Friday, November 4, 2011

YESUS TIDAK MATI UNTUK MENEBUS DOSA SAYA



Benarkah Yesus mati di tiang salib untuk penebusan dosa?John S. Spong, seorang Uskup Episkopal dari Newark, USA, menulis 12 tesis berjudulSERUAN UNTUK REFORMASI BARU. Dalam tesisnya yang ke-6 ia mengungkapkan bahwa:YESUS TIDAK MATI UNTUK MENEBUS DOSA.Berikut adalah ulasan Uskup John S. Spong tentang tesisnya tersebut:"Paham kayu salib sebagai pengorbanan bagi dosa-dosa dunia adalah ide barbar yang didasarkan pada suatu konsep primitif tentang Tuhan, harus ditolak!" Pada bulan Mei 1998, ketika saya menayangkan di Internet Duabelas Tesis untuk diperdebatkan, yang diambil dari buku saya "Why Christianity Must Change or Die", saya tidak mengira betapa hebat responsnya. Perdebatan itu disambut dan dikutuk, diikuti dan dihindari oleh orang tak terhitung banyaknya. Tesis-tesis itu dikhotbahkan secara positif dan secara negatif di keuskupan ini, di Katedral St. Paul di London, di Australia, Kanada, Afrika Selatan dan Selandia Baru. Respons paling emosional adalah terhadap Tesis No.6, yang berkaitan dengan penafsiran terhadap kayu salib dan peranan Yesus dalam drama keselamatan, di mana saya mempertanyakan kebenaran kalimat:
"Yesus mati untuk dosa-dosaku."Kalimat itu begitu sering digunakan dalam sejarah Kristiani sehingga menjadi seperti mantra. Maksudnya, diulang-ulang tanpa penjelasan, seolah-olah maknanya sudah jelas dengan sendirinya. Tidak boleh dipertanyakan atau diperdebatkan. Sekadar dikemukakan berulang-ulang tanpa henti. Perayaan Ekaristi didasarkan padanya; banyak lagu-lagu pujian kita mencerminkannya. Namun, bagi alam pikiran modern, jika dianalisis, kalimat ini hampir tidak ada artinya sama sekali. Kadang-kadang kalimat keramat ini diperluas hingga mencakup apa yang hanya dapat digambarkan sebagai fetisisme terhadap darah yang ditumpahkan Yesus di kayu salib.Kuasa yang luar biasa telah dikenakan kepada darah "suci" itu. Orang Kristen sampai bicara tentang efek penyucian dari siraman darah itu. Sebuah lagu pujian yang saya alami dua kali selama Minggu Suci menyatakan "God on Thee Has Bled" (Tuhan Menumpahkan Darah Atasmu). Kematian Yesus dikatakan merupakan sesuatu yang dituntut oleh Tuhan: suatu tebusan, suatu kurban yang dipanjatkan kepada Tuhan, suatu pembayaran yang dituntut oleh Tuhan bagi dosa-dosa dunia, harga yang harus dibayar untuk memperoleh penebusan, yang adalah pengalaman bersatu dengan Tuhan. Dalam penelitian saya, saya menyimpulkan bahwa bahasa ini --"Yesus mati demi dosa-dosaku"-- adalah distorsi penuh kekerasan dari makna Yesus.Paham itu memberikan kepada saya suatu Tuhan yang sadistis dan haus darah. Suatu Tuhan yang kehendaknya harus dipenuhi dengan pengurbanan manusia bukanlah Tuhan yang kepadanya hati saya tergerak untuk memuja. Itu paham yang sangat buruk. Lagipula, konsep ini menjadi begitu normatif di dalam pengajaran iman kita, sehingga banyak orang merasa, seandainya paham tentang "karya penebusan" Yesus ini tidak diterima, maka tidak ada lagi yang tersisa dari Kristianitas.Namun, saya yakin, justru kebalikannya yang benar. Bagi saya jelas, kalau kita tidak mengekspos kualitas barbar dari tafsiran kuno terhadap makna kematian Yesus dan terhadap Tuhan yang dikatakan menuntutnya, dan menghapuskan keburukan spiritual ini dari kehidupan Judeo-Kristiani, maka Kristianitas tidak punya masa depan. Saya tidak percaya, manusia modern akan tertarik kepada suatu Tuhan yang kehendaknya harus dipenuhi dengan kurban manusia Yesus di kayu salib. Jika Kristianitas menuntut paham tentang makna kematian Yesus ini, saya tidak akan menganut iman ini lagi.Tetapi oleh karena sifatnya yang telah tertanam secara mendalam, perlawanan pasif saja tidak pernah akan efektif. Alih-alih, ide ini harus ditumbangkan secara agresif; kalau tidak, tidak akan ada sesuatu yang baru dan lebih menarik akan pernah muncul. Itulah sebabnya, saya rasa Gereja Kristen pada dewasa ini membutuhkan suatu reformasi yang baru dan kuat yang tidak boleh berhenti sampai semua doktrin inti yang paling dasar dari iman Kristiani dikaji ulang dan dirumuskan kembali. Reformasi pada abad ke-16 tidak sampai pada tugas ini, dan secara retrospektif, hanya membuat perubahan-perubahan kosmetik belaka.Reformasi baru ini harus mengguncangkan dasar-dasar pemikiran Kristiani itu sendiri. Mau tidak mau hal itu akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan besar di kalangan religius konservatif, dan akan menimbulkan amarah yang selalu muncul bila suatu ancaman terakhir dilancarkan terhadap suatu sistem kepercayaan yang sedang sekarat. Tetapi bagaimana pun juga kita harus menyambutnya, karena ia menyajikan satu-satunya kesempatan bagi iman nenek-moyang kita untuk tetap hidup menjadi iman anak-cucu kita.Paham tentang kematian Yesus sebagai kurban bagi dosa-dosa dunia, menurut pendapat saya, mewakili teologi keliru yang didesain untuk mengakomodasikan antropologi keliru yang menjadi dasarnya. Kehidupan manusia bukanlah diciptakan sebagai sesuatu yang baik yang kemudian jatuh ke dalam dosa, dan mengharuskan penyelamatan ilahi yang berpuncak di kayu salib di Kalvari, sebagaimana dikemukakan oleh mitos Kristiani tradisional. Alih-alih, kehidupan manusia telah berkembang melalui jutaan tahun sejarah evolusioner, yang tidak saja menghasilkan manusia yang tidak lengkap, melainkan juga terdistorsi oleh perjuangan untuk mempertahankan diri (survival).Kita bukanlah malaikat yang jatuh, melainkan makhluk yang muncul dan berkembang. Kita adalah suatu karya yang tengah berlangsung, yang terus-menerus menjadi korban hakikat kemanusiaan kita yang belum tuntas. Oleh karena itu, kita tidak dapat diselamatkan dengan suatu kurban kematian dari seorang yang memanjatkan persembahan sempurna kepada suatu Ilah yang marah, kurban yang didesain untuk mengembalikan kita kepada sesuatu yang tidak pernah kita alami. Alih-alih, kita harus terpanggil oleh rahmat cinta untuk berjalan menuju taraf kesadaran lebih tinggi, suatu kemanusiaan yang baru dan lebih lengkap.Sosok Juru Selamat bagi kita tidak mungkin seorang yang membayar harga dosa-dosa kehidupan kita. Alih-alih, sosok Juru Selamat bagi pemahaman kita atas kemanusiaan haruslah seorang yang mampu memberdayakan kita untuk berkembang mengatasi keterbatasan diri kita, untuk membebaskan diri dari ketakutan-ketakutan yang mendistorsikan, dari prejudis-prejudis kita yang membutakan dan stereotipe-stereotipe kita yang mematikan, dan membawa kita ke suatu tempat yang di situ kita menemukan kemerdekaan untuk memberikan hidup kita dalam cinta kepada orang lain.Pertanyaan teologis terakhir yang mendorong reformasi baru ini adalah: apakah kita mampu menanggalkan dari Yesus penjelasan interpretatif tradisionalnya tanpa menghilangkan pengalaman yang dimiliki manusia tentang Yesus ini, yang membuat mereka berseru bahwa di dalam dia kesucian Tuhan telah dialami.Untuk melakukan ini, kita harus mengesampingkan kerangka mitologis yang telah memerangkap Yesus. Kelahiran dari perawan dan kenaikan kosmik harus dilihat sebagai sekadar bahasa interpretatif pra-modern. Berjalan di atas air dan memberi makan 5000 orang dengan lima potong roti tidak mungkin merupakan kisah nyata. Kebangkitan kembali yang dipahami sebagai resusitasi fisikal harus dilihat sebagai tradisi yang berkembang belakangan.Tetapi sekali kerangka mitologis ini dihilangkan, Yesus tidak lenyap atau menjadi sekadar guru yang baik, seperti yang ditakutkan oleh banyak orang. Alih-alih, malah muncul suatu sosok Yesus sebagai saluran transendensi, sosok manusia yang menyatu dengan sumber hidup, pengungkap sumber cinta, suatu makhluk baru yang membuat gamblang Landasan Semua Keberadaan (The Ground of All Being). Ia adalah suatu kehadiran Ilahi, bukan suatu manusia-ilahi mitologis; suatu manusia yang lengkap, yang menjadi kehidupan yang melaluinya kuasa sepenuhnya dari realitas keilahian Tuhan dapat muncul dalam sejarah manusia.Alih-alih melihat kepada mukjizat-mukjizat yang ditafsirkan secara harfiah, kita harus mulai melihat kepada sosok manusia yang keutuhannya memanggil murid-muridnya untuk melampaui batas-batas identitas kesukuan mereka.Orang Yahudi, yang berpikir bahwa orang non-Yahudi (Gentiles) tidak pantas dianggap sebagai manusia yang boleh diakrabi dalam relasi, didorong oleh kenyataan sosok Yesus untuk pergi ke dunia non-Yahudi itu untuk memberitakan Injil, dan mereka melakukannya. Kaum agama yang ketat yang yakin bahwa kaum Samaritan, yang menjadi sasaran prejudis mereka, ditolak oleh Tuhan dan oleh karena itu pantas ditolak oleh mereka, diubah oleh Yesus.Ia mengajarkan kepada mereka, bahwa bila kaum Samaritan memenuhi panggilan Taurat untuk memberikan kasih sayang dan mempedulikan orang, mereka adalah anak-anak Ibrahim yang lebih sempurna daripada seorang ahli agama dan seorang Levi yang tega untuk melewati korban kehidupan di sisi jalan. Orang yang berpegang teguh pada aturan-aturan mana yang halal dan mana yang haram harus berhadapan dengan Yesus yang memeluk penderita kusta, membiarkan sentuhan perempuan yang sedang haid, dan menolak menghakimi orang yang dituduh berzina.Tuhan memang ada di dalam diri Kristus ini. Itulah pengalaman yang menyeruak dan perlu dijelaskan. Namun penjelasan historis telah dikemas dalam asumsi-asumsi yang tidak lagi bisa kita terima. Asumsi-asumsi ini dibentuk oleh suatu pandangan-dunia yang tidak lagi kita anut. Mereka mencerminkan pemahaman akan realitas yang tidak lagi kita miliki dan suatu tradisi pemujaan yang asing bagi tradisi kita sendiri.Orang Kristen-Yahudi abad pertama memahami kematian Yesus menurut analogi domba Paskah, yang disembelih untuk mematahkan kuasa maut. Kemudian mereka memahami dia sebagai domba baru dari Yom Kippur, yang dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia. Mereka menganyam di seputar Yesus simbol-simbol liturgis kuno, tetapi tidak satu pun dari simbol-simbol ini akan efektif bagi kita.Sebaliknya, mereka malah mendorong orang untuk menjauh. Oleh karena itu, kita harus bersiap-siap untuk mengesampingkannya, untuk memperlakukannya sebagai terbatas, dan yang pada akhirnya malah menyesatkan. Yesus tidak mati untuk dosa-dosa kita! Yesus bukan kurban yang dipanjatkan kepada Tuhan untuk mengatasi kejatuhan yang tidak pernah terjadi.Kita adalah makhluk yang muncul naik ke atas, bukan makhluk yang jatuh. Yesus bukan perwujudan dari ilah teistik yang mengunjungi planit ini dengan menyaru sebagai manusia selama 30 tahun. Yesus adalah manusia, yang di dalamnya Tuhan yang bersemayam di lubuk dasar kehidupan, muncul dalam sejarah manusia dengan cara baru yang dramatis dan lengkap.Tugas bagi reformasi baru adalah membebaskan Yesus dari bahan-bahan yang mendistorsikan ini dan menampilkannya kembali dalam gambaran-gambaran baru. Tetapi kita tidak boleh kehilangan pengalaman ini. Tuhan ada di dalam Kristus. Kuasa kehidupan yang transenden, pancuran cinta yang abadi, Landasan Semua Keberadaan (Ground of All Being) yang tak terperikan yang meletup dalam kemanusiaannya yang utuh dan merdeka untuk memanggil kita ke dalam suatu kesadaran baru.Panggilan Kristus adalah panggilan untuk berjalan mengatasi keterbatasan evolusioner yang ditetapkan oleh upaya untuk mempertahankan diri. Roh Kudus Tuhan yang secara mencolok hadir di dalam Yesus --sehingga orang bilang Roh Kudus-lah yang mengandungnya-- tetap merupakan rahmatnya bagi kita masing-masing.Kita yang ada di dalam Kristus dapat --seperti Kristus-- menjadi pendukung Tuhan di lingkungan kita, inkarnasi- inkarnasi baru dari kehadiran ilahi yang abadi. Kita dapat mengungkapkan sumber hidup dan cinta, yang memanggil kita dan orang lain ke dalam kepenuhan keberadaan kita. Inilah jalan yang melaluinya kita bisa bicara tentang Kristus dalam zaman kita, dan kemarilah reformasi yang akan datang dapat membawa kita. Bagi Gereja Kristen, melekat pada rumusan-rumusan harfiah dari masa lampau berarti tidak kurang dari menempuh jalan kematian. Melepaskan rumusan-rumusan itu untuk memasuki pengalaman Kristus secara baru adalah harapan untuk masa depan.Saya berdoa untuk tibanya reformasi ini, sekalipun saya menyadari bahwa bagi banyak orang ini akan tampak sebagai penghancuran apa yang mereka pikir sebagai iman Kristiani. Kita tidak boleh takut akan itu, oleh karena ia akan membawa kita kepada pembaruan dan kebangkitan kembali dan memberi kita kemampuan untuk menyanyikan kidung Tuhan dalam milenium ketiga.***

PERCAKAPAN ROSULALLAH DENGAN IBLIS


Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata: "Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku."

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: "Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?"
Para sahabat menjawab, "Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah berkata: "Dia adalah Iblis yang terkutuk - semoga Allah senantiasa melaknatnya."

Umar bin Khattab r.a. berkata: "Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?" Nabi SAW berkata pelan: "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (hari kiyamat)? Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!"

Ibnu Abbas berkata: "Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya (masyquqatani) memanjang (terbelah ke atas, tidak ke samping), kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau (tsur)."

Dia berkata, "Assalamu'alaika ya Muhammad, assalamu 'alaikum ya jamaa'atal-muslimin (salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)."

Nabi SAW menjawab: "Assamu'lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat). Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa (diperintah) ."

Nabi SAW berkata: "Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?"

Iblis berkata, "Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku 'Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah SWT bersabda," Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu". Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku atas bencana yang menimpa diriku."

Rasulullah kemudian mulai bertanya: "Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?"

Iblis menjawab: "Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."

Rasulullah SAW: "Siapa lagi yang kamu benci?"

Iblis: "Orang muda yang bertaqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT."

Rasulullah: "Lalu siapa lagi?"

Iblis: "Orang Alim dan Wara (menjaga diri dari syubhat) yang saya tahu, lagi penyabar."

Rasulullah: "Lalu, siapa lagi?"

Iblis: "Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran."

Rasulullah: "Lalu, siapa lagi?"

Iblis: "Orang miskin (fakir) yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya."

Rasulullah: "Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?"

Iblis: "Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar."

Rasulullah: "Lalu, siapa lagi?"

Iblis: "Orang kaya yang bersyukur."

Rasulullah bertanya: "Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?"

Iblis: "Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal."

Rassulullah: "Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?"

Iblis: "Aku merasa panas dan gemetar."

Rasulullah: "Kenapa, wahai terlaknat?"

Iblis: "Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat."

Rassulullah: "Jika mereka shaum?"

Iblis: "Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa."

Rasulullah: "Jika mereka menunaikan haji?"

Iblis: "Saya menjadi gila."

Rasulullah: "Jika mereka membaca Al Qur'an?'

Iblis: "Aku meleleh seperti timah di atas api."

Rasulullah: "Jika mereka berzakat?"

Iblis: "Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua."

Rasulullah: "Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?"

Iblis: "Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya".

Rasulullah: "Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?"

Iblis: "Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?"

Rasulullah: "Apa pendapatmu tentang Umar?"

Iblis: "Demi Tuhan, tiada aku bertemu dengannya kecuali aku akan lari darinya."

Rasulullah: "Apa pendapatmu tentang Utsman?"

Iblis: "Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya."

Rasulullah: "Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?"

Iblis: "Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya (menukar darinya kepala dengan kepala), dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu."

Rasulullah: "Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat."

Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad: "Hay-hata hay-hata .. (tidak mungkin- tidak mungkin). Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis (ikhlas)."

Rasulullah: "Siapa yang mukhlis itu menurutmu?"

Iblis dengan panjang-lebar menjawab: "Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) duniawi, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia (zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da'wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir (ingkar). Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur'an dengan firmannya (dalam Surah Al Hasyr): "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:"Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam". (QS. 59:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, "Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua." Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: "Masih ada waktu, sementara engkau sibuk". Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,' Lihatlah kiri-kanan', lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, 'Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya.' Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.

Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia 'mencucuk' shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan 'lijam' (cambuk) lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.

Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus dan cinta dunia Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,' Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni'mat dari Allah'. Aku katakan kepada orang yang sakit: "Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :" Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, .........

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan". Sampai dia mati dalam keadaan kafir.

Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

Nabi berkata: "Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?"

Iblis: "Pemakan riba."

Nabi: "Siapa teman kepercayaanmu (shadiq)?"

Iblis: "Pezina."

Nabi: "Siapa teman tidurmu?"

Iblis: "Orang yang mabuk."

Nabi: "Siapa tamumu?"

Iblis: "Pencuri."

Nabi: "Siapa utusanmu?"

Iblis: "Tukang Sihir."

Nabi: "Apa kesukaanmu?"

Iblis: "Orang yang bersumpah cerai."

Nabi: "Siapa kekasihmu?"

Iblis: "Orang yang meninggalkan shalat Jum'at."

Nabi: "Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?"

Iblis: "Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah."

Nabi: "Apa yang melelehkan badanmu?"

Iblis: "Taubatnya orang yang sungguih-sungguh bertaubat."

Nabi: "Apa yang menggosongkan (membuat panas) hatimu?"

Iblis: "Istighfar yang banyak kepada Allah siang dan malam."

Nabi: "Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?"

Iblis: "Zakat secara sembunyi-sembunyi."

Nabi: "Apa yang membutakan matamu?"

Iblis: "Shalat diwaktu sahur (menjelang shubuh)."

Nabi: "Apa yang memukul kepalamu?"

Iblis: "Memperbanyak shalat berjamaah."

Nabi: "Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?"

Iblis: "Orang yang sengaja meninggalkan shalat."

Nabi: "Siapa manusia yang paling sengsara (celaka) menurutmu?"

Iblis: "Orang kikir - pelit - kedekut."

Nabi: "Siapa yang paling menyita pekerjaanmu (menyibukkanmu)?"

Iblis: "Majlis-majlis ulama."

Nabi: "Bagaimana kamu makan?"

Iblis: "Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku."

Nabi: "Di mana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?"

Iblis: "Di balik kuku-kuku manusia."

Nabi: "Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?"

Iblis: "Sepuluh perkara."

Nabi: "Apa sajakah itu, wahai terlaknat?"

Iblis: "Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah: "Dan hasutlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.

Itulah maksud firman Allah: " ......., dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki ...... (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur'an, maka syair adalah al-Qur'anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya." (QS. 17:27)

Rasulullah berkata: "Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu."

Lalu Iblis meneruskan: "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan ke manapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: "Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta". Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, 'keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan "Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya", dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah (argumentasi) Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud: "Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. 11:119) dilanjutkan dengan: "Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku," (QS. 33:38)".

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis: "Wahai Abu Murrah (blis), apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga."

Ia iblis menjawab: "Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya".

Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

Hikmah dari Kisah ini
Sebagai upaya mencari hikmah dari kisah di atas, mungkin rangkuman ini berguna untuk direnungkan:

Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya.

Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah Ta'Ala agar Dia ridho dan berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk mendapatkan ampunan-Nya.

Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. 20:82).

Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani kehidupan sungguh tidak mudah.

Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan selamat dalam menjalani kehidupan ini dan mudah-mudahan selamat pula semua jebakan syaithan

KETUHANAN YESUS MENURUT IMAM AL-GHAZALI


Imam al Ghazali adalah ulama yang sangat terkenal di zamannya sampai zaman sekarang ini. Nama lengkapnya, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad At-Thusi Asy-Syafii (pengikut mazhab Syaf’i). Al Ghazali lahir 450 H/1058 M dan wafat pada tahun 505H/1111M dalam usia 55 tahun.
Karyanya tidak kurang dari 200 buku, dan di antara karyanya yang sangat monumental adalah “Ihya `Ulumiddin” (Revival of Religious Sciences). Ia dikenal sebagai seorang filosof, ahli tasawwuf, ahli fikih, dan juga bisa dikatakan sebagai seorang Kristolog. Ini terbukti lewat karyanya al-Raddul Jamil, yang ditulisnya secara serius dan mendalam. Dalam bukunya, Al Ghazali memberikan kritik-kritik terhadap kepercayaan kaum Nasrani yang bertaklid kepada akidah pendahulunya, yang keliru.
Kata al Ghazali dalam mukaddimah bukunya: “Aku melihat pembahasan-pembahasan orang Nasrani tentang akidah mereka memiliki pondasi yang lemah. Orang Nasrani menganggap agama mereka adalah syariat yang tidak bisa di takwil” Imam al-Ghazali juga berpendapat bahwa orang Nasrani taklid kepada para filosof dalam soal keimanan. Misalnya dalam masalah al-ittihad, yaitu menyatunya zat Allah dengan zat Yesus. Al Ghazali membantah teori al-ittihad kaum Nasrani. Menurutnya, anggapan bahwa Isa AS mempunyai keterkaitan dengan Tuhan seperti keterkaitan jiwa dengan badan, kemudian dengan keterkaitan ini terjadi hakikat ketiga yang berbeda dengan dua hakikat tadi, adalah keliru.Menurutnya, bergabungnya dua zat dan dua sifat (isytirak), kemudian menjadi hakikat lain yang berbeda adalah hal yang mustahil yang tidak diterima akal. Dalam pandangan al Ghazali, teori alittihad ini justru membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Al Ghazali menggunakan analogi mantik atau logika. Ia berkata, "Ketika Yesus disalib, bukankah yang disalib adalah Tuhan, apakah mungkin Tuhan disalib? Jadi, Yesus bukanlah Tuhan!"Penjelasannya dapat dilihat pada surat an-Nisa ayat 157: “Dan tidaklah mereka membunuhnya (Isa AS) dan tidak juga mereka menyalibnya akan tetapi disamarkan kepada mereka”. Selain al-ittihad, masalah al-hulul tak kalah pentingnya. Menurut Al-Ghazali, makna al-hulul, artinya zat Allah menempati setiap makhluk, sebenarnya dimaksudkan sebagai makna majaz atau metafora. Dan itu digunakan sebagai perumpamaan seperti kata “Bapa” dan “Anak”. Misalnya seperti dalam Injil Yohannes pasal 14 ayat 10: “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dia lah yang melakukan pekerjaanNya.” Dalam melakukan kajiannya, Imam al Ghazali merujuk kepada Bibel kaum Nasrani. Dalam al-Raddul Jamil, al Ghazali mencantumkan enam teks Bibel yang menurutnya menafikan ketuhanan Yesus, dan dikuatkan dengan teks-teks Bibel lainnya sebagai tafsiran teks-teks yang enam tadi. Di antara teks yang dikritisi oleh al Ghazali adalah Injil Yohannes pasal 10 ayat 30-36;“Aku dan Bapa adalah satu. Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-ku yang kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: “bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari engkau, melainkan karena engkau menghujat Allah dan karena engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan dirimu dengan Allah. Kata Yesus kepada mereka: “tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: kamu adalah Allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut Allah ­ sedangkan kitab suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia.” (Teks dikutip dari Bibel terbitan Lembaga Al-kitab Indonesia; Jakarta 2008.)
Teks ini, menurut al Ghazali, menerangkan masalah al-ittihad (menyatunya Allah dengan hamba-Nya). Orang Yahudi mengingkari perkataan Yesus “aku dan Bapa adalah satu”. Al Ghazali berpendapat, perkataan Yesus, Isa AS “.. aku dan Bapa adalah satu” adalah makna metafora. Al Ghazali mengkiaskannya seperti yang terdapat dalam hadits Qudsi, dimana Allah berfirman: “Tidaklah mendekatkan kepadaKu orang-orang yang mendekatkan diri dengan yang lebih utama dari pada melakukan yang Aku fardhukan kepada mereka. Kemudian tidaklah seorang hamba terus mendekatkan diri kepadaKu dengan hal-hal yang sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengaran yang ia mendengar dengannya, penglihatan yang ia melihat dengannya, lisannya yang ia berbicara dengannya dan tangannya yang ia memukul dengannnya.” Menurut Al-Ghazali, adalah mustahil Sang Pencipta menempati indra-indra tersebut atau Allah adalah salah satu dari indra-indra tersebut. Akan tetapi seorang hamba ketika bersungguh-sungguh dalam taat kepada Allah, maka Allah akan memberikannya kemampuan dan pertolongan yang ia mampu dengan keduanya untuk berbicara dengan lisan-Nya, memukul dengan tangan-Nya, dan lain-lainnya. Makna metafora dalam teks Bibel dan hadis Qudsi itulah yang dimaksudkan bersatunya manusia dengan Tuhan, bukan arti harfiahnya.Demikianlah, di abad ke-12 M, Imam al Ghazali telah melalukan kajian yang serius tantang agama-agama selain Islam. Kajian ini tentu saja sesuatu yang jauh melampaui zamannya. Kritiknya terhadap konsep Ketuhanan Yesus jelas didasari pada keyakinannya sebagai Muslim, berdasarkan penjelasan Alquran. Al-Ghazali bersifat seobjektif mungkin saat meneliti fakta tentang konsep kaum Kristen soal Ketuhanan Yesus. Tapi, pada saat yang sama, dia juga tidak melepaskan posisinya sebagai Muslim saat mengkaji agama-agama.

Sunday, June 19, 2011

40 KEISTIMEWAAN WANITA MENURUT ISLAM

Berikut merupakan keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah. Berbahagialah engkau wahai bidadari penghuni syurga...... !
1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.
2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.
6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggil akan engkaudua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut,burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W.,siapakah yang lebih besar haknyaterhadap wanita? Jawab baginda,“Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.
22. Rakaat solat dari wanita yanghamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknyadaripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
24. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
27. Wanita yang tidak cukup tidurpada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkanoleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
31. Wanita yang hamil akan dapatpahala berpuasa pada siang hari.
32. Wanita yang hamil akan dapatpahala beribadat pada malam hari.
33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
36. Jika wanita menyusui anaknyasampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
37. Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas danjika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akanmemasuki syurga.
39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

Sunday, May 1, 2011

PANDANGAN MUSLIM TERHADAP HARI RAYA KAUM KAFIR

Di negeri kaum muslimin tak terkecuali negeri kita ini, momentum hari raya biasanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) untuk menggugah bahkan menggugat tenggang rasa atau toleransi –ala mereka- terhadap kaum muslimin. Seiring dengan itu, slogan-slogan manis seperti: menebarkan kasih sayang, kebersamaan ataupun kemanusiaan sengaja mereka suguhkan sehingga sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan jiwanya menjadi buta terhadap makar jahat dan kedengkian mereka.
Maskot yang bernama Santa Claus ternyata cukup mewakili “kedigdayaan” mereka untuk meredam militansi kaum muslimin atau paling tidak melupakan prinsip Al Bara’ (permusuhan atau kebencian) kepada mereka.Sebuah prinsip yang pernah diajarkan Allah dan Rasul-Nya .
HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR IDENTIK DENGAN AGAMA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Bahwasanya hari-hari raya itumerupakan bagian dari lingkup syariat, ajaran dan ibadah….seperti halnya kiblat, shalat dan puasa. Maka tidak ada bedanya antara menyepakati mereka didalam hari raya mereka dengan menyepakati mereka didalam segenap ajaran mereka….bahkan hari-hari raya itu merupakan salah satu ciri khas yang membedakan antara syariat-syariat (agama) yang ada. Juga (hari raya) itu merupakan salah satu syiar yang paling mencolok.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 292)
SETIAP UMAT BERAGAMA MEMILIKI HARI RAYA
Perkara ini disitir oleh Allah didalam firman-Nya (artinya): “Untuk setiap umat (beragama)Kami jadikan sebuah syariat dan ajaran”. (Al Maidah: 48). Bahkandengan tegas Rasulullah bersabda:
فَإِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْداً وَإِنَّ هَذَا لَعِيْدُناَ
“Sesungguhnya bagi setiap kaum (beragama) itu memiliki hari raya, sedangkan ini (Iedul Fithri atau Iedul Adha) adalah hari raya kita.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Akan tetapi muncul sebuah permasalahan tatkala kita mengingat bahwa orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) telah mengubah-ubah kitab Injil mereka sehingga sangatlah diragukan bahwa hari raya mereka yaitu Natal merupakan ajaran Nabi Isa ?. Kalaupun toh, Natal tersebut merupakan ajaran beliau, maka sesungguhnya hari raya tersebut -demikian pula seluruh hari raya orang-orang kafir- telah dihapus dengan hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adha. Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْراً مِنْهُمَا: يَوْمَ اْلأَضْحَى وَ يَوْمَ الْفِطْرِ
“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya (dua hari raya Jahiliyah ketika itu-pent) dengan hari raya yang lebih baikyaitu: Iedul Adha dan Iedul Fithri.” (H.R Abu Daud dengan sanad shahih)
SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR
Menanggapi upaya-upaya yang keras dari orang-orang kafir didalam meredam dan menggugurkan prinsip Al Bara’ melalui hari raya mereka, maka sangatlah mendesak untuk setiap muslim mengetahui dan memahami perkara-perkara berikut ini:
1. Tidak Menghadiri Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:“Berbaurnya kaum muslimin dengan selain muslimin dalam acara hari raya mereka adalah haram. Sebab, dalam perbuatan tersebut mengandung unsur tolong menolong dalam hal perbuatan dosa dan permusuhan. Padahal Allah berfirman (artinya): “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kalian tolong menolongdidalam dosa dan pelanggaran.”(Al Maidah:2)…..Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kaum muslimin tidak boleh ikut bersama orang-orang kafir dalam acara hari raya mereka karena hal itu menunjukan persetujuan dan keridhaan terhadap agama mereka yang batil.” (Disarikan dari majalah Asy Syariah no.10 hal.8-9)
Berkaitan dengan poin yang pertama ini, tidak sedikit dari para ulama ketika membawakan firman Allah yang menceritakan tentang sifat-sifat Ibadurrahman(artinya): “(Yaitu) orang-orang yang tidak menghadiri kedustaan.” (Al Furqan:73), mereka menafsirkan “kedustaan” tersebut denganhari-hari raya kaum musyrikin (Tafsir Ibnu Jarir…/….)
Lebih parah lagi apabila seorang muslim bersedia menghadiri acaratersebut di gereja atau tempat-tempat ibadah mereka. Rasulullahmengecam perbuatan ini dengan sabdanya:
وَلاَ تَدْخُلُوْا عَلىَ الْمُشْرِكيْنَ فِيْ كَناَئِسِهِمْ وَمَعاَبِدِهِمْ فَإِنَّ السُّخْطَةَ تَنْـزِلُ عَلَيْهِمْ
“Dan janganlah kalian menemui orang-orang musyrikin di gereja-gereja atau tempat-tempat ibadah mereka, karena kemurkaan Allah akan menimpa mereka.” (H.R Al Baihaqi dengansanad shahih)
2. Tidak Memberikan Ucapan Selamat Hari Raya
Didalam salah satu fatwanya, beliau (Asy Syaikh Ibnu Utsaimin) mengatakan bahwa memberikan ucapan selamat hari raya Natal kepada kaum Nashrani dan selainnya dari hari-hari raya orang kafir adalah haram. Keharaman tersebut disebabkan adanya unsur keridhaan dan persetujuan terhadap syiar kekufuran mereka, walaupun pada dasarnya tidak ada keridhaan terhadap kekufuran itu sendiri. Beliau pun membawakan ayat yaitu (artinya): “Bila kalian kufur maka sesungguhnya Allah tidak butuh kepada kalian. Dia tidak ridha adanya kekufuran pada hamba-hamba-Nya. (Namun) bila kalian bersyukur maka Dia ridha kepada kalian.” (Az Zumar:7). Juga firman-Nya (yang artinya): “Pada hari ini, Aku telah sempurnakan agama ini kepada kalian, Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah:3)
Beliau juga menambahkan bahwabila mereka sendiri yang mengucapkan selamat hari raya tersebut kepada kita maka kita tidak boleh membalasnya karenamemang bukan hari raya kita. Demikian pula, hal tersebut disebabkan hari raya mereka ini bukanlah hari raya yang diridhai Allah karena memang sebuah bentuk bid’ah dalam agama aslimereka. Atau kalau memang disyariatkan, maka hal itu telah dihapus dengan datangnya agama Islam.” (Majmu’uts Tsamin juz 3 dan Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/255)
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullahmenjelaskan bahwa orang yang mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir pada hari raya mereka, kalaupun dia ini selamat dari kekufuran maka diapasti terjatuh kepada keharaman. Keadaan dia ini seperti halnya mengucapkan selamat atas sujud mereka kepada salib. (Ahkamu Ahlidz Dzimmah)
3. Tidak Tukar Menukar Hadiah Pada Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqimhal. 277)
4. Tidak Menjual Sesuatu Untuk Keperluan Hari Raya Mereka
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan bahwa seorang muslim yang menjual barang dagangannya untuk membantu kebutuhan hari raya orang-orang kafir baik berupa makanan, pakaian atau selainnyamaka ini merupakan bentuk pertolongan untuk mensukseskan acara tersebut. (Perbuatan) ini dilarang atas dasar suatu kaidah yaitu: Tidak boleh menjual air anggur atau air buah kepada orang-orang kafir untuk dijadikan minuman keras (khamr). Demikian halnya, tidak boleh menjual senjata kepada mereka untuk memerangi seorang muslim. (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.325)
5. Tidak Melakukan Aktivitas-Aktivitas Tertentu Yang Menyerupai Orang-Orang Kafir Pada Hari Raya Mereka
Didalam fatwanya, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Dandemikian pula diharamkan bagi kaum muslimin untuk meniru orang-orang kafir pada hari raya tersebut dengan mengadakan perayaan-perayaankhusus, tukar menukar hadiah, pembagian permen (secara gratis), membuat makanan khusus, libur kerja dan semacamnya. Hal ini berdasarkanucapan Nabi :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.” (H.R Abu Daud dengan sanad hasan). (Majmu’uts Tsamin juz 3)
DOSAKAH BILA MELAKUKAN HAL ITU DALAM RANGKA MUDAHANAH (BASABASI)?
Selanjutnya didalam fatwa itu juga, beliau mengatakan: “Dan barangsiapa melakukan salah satu dari perbuatan tadi (dalam fatwa tersebut tanpa disertakan no 1,3 dan 4-pent) maka dia telah berbuat dosa, baik dia lakukan dalam rangka bermudahanah, mencari keridhaan, malu hati atau selainnya. Sebab, hal itu termasuk bermudahanah dalam beragama, menguatkan mental dan kebanggaan orang-orang kafir dalam beragama.” (Majmu’uts Tsamin juz 3)
Sedangkan mudahanah didalam beragama itu sendiri dilarang oleh Allah . Allah berfirman (artinya): “Mereka (orang-orang kafir) menginginkan supaya kamu bermudahanah kepada mereka lalu mereka pun bermudahanah pula kepadamu.”(Al Qalam:9)
ORANG-ORANG KAFIR BERGEMBIRA BILA KAUM MUSLIMIN IKUT BERPARTISIPASI DALAM HARI RAYA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Oleh karena itu, orang-orang kafir sangat bergembira dengan partisipasinya kaum muslimin dalam sebagian perkara (agama)mereka. Mereka sangat senang walaupun harus mengeluarkan harta yang berlimpah untuk itu.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.39).
BOLEHKAH SEORANG MUSLIM IKUT MERAYAKAN TAHUN BARU DAN HARIKASIH SAYANG (VALENTINE’S DAY)?
Para ulama yang tergabung dalam Lajnah Da’imah Lil BuhutsAl Ilmiyah Wal Ifta’ (Komite Tetap Kajian Ilmiah Dan Fatwa) Arab Saudi dalam fatwanya no.21203 tertanggal 22 Dzul Qa’dah 1420 menyatakan bahwa perayaan-perayaan selainIedul Fithri dan Iedul Adha baik yang berkaitan dengan sejarah seseorang, kelompok manusia, peristiwa atau makna-makna tertentu adalah perayaan-perayaan bid’ah. Tidak boleh bagi kaum muslimin untuk berpartisipasi apapun didalamnya.
Didalam fatwa itu juga dinyatakan bahwa hari Kasih Sayang (Valentine’s Day)- yangjatuh setiap tanggal 14 Pebruari- merupakan salah satu hari raya para penyembah berhala dari kalangan Nashrani.
Adapun Asy Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah (salah satu anggota komite tersebut) menyatakan bahwa penanggalanMiladi/Masehi itu merupakan suatu simbol keagamaan mereka.Sebab, simbol tersebut menunjukan adanya pengagungan terhadap kelahiranAl Masih (Nabi Isa ?) dan juga adanya perayaan pada setiap awal tahunnya. (Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/257). Wallahu A’lam.

Friday, April 1, 2011

MENGUNGKAP HUKUMAN MATI SYECH SITI JENAR,FATWA WALI ATAUKAH INTRIK POLITIK???

Dalam pandangan umat Islam Indonesia pada umumnya, barangkali, hukuman mati yang dijatuhkan pada Syekh Siti Jenar merupakan akibat kesalahannya dalam pengajaran agama.Lebih khususnya,dalam hal pemahaman akan hakikat hablul min al-allah,hubungan manusia denganTuhan. Cerita-cerita yang diabadikan dalam seni tradisional Jawa,kethoprak,misalnya,juga demikian.Produk sinematrografi kita pun menyuguhkan jalan cerita yang tak jauh berbeda.Kebanyakan kitab juga menyatakan demikian. Menurut K.H.Dachlan Abd.Qohar,anggota Konstituante yang menerjemahkan Kanzul Ulum (Gudang Ilmu) Ibn Bathuthah,yang penulisannya dilanjutkan oleh Maulana Maghribi,sepeninggal Sunan Ampel,Raden Paku menggantikannya sebagai pemimpin Walisongo.Ia pun memanggil wali lain untuk bermusyawarah.Mereka sepakat memanggil Syekh Siti Jenar untuk didudukkan sebagai anggota Walisongo. Dikirimlah utusan ke Lemah Abang.Apa jawab Syekh Siti Jenar?”Kembalilah kamu ke Giri.Katakanlah kepada Sunan Giri bahwa Syekh Siti Jenar tidak ada.Yang ada disini hanya Allah Subhanahu wa ta’ala”. Sunan Giri pun minta ia datang bersama Allah.Kali ini ia menjawab,”Suruh Sunan Giri mengaji lagi.Apa ia tidak tahu bahwa Allah ada di mana-mana,dan bahwa Allah lebih dekat daripada tenggorokan dan urat lehernya.” Para wali menyerahkan masalah ini kepada Sultan Demak.Jawaban Syekh Siti Jenar tetap sama.Maka,soal itu diserahkan kepada Sunan Gunung Jati,yang pernah menjadi gurunya.Para wali pun mendampinginya di Masjid Agung Cirebon.Ketika dipanggil,Syekh Siti Jenar datang.Akan tetapi,ketika para wali bersembahyang,ia shalat batin alias hanya bersemedi. Kedelapan wali pun bermufakat bahwa sikap Syekh lemah Abang atau Syekh Siti Jenar itu bisa merusak syariat.Bila orang mengikutinya,tak bedalah ibadahnya dari pada orang Hindu,yaitu bersemedi tanpa rukuk dan sujud,seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.Sunan Kudus menyatakan,ia harus di hukum mati.Dan,hukuman mati terhadap Syekh Siti Jenar di jatuhkan oleh Sunan Giri. Setelah hal itu dilaksanakan,badannya dimakamkan di utara pengimaman Masjid Agung Cirebon,sedangkan kepalanya dikubur di Desa Melati,pada tahun 1480 M.Apa kata orang Cirebon tntang ini?Salah satu versi Babad Cirebon,yang tentu saja lebih menekankan kepemimpinan Sunan Gunung Jati,menceritakan pendebatan yang lebih panjang.Kisah ini ditutup dengan penguburan yang terjadi pada hari Rabu pertama Sapar 1529 M.Tercatat,versi lain lagi menyatakan terjadi pada 1506 M. Kalimat sumpah atau kutukan yang di ucapkan menjelang ajal ialah,”Sunan Gunung Jati dan para wali,kelak pada akhir zaman,akan ada kerbau bule matakucing yang mendarat dari laut.Itulah yang akan menumpas/menjajah turunanmu.” Vonis Politik Nukilan di atas memang menguatkan anggapan,hukuman mati yang di terima Syekh Siti Jenar merupakan akibat kesalahannya dalam mengajarkan agama.Salah satu naskah yang jelas-jelas menyatakan hukuman mati Syekh Siti Jenar sebagai pengadilan politik ialah serat Darmagandhul. “Sawise masdjid dadi,banjur padasalat ana ing masdjid,sakbakdane salat,bandjur tutup lawang,wong kabeh dipangandikani dening Sunan Benang,jen Adipati Demak arep didjumenengake nata,sarta bandjur arep ngrusak Madjapahit,jen wis padha rudjuk,bandjur arep kepjakan tumuli.Para sunan lan para bupati wis padha rujuk kabeh,mung sidji kang ora rudjuk,ija iku Sjeck Siti Djenar.Sunan Benang duka,Sjeck Siti Djenar di pateni,dene kang kedhawuhan mateni ija iku Sunan Giri,Sjeck Siti Djenar dilawe gulunemati.” (“Setelah masjid itu jadi,mereka bersama-sama salat di dalam masjid.Setelah salat,mereka menutup pintu.Semua orang diberitahu oleh Sunan Benang bahwa Adipati Demak akan dijadikan raja,juga akan menyerang Majapahit.Jika sudah sama-sama bersepakat,mereka akan bersiap-siap melaksanakan.Para sunan danbupati semuanya setuju,hanya satu yang tidak,yaitu Syekh Siti Jenar.Sunan Benang marah,Syekh Siti Jenar dibunuh.Adapun yang disuruh membunuh ialah Sunan giri,leher Syekh Siti Jenar dijerat mati.”) “Sadurunge Sjech Siti Djenar tumeka ing pati,ninggal swara:Eling-eling ngulama ing Giri,kowe ora tak wales ing achirat,nanging tak wales ana ing donja kene bae,besuk jen ana Ratu Djawa kanthi wong tuwa,ing kono gulumu bakal tak lawe genti,”Sunan Giri mangsuli:’ija besuk wani,saiki wani,aku ora bakal mundur’.” (“Sebelum menghembuskan napas terakhir,Syekh Siti Jenar berkata,”Ingatlah ulamadi Giri,kamu tidak kubalas di akhirat,melainkan di dunia saja.Kelak,bila ada raja Jawa berusia tua,saat itu kamu akan ganti kugantung.’Sunan giri menjawab,’Kelak berani,sekarang berani.Aku tidak akan mundur’.”) Siapa yang menulis Dharmagandhul? Menurut babon(naskah induk) asli yang di tinggalkan K.R.T.Tandhanagara,Purwasari.sala,kitab ini ditulis oleh orang yang mengaku murid Raden Budi Sukardi,pada hari Tumpak Manis (Rabu Legi) 2 Ruwah tahun Je: wuk guna ngesthi nata atau 1830J (1318 H/1990 M).Akan tetapi,ahlisastra jawa,Bratakesawa,menyatakan,Darmagandhul,juga Gatholoco,ditulis oleh Pangeran Suryanegara,putraSultan hamengku Buwana VI (1855-1877)

Thursday, March 31, 2011

MITOS YANG DIANGGAP SESAT

Dari Abu Hurairah R.A Rasulullah bersabda : “Tidak ada ‘adwa, tidak ada tathayyur, tidak ada hamah, tidak ada shafar, tidak ada nau, dan tidak ada ghul” (HR:BUKHARI MUSLIM) Kutipan hadits diatas merupakan penegasan bahwa tidak adanya mitos tertentu yang dapat atau tidak membawa manfaat/mudharat, berikut penjelasan mitos tersebut : *.‘Adwa ‘Adwa yaitu penularan penyakit,tidak ada ‘adwa bukan berarti tidak ada penularan penyakit daripenyakit tertentu, tetapi tidak semua penyakit menularkan kepada yang lain. Tertular atau tidak tergantung pada kehendak Allah dan perilaku manusia itu sendiri. Sebagai contoh beberapa penyakit yang menular/tertular akibat perilaku manusia sendiri : HIV AIDS, syphilis, raja singa,penyakit kelamin lainnya. Kalau Allah menghendaki ada penularan suatu penyakit, hal itu mudah terjadi, tetapi jika tidak menghendaki maka tidak akan terjadi. *.Tathayyur Tathayyur yaitu menentukan nasib dengan melihat dan mengikuti perilaku hewan tertentu, suara burung, suara tokek, kucing sebagai pertanda bagi dirinya. Bergantung pada suara burung dan tokek mempercayai pengaruhnya dalam mendatangkan suatu kebaikan atau keburukan. *.Hamah Hamah adalah sejenis burung hantu (dares/jawa) dimana pada masyarakat terdapat mitos burung ini akan mendatangkan kemalangan, kematian dan penyakit apabila mendatangi/melewati rumah seseorang. Mereka menafsirkan dengan kemalangan apabila burung itu bertengger disalah satu rumah seseorang, maka membawa tanda tanda kematian dari salah satu anggota keluarga. Mitos semacam ini menumbuhkan kemusrikkan berupa keyakinan adanya kekuatan selain Allah yangmenentukan kemalangan dan keburukan. *.Shaffar Shafar yaitu larangan bulan, hari, weton, hari tertentu. Dikalangan masyarakat kita sekarang ini masih banyak yang mempercayai bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, weton (jawa) dimana seseorang tidak boleh melakukan aktivitas tertentu, misalnya membangun rumah, menikah, berdagang pada hari hari tertentu. Padahal tidak hari sial atau hari baik, malang atua tidaknya nasib seseorang tergantung dari ikhtiar/usaha seseorang dan atas kehendak Allah s.w.t. *.Nau Nau yaitu ramalan nasib menurut rasi bintang, yang saat ini lagi trend dikalangan remaja mereka percaya pada ramalan bintang mereka, cancer, aries, leo, libra, gemini dan lain lain yang dapat menentukkan nasib mereka akan datang dan apa yang harus diperbuat. Sesungguhnya Alloh menciptakan bintang untuk tiga hal : sebagai penghias langit, sebagai alat untuk melempar syaiton/jin yang berusaha mencurirahasia Alloh atas perintah dukun/paranormal, sebagai petunjuk arah bagi manusia/nelayan. Barangsiapa menafsirkan selain itu ia telah sesat dan menyia-nyiakan bagian waktunya dan memaksakan diri dalam sesuatu yang ia sendiri tidak mengetahuinya. *.Ghul Ghul atau hantu yaitu arwah orang meninggal menampakkan diri. Dlam ajaran islam orang yang sudah meninggal berada dalam alamnya sendiri dan tidak akan dapat menampakkkan diri didunia sebagai ghul/hantu, sedangkan yang menampakkan diri itu adalahjin/syaiton. Hantu/jin/syaiton yangsering menampakkan diri ditempatangker tidak da pengaruhnya bagi orang yang beriman dan selalu ingat pada Alloh, maka Allohakan melindungi dari segala gangguan hantu.

Saturday, March 26, 2011

TANGISAN ROSULALLAH S.A.W. MENGGETARKAN ARASY



“Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka ’bah, beliaumendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka ’bah, dan berzikirlagi: “ Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukankerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. ” Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab ?” “Belum,”jawab orang itu. “Jadibagaimana kau beriman kepadanya ?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya,sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya, ” kata orang Arab badwi itu pula. Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat !” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabis.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w.menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:“Wahai orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawaberita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.” Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “ Katakanlah kepada orang Arabitu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar !” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata: “ Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya !”kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan ?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawaborang itu. ‘ Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNya! ’ Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu MalaikatJibril turun lagi seraya berkata: “ Ya Muhammad! Tuhan As-Salammenyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: “Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy lupa daribacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya,juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti !” Betapa sukanya orang Arab badwiitu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu menangis kerana tidak berdaya menahan keharuandirinya.
Sumber Sirah Nabawiy

Sunday, March 20, 2011

MENGENAL TENTANG WALI'ALLAH LEBIH DEKAT

Wali atau waily berasal dari akar kata waliya-yawla,yang berarti “dekat” dengan sesuatu. Al-waliyyu mengandung arti ”orang yang memiliki kedekatan dengan Allah” atau ”orang yang disayang oleh Allah”Dalam bahasa Arab,terkadang ada satu kata yang memiliki makna fa’il (subjek) dan maf’ul (objek) sekaligus memiliki dua pengertian tersebut.Ia bisa berarti orang yang mencintai Allah atau orang yang dicintai Allah bahkan bisa dikatakan orang yang mencintai dan dicintai Allah.sekaligus. Menurut seorang ulama besar,Imam Qusyari,waliy memiliki dua pengertian.Pertama,orang yang dengan sekuat tenaga berusaha menjaga hati agar tetap hanya bergantung kepada Allah.Mereka ini yang sering kali disebut waliy salik.Kedua,orang yang hatinya secara penuh berada dalam penjagaan Allah.Dalam dunia sufi’,wali-wali kelompok kedua ini dipercaya kerap mengalami kefanaan kesadaran (jadzab),sehingga sering disebut Waliy Majdzub. Dalam kitab Futuhat Makiyyah,filsuf besar Ibnu Arabi menelusuri kriteria orang-orang yang dicintai Allah atau waliy dalam al-Quran ada delapan kriteria.Pertama,orang yang hanya mengambil Allah sebagai perlindungannya.Kedua,orang yang mencintai allah dan berusahameniru sifat-sifat-Nya.Contoh,menjadi orang yang penyabar,pengasih,penyayang,pemaaf dll.ketiga,orang yang senantiasa kembali kepada Allah,bertaubat.Setiap kali terpeleset melakukan perbuatan maksiat,dengan segera ia bertaubat.Keempat,orang yang selalu berusaha menyucikan diri,lahir dan batin.Kelima,orang yang selalu bersabar atas takdir yang ditetapkan oleh Allah. Keenam,orang yang selalu bersyukur atas nikmat Allah.Bagi para wali,musibah dan anugerah itu sama-sama nikmat.Sebab,dua-duanya berasal dari Allah.wali besar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Lujainid Dani menulis”Tidak ada orang.Ketujuh,orang yang selalu berbuat baik dan selalu memperbaiki (mushin).Kedelapan,orang yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya,dalam setiap detak jantung dan hembusan nafas. Walisongo,terlepas dari ada atau tidaknya kedelapan kriteria di atas,menurut beberapa sejarawan,sebenarnya sebutan untuk sebuah organisasi atau dewan yang secara teroganisasi berjuang mengislamkan tanah Jawa.Maka tek mengherankan jikajumlah mereka tidak hanya sembilan,sebagaimana makna harfiahnya. Kata songo,atau sembilan dalam tradisi Jawa kuno sering digunakan untuk menggambarkan esuatu yang banyak.Sebagaimana ketika orang Jawa menyebut sebuah kompleks dengan puluhan candi di pegunungan Ungaran Jawa Tengah dengan nama Candi Songo,atau pada nama Sumber Songo dan Gedong Songo.Ada banyak sumber yang menceritakan perihal para anggota Walisongo.Salah satunya,konon merujuk pada kitab Kanzul Ulum,karya pengelanamuslim,Ibnu Bathuthah.Menurut sumber tersebut,konon Walisongo pernah mengalami pergantian anggota sampai lima kali. Dewan I (1404)M,terdiri dari Syekh Maulana Malik Ibrahim,asal Turki,ahli tata negara,berdakwah di jawa Timur dan wafat di Gresik pada 1419.Syekh Maulana Ishaq,asal Samarkand,Asia Tengah,ahli pengobatan.Berdakwah di Jawa lalu pindah dan wafat di Pasai Singapura).Maulana Ahmad JumadilKubra,asal Mesir,dakwah secara keliling dan wafat dimakamkam di Troloyo,Trowulan,Mojokerto.Maulana Muhammad Al-Maghribi,asal Maghrib,Maroko.berdakwah secara keliling dan wafat pada 1465 dimakamkan di Jatinom,Klaten.Maulana Malik Isra’il,asal Turki,ahli mengatur negara,wafat pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri antara Serang dan Merak.MaulanaMuhammad Ali Akbar,asal Persia/Iran,ahli pengobatan,wafat pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri.Maulana Hassanudin,asal Palestina,dakwah secara keliling wafat pada 1462 dimakamkan di samping masjid Banten Lama.Maulana Aliyudin,asal Palestina,dakwah keliling dan waeat pada 1462,dimakamkan di samping masjid Banten Lama.Syekh Subakir,asal Persia,ahli menumbal tanah angker yang dihuni jin jahat beberapa waktu di Jawa,lalu kembali ke Persia,wafat di Persia pada 1462. Dewan II (1436 M),terdiri dari Raden ali Rahmatullah,berasal dariCampa Muangthai Selatan,datang pada 1421,dikenal sebagai Sunan Ampel (Surabaya),menggantikan Malik Ibrahim yang wafat.Sayid Ja’far Shadiq,asal Palestina,datang pada 1436 dan tinggal di Kudus kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus,menggantikan Malik Isra’il.Syarif Hidayatullah,asal Palestina,datang pada 1436 menggantikan Ali Akbar yang wafat. Dewan III (1463),terjadi perubahankembali.Raden Paku atau Syekh Maulana ainul Yaqin yang berjilik sunan Giri,menggantikan ayahandanya yang pulang ke Pasai.Raden Paku lahir di Blambangan,Banyuwangi,putra Syekh Maulana Ishak kemudian wafat dimakamkan di Gresik.RadenSyahid atau Sunan Kalijaga,putra Adipati Wilatikta dari Tuban,menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia.Raden Makdum Ibrahim atauSunan Bonang kelahiran Ampel,putra Sunan Ampel,menggantikanHasanuddin yang wafat.Raden Qasim atau Sunan Drajad kelahiran Ampel,putra Sunan Ampel,menggantikan Aliyuddin yang wafat. Dewan IV (tahun 1466 M),komposisi Walisongo bertambahdengan kehadiran Raden Patah,putra Raja Brawijaya dari Majapahit.Pada 1462 ia menjadi Adipati Bintoro,pada 1465 membangun masjid Demak,lalu menjadi sultan Demak pada 1468.Ia adalah murid Sunan Ampel,menggantikan Ahmad Jumadil Kubro yang wafat.Fathullah Khan,putra Sunan Gunung Jati,menggantikan Al-Maghorobi yang wafat. Dalam komposisi Dewan V,terdapatRaden Umar Said atau Sunan Muria,putra Sunan Kalijaga,ia menggantikan wali yang telah wafat.Ada Syekh Siti Jenar,wali yang sangat kontroversial.Sejak kemunculannya pertama kali,dalamberbagai versi,ajarannya dianggapmenyimpang dari Islam,tapi sampaisaat ini masih dibahas di berbagai lapisan masyarakat,bahkan masih ada pengikutnya,sampai kematiannya yangmasih menimbulkan tanda tanya.Sunan Tembayat atau Adipati Pandanarang,yang menggantikan Syekh Siti Jenar yang wafat

Tuesday, March 15, 2011

DALAM POSISI&KEDEKATAN,ALLAH BRKATA PADAKU

Tak suatu pun lebih jauh dariku terhadap sesuatu yang lain
Tak satu pun lebih dekat dariku, terhadap sesuatu yang lain
Kecuali atas dasar hukum ketetapannya, dalam hal kedekatan dan kejauhan
Kejauhan diketahui dengan kedekatan
Kedekatan diketahui dengan wujud
Akulah kedekatan yang tidak mencariku
Dan wujud yang tidak berakhir padaku
Akulah yang dekat, tidak seperti kedekatan sesuatu dari sesuatu,
Akulah yang jauh tidak seperti kejauhan sesuatu dari sesuatu.
Dekatmu bukanlah jauhmu,
Dan jauhmu bukanlah dekatmu.
Akulah yang dekat yang jauh, dekat yang adalah jauh dan jauh yang adalah dekat.
Dekat yang kau ketahui, ketahui adalah jarak
Dan jauh yang kau ketahui adalah jarak
Akulah yang dekat yang jauh tanpa jarak
Aku lebih dekat dari lidah terhadap ucapannya, tatkala ia menyebut sesuatu.
Maka yang menyaksikanku tidak menyebutku
Dan yang menyebutku tidak menyaksikanku.

Syair Sufistik An-niffary

Monday, January 31, 2011

SYAIR IMAM SYAFI'I

TIPUAN PALSU
≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡
Aku melihat tipu muslihat dunia, tatkala ia bertengger di atas kepala-kepala manusia, dan membincangkan manusia-manusia yang terkena tipunya. Bagi mereka, Orang sepertiku tampak amat takberharga. Aku disamakan olehnya, dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan.

MENCINTAI AKHIRAT
≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡
Duhai orang yang senang memelukdunia fana, Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia, Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu, kepada duniamu itu. Karena kelak engkau akan berpelukan, Dengan bidadari di surga. Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi, maka hindarilah jalan menuju api neraka.
RENDAH HATI
≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡
Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad, Sementara di sekitarnya terdapatgunung-gunung dan tebing-tebing.Padahal aku takberalas kaki, dan tak berkendaraan. Tanganku pun kosong dan, jalan ke sana amat mengerikan.

TENTANG CINTA
≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡
Engkau durhaka kepada Allah, dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya. Ini adalah suatu kemustahilan. Apabila benar engkau mencintai-Nya, pastilah engkau taati semua perintah-Nya. Sesungguhnya orang menaruh cinta, Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya. Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu, setiap saat dan tak ada rasa syukur, yang engkau panjatkan kepada-Nya.
KEPUASAN (QANA'AH)
≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡
Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan, lalu kupegang erat-erat ujungnya. Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta, dan memerintah bak seorang raja.

ANUGRAH ALLAH
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku, yang penuh dengan anugerah. Engkaulah sumber satu-satunya, pada saat penciptaanku. Hidarkan aku dari anugerah yang buruk. Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku, hingga saat Engkau mematikanku.

Friday, January 28, 2011

PENYAKIT GHURUR

Ghurur adalah penyakit hati yang menimpa banyak orang di dunia ini, ghurur dalam bahasa kita nya adalah tertipu daya, penyakit ghurur ini telah di jelaskan oleh Imam Ghazali dengan panjang luas sekali di dalam kitabnya “Ihya` Ulumuddin “, penyakit ghuru ini sangat membahayakan sekali sebab kebanyakkan orang yang menderitanya tidak merasakan bahwa mereka terserang penyakit ghurur, kita tidak memebicarakan ghururnya orang-orang kafir terhadap diri mereka atau kehidupan dunia ini, tetapi kita membicarakan penyakit ghurur yang diderita oleh umat islam selama ini. Imam Ghazali telah membagi ghurur ini kepada empat golongan: 1 – Golongan ulama. 2 – Golongan para Abid ( orang yang suka beribadah -red). 3 – Golongan orang yang mengaku sufi. 4 – Golongan orang yang memilikiharta , dan orang-orang tetipu daya dengan dunia. 1 – Golongan ulama. Penyakit ghurur inintidak terlepasdari hati seorang ulama, bahayanya jika mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah terkena virus ghurur yang membahayakan, sehigga tidak mencoba untuk secepatnya mengobati penyakit itu, penyakit ghurur ini menyerang dengan cepat sehingga sipenyakit mati dari rasa harapan dan kesadaran diri kepda Allah. Seorang yang alim merasa bahwa ilmu itu adalah muliya, mengajarkannya kepada orang adalah perkara yang mulia pula, maka dia lalai dan tertipu daya dengan sibuk mengajarkan ilmu tanpa membekalkan amal ibadah dan mengamalkannya terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada orang lain, ini adalah penyakit ghurur. Seorang yang alim merasa memilikiilmu sehingga beliau merasa bahwa di mesti di hormati dan disegani, ingin selalu dikedepannkan dan di ketenganhkan, keinginannya agarseluruh perkatannya didengar, seluruh perkataannya benar, ingindiangkat-angkat dan dipuja-puja, setiap orang mesti mencium tangannya, ini adalah penyakit ghurur. Seorang ulama yang alim dengan ilmu syari`at dan selalu mengamalkannya kemudian mengajarkannya kepada orang lain, tetapi beliau tidak memahami ilmu makrifat kepada Allah, dengan alasan bahwa tidak ada ilmu tersebut, maka ini juga bahagian orang yang memilki penyakit ghurur. Seorang yang berhasil mengamalkan ilmunya , menjauhkan anggota tubuhnya dari segala maksiat, melaksanakansegala amalan ta`at, tetapi lupa membersihkan dirinya dan hatinyadari segala maksiat hati seperti hasad, riya`, takabbur, ini juga orang yang terserang penyakit ghurur. seorang ulama yang mengamalkansegala ta`at dan menjauhkan segala maksiat, beliau merasa bahwa dirinya bersih dan dekat dengan Allah, maka ini juga penyakit ghurur, sebab Allah lebihmengtahui keadaan hati para hambanya. Seorang ulama yang sibuk denganberjidal, berdebat, bukan untuk mencari kebenaran tetapi untuk mencari ketenaran dan kehebatan, bila mampu mengalahkan lawan maka dia tergolong orang yang hebat dan alim, ini juga tergolong penyakit ghurur. Seorang ulama yang selalu berdakwah dan berceramah dengan menyampaikan untaian kata-kata yang indah, dapat menarik perhatian para pendengar, sehingga mendatangkan peminat-peminat yang banyak, pengikut yang setia, lupa dengan tujuan dakwahyang sebenarnya, sibuk hanya mencari ketenaran dan nama, penyakit ini juga tergolong ghurur. 2 – Golongan Abid. Pentas ibadah juga dapat membawa seseorang tertipu dayadengan diri sendiri sehingga bukanmenjadikan diri semngkin dekat dengan Allah bahkan membuat dirimenjadi jauh, diantara misal-misalnya : Seseorang yang sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah dan fadhilahtetapi melupakan dan meninggalkan ibadah-ibadah wajib,sibuk melaksanakan shalat malam tetapi meninggalkan shalat subuh karena ketiduran dan kelelahan ketika waktu malamnya. Aoerang yang sibuk mengambil wudhu` dan berlebih-lebihan didalam membasuhnya disebabkan was-was yang datang didalam hati mengkhabarkan bahwa wudhu`nya tidak sah, penyakit was-was yang menimpa pada setiap ibadah merupakan bahagian ghurur juga. Seseorang yang terlalu sibuk membaca al-Qur`an sehingga dia khatamkan hanya sehari satu malam saja, tetapi tanpa memikirkan dan memahami segala makna-maknanya, sehingga menghasilkan pemahaman dan pengertian yang benar. Seseorang yang sibuk dengan puasa setiap harinya, tetapi lidahnya selalui menceritakan aib orang lain, tidak pernah menjauhkan hatinya dari riya` danpenyakit-penyakit hati, puasanya selalu dibuka dengan makanan-makanan yang haram. Seseorang yang menunaikan ibadah haji hanya karena ingin digelar dengan haji, tidak mengikhlaskan diri untuk melaksankan amal ibadah haji, tidak meninggalkan segala kejahatan-kejahatan, melaksanakan ibadah haji agar dipandang orang dan dianggap orang kaya. Seseorang yang mengamalkan Ibadah sunnah dan fadhilah merasakan ibadah tersebut nikmat dan lezat, mendapatkan ke khusukkan, tetapi jika melaksanakan ibadah yang wajib dan fardhu tidak merasakan kenikmatan dan kekhusukkan. Seseorang yang melaksanakan zuhud dan ibadah , bertaubat danberzikir, merasakan bahwa dia telah sampai kepda derajat kezuhudan, telah sampai kepda derajat makrifah kepada Allah, padahal hatinya masih tersimpan segudang kecintaan terhadap dunia, mengaharap pangkat dan kedudukkan, mengharap pujian dan penghormatan. 3 – Golongan orang yang mengaku sufi. Seseorang yang mengaku sufi, menggunakan pakaian-pakaian tertentu, bergaya dengan gaya ulama-ulama sufi, berzikir dengan menari dan nyanyian-nyanyian pemenuh hawa nafsu, menganggap diri telah sampai kepada Allah, menganggap mendapat ilham dan kasyaf. Seorang yang mengaku sufi, merasa telah berbuat zuhud dan wara`, memakai pakaian yang usang dan bau, mementingkan bersih hati, tetapi segala anggotatubuh kotor dengan maksiat dan dosa. Seseorang yang mengaku sufi, tetapi tidak mengikuti jalan para ulama-ulama pembesar sufi seperti Imam Zunaid dan yang lainnya, mengaku telah sampai kepada fana` fillah dan baqa fi llah, tidak menjadikan al-Qur`an dan sunnah sebagai pegangan, menghina syariat dan memuja-muja hakikat. 4 – Golongan orang yang memilikiharta dan orang yang tertipu daya dengan dunia. Seseorang yang menganggap bahwa harta dan duitnya yang mampu menyelamatkannya dan memuliakannya di permukaan dunia ini, harta merupakan pujaandan ketinggian, memiliki harta berarti memiliki kebesaran dan kesenangan yang hakiki, sehinggalupa membayar zakat, menyantuniorang miskin, berbuat sesuka hatinya. Seseorang yang membangun masjid, menyantun anak yatim, membantu korban bencana alam, tetapi ingin di puji dan di besar-besarkan kebaikkannya, agar orang menyanjungnya dan menggelarnya seorang yang dermawan. Masih banyak lagi misal-misal penyakit ghurur , tetapi saya cukupkan sampai di sini saja.

MALAIKAT PATAH SAYAP KARNA TIDAK BERDIRI UNTUK ROSULLAH SAW.


Kisah Malaikat Yang Dipatahkan Sayapnya Karena Tidak Berdiri Menyambut Rasulullah SAW
Sesungguhnya Malaikat Jibril AS datang kepada Rasulullah SAW danberkata, “Ya Rasulullah SAW, akutelah melihat seorang malaikat di langit berada di atas singsananya.Disekitarnya terdapat 70.000 malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat. Dan sekarang ini kulihat malaikat itu berada di atas Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah sedang menangis. Ketika dia melihatku, dia berkata, “Adakah engkau mau menolongku?” Aku berkata, “Apa salahmu?” Dia berkata, “Ketika aku berada di atas singsana pada malam Mi’raj, lewatlah padaku Muhammad Kekasih Allah. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat.” MalaikatJibril berikata, “Seraya aku merendah diri di hadapan Allah SWT, aku memberinya pertolongan.” Maka Allah SWT berfirman, “Hai Jibril, katakanlahagar dia membaca shalawat atas Kekasih-Ku Muhammad SW.” Malaikat Jibril berkata lagi, “Kemudian malaikat itu membacashalawat kepadamu dan Allah SWTmengampuninya serta menumbuhkan kedua sayapnya, lalu menempatkannya lagi di atas singsananya.” Fahamilah…Dengan ini kita dapat mengerti akan betapa keagunganshalawat, dan betapa pentingnya kita berdiri untuk menyambut danmenghormati saat Mahlul Qiyam atas kedatangan Rasulullah SAW dan para Ahlubait serta pewaris-pewarisnya.. Kitab Mukasyafatul Qulub Bab XIX,halaman 143,karangan HujjatulIslam Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath Thurthusy