al-Aidid, Al Jufri, Albar, Almussawa, Ghatmir, bin Agil, Alhadi, Basyarban, Bazzar;ah. Bamakhramah. Ba;abud. Syaikhan, Azh-Zhahir, bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan Almarhum Sayid Muhammad Bin Abdurrahman bin Syahab telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari “Ubaidillah Bin Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Ahmad Bin isa Al-Muhajir Ilallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadhramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad Bin Isa Al Muhajir Bin Muhammad Al-Naqib bin Ali Al-Aridh Bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zainal Abidin Bin Husain As-Sibthi Bin Al Bin Abi Thalib. As-Sabthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathurmah binti Rasulullah s.a.w Sungguhpun yang terbanyak adalah keturunan Husain dari hadhramautitu, ada juga yang keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan Syarif-syarif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggilkan Tuan Sayid, mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Sarawak dan Sabbah disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah tersebar di seluruh dunia. Di negeri-negeri besar sebagai Mesir, Baghdad, Syam dan lain-lain mereka adalah NAQIB yaitu yang bertugasmencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan itu. Di saat sekarangumumnya telah mencapai 36.37.38 silsilah sampai kepada Sayidina Ali dan Fathimah. Dalam pergolakan aliran lama dan aliran baru di Indonesia, pihak al-Irsyad yang menandatang dominasi kaum Baalwi menganjurkan agar yang menganjurkan agar yang bukan keturunan Hasan dan Husainmemakai juga titel Sayid dimuka namanya. Gerakan ini sampai menjadipanas. Tetapi setelah keturunan Arab Indonesia bersatu, tidak pilih keturunan Alawy atau bukan, dengan pimpinan A.R Baswedan, mereka anjurkan menghilangkan perselisihan dan masing-masing memanggil temannya dengan “Al-Akh”, artinya Saudara. Maka baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad Bin Isa Al-Muhajir yang berpindah dari Bashrah ko Hadramaut itu, dan Ahmad Bin Isa tersebut adalah cucu tingkat ke-6 dari cucu Rasulullah Husain Bin Ali Bin Abi Thalib itu. Kepada keturunan-keturunan itu semuanya kita berlaku hormat, dan cinta, yaitu hormat dan cinta orang Islam yang cerdas, yang tahu harga diri. Sehingga tidak diperbodoh oleh orang-orang yang menyalahgunakan keturunannya itu. Dan mengingatjuga akan sabda Rasulullah s.a.w.: janganlah sampai orang lain datang kepadakua dengan amalnya, sedang kamu datang kepadaku dengan membawa nasab dan keturunan kamu, dan pesan beliau pula kepada puteri kesayangannya, Fathimah Al-Batul, ibu dari cucu-cucu itu: “Hai Fathimah binti Muhammad. Beramallah kesayanganku. Tidaklah dapat aku, ayahmu menolongmu dihadapan Allah sedikitpun”. Dan pernah beliau bersabda: “Walaupun anak kandungku sendiri, Fathimah, jika dia mencuri aku potong juga tangannya”. Sebab itu kita ulangilah seruan dari seorang anak ulama besar Alawy yang telah wafat di Jakarta ini, yaitu Sayid Muhammad Bin Abdurrahman Bin Syahab, agar generai-generasi yang datang kemudian dari turunan “Alawy memegang teguh Agama Islam, menjaga pusaka nenek-moyang, jangan sampai tenggelam kedalam peradaban Barat. Seruan beliau itupun akan telah memelihara kecintaan dan hormat Ummat Muhammad kepada mereka.