Showing posts with label WALI ALLAH. Show all posts
Showing posts with label WALI ALLAH. Show all posts

Sunday, March 4, 2012

SILSILAH KH. SYEH AHMAD MUTAMAKIM KAJEN


SILSILAH SYAIH KH. AHMAD MUTAMAKIN

(Versi Kajen)

Dari Pihak Ayah Dari Pihak Ibu

Raden Patah Sayid Ali Akbar

Sultan Demak Dari Bejagung Tuban

Sultan Trenggono

Istri Hadiwijoyo Sayid Ali Ashgor

(Joko Tingkir)

Sumo Hadiningrat Raden Tanu

(Pangeran Benowo)

Sumohadinegoro X Putri Raden Tanu

Syekh Ahmad Mutamakin

Nyai Godheg K. Bagus K. Endro Muhammad

Saturday, March 3, 2012

Tentang SYEH SITI JENAR








Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang ) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar . Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti . Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran - ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukanoleh Walisongo. Daftar isi: 1. Konsep dan ajaran 2. Pengertian Zadhab 3. Kontroversi 4. Kisah pada saat pasca kematian 5. Pranala luar 1. Konsep dan ajaran Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syeh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yanghakiki dan abadi. Konsekuensinya, ia tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian (hukum negara dan lainnnya), tidak termasuk didalamnya hukum syariat peribadatan sebagaimana ketentuan syariah. Dan menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Siti Jenar bahwa manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yanglima, yaitu: syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Baginya, syariah itu baru berlaku sesudah manusia menjalani kehidupan paska kematian. Syech Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu. Mirip dengankonsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi) tentang Hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat manusia dan Tuhan. Dimana Pemahaman ketauhidan harus dilewati melalui 4 tahapan ; 1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agamaspt sholat, zakat dll); 2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalanspt wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu; 3. Hakekat, dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan 4. Ma'rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut maka tahapan dibawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar. Ilmu yang baru bisa dipahami setelah melewati ratusan tahun pasca wafatnya sang Syekh. Para ulama mengkhawatirkan adanya kesalahpahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar kepada masyarakat awam dimana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan adalah pada tingkatan 'syariat'. Sedangkan ajaran Siti Jenar sudah memasuki tahap 'hakekat' dan bahkan 'ma'rifat'kepada Allah (kecintaan dan pengetahuan yangmendalam kepada ALLAH). Oleh karenanya, ajaran yang disampaikan oleh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan kata 'SESAT'. Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harusberdebat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalamagama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat YangMaha Kuasa. Hanya saja masing - masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda - beda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing - masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar. Syech Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsipikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahalaberarti belum bisa disebut ikhlas. 1. 1. Manunggaling Kawula Gusti Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan berarti bercampurnya Tuhan dengan Makhluknya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk. Dan dengan kembali kepada Tuhannya,manusia telah menjadi sangat dekat dengan Tuhannya. Dan dalam ajarannya, ' Manunggaling Kawula Gusti ' adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang penciptaanmanusia ("Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkurdengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)")>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikalapenyembahan terhadap Tuhan terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'. 2. Pengertian Zadhab Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yangsering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah. Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehinggaketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah.... disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yangberkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini.... dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidakada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada AlQuran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggijuga Syaitan menjerumuskannya.Seperti contohnya Lia Eden dll... mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain seperti juga Rasullah pun telah melewati masa ini dan apabila manusia tidak mau turun tingkatan maka hamba ini akan menjadi seprti nabi Isa AS.Maka Nabi ISA diangkat Allah beserta jasadnya. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannyamenjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut "MUKSO" ruh beserta jasadnya diangkat Allah. 2. 1. Hamamayu Hayuning Bawana Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 3. Kontroversi Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian SyekhSiti Jenar . Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujungpada pemberontakan mengingat salah satu murid Syeh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya. Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan DemakBintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbodan Pangeran Bayat ternyatatak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada. Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi [b]Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja.[/b] Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, SunanKudus, dan Sunan Geseng. (Walet: Ini adalah Noordin M Top Jaman Dulu) Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar . Menurut Siti Jenar , kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuhSiti Jenar . Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki. Tak lama, terbujurlah jenazahSiti Jenar di hadapan kelimawali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu KiBisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyopun mengakhiri"kematian"-nya dengan carayang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali. [rujukan?] 4. Kisah pada saat pasca kematian Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya,semerbak beribu bunga dan cahaya kilau kemilau memancar dari jenazah Siti Jenar. Jenazah Siti Jenar sendiri dikuburkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain. Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Di antaranya yang terceritakan adalah Kiai Lonthangdari Semarang Ki Kebokenanga dan Ki Ageng Tingkir.

Friday, March 2, 2012

ASAL USUL SYEH SITI JENAR

Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M ( Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, PurwakaTjaruban Nagari ( Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S.Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung,1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu , LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In ProzaJavaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817 ), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurang jelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah. Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwaSyekh Siti Jenar berasal dari cacing. Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “ Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika dede, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang .” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….< serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1 > Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asalMalaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam . Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut. Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluargautama keturunan ulama terkenalSyekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah . Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddindan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin.Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam disana. Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil. Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan.Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun1426, Syekh Datuk Shaleh wafat. Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi. Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu. Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi , telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.

SULUK SYEH JANGKUNG ( SARIDIN )

Bismillah, wengi iki ingsung madep, ngawiti murih pakerti, pakertiningbudi kang fitri, sujud ingsun, ing ngarsané Dzat Kang Maha Suci. Artinya : Bismillah,malam ini hamba menghadap, mengawali meraih hikmah/ hikmah budi yang suci, hamba bersujud, di hadapan Keagungan Yang Mahasuci. Bismillah ar-rahman ar-rahim, rabu mbengi, malam kamis, tanggal lima las, wulan poso, posoning ati ngilangi fitnah, posoning rogo ngeker tingkah. Artinya : Bismillâh ar-Rahmân ar-Rahîm, Rabu malam Kamis, tanggal 15 bulan Ramadhan, puasa hati menghilangkan fitnah, puasa ragamencegah tingkah buruk. Bismillah, dhuh Pangeran Kang Maha Suci, niat ingsun ndalu niki, kawula kang ngawiti, nulis serat kang ingsun arani, serat Hidayat Bahrul Qalbi, anggayuh Sangkan Paraning Dumadi. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan Yang Mahasuci, niat hamba malam ini, hamba yang mengawali, menulis surat yang dinamai, surat HidayatBahrul Qalbi, untuk memahami asaltujuan hidup ini. Bismillah, dhuh Pangeran mugi hanebihna, saking nafsu ingsun iki,kang nistha sipatipun, tansah ngajak ing laku drengki, ngedohi perkawis kang wigati. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan semoga Engkau menjauhkan, dari nafsu hamba ini, yang buruk sifatnya, senantiasa mengajak berlaku dengki, menjauhi perkara yang baik. Bismillah, kanthi nyebut asmaning Allah, Dzat ingkang Maha Welas, Dzat ingkang Maha Asih, kawula nyenyuwun, kanthi tawasul marang Gusti Rasul, Rasul kang aran Nur Muhammad, mugiya kerso paring sapangat, kanthi pambuka ummul kitab. Artinya : Bismillâh, dengan menyebut nama Allah, Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang, hamba memohon, melalui perantara Rasul, Rasul yang bernama Nur Muhammad, semoga berkenan memberi syafaat, dengan pembukaan membaca ummul kitab. Sun tulis kersaneng rasa, rasaning wong tanah Jawa, sun tulis kersaneng ati, atining jiwa kang Jawi, ati kang suci, tanda urip kang sejati, sun tulis kersaning agami, ageming diri ingkang suci. Artinya : Hamba tulis karena rasa, perasaan orang tanah Jawa, hamba tulis karena hati, hati dari jiwa yang keluar, hati yang suci, tanda hidup yang sejati, hamba tulis karena agama, pegangan diriyang suci. Kang tinulis dudu ajaran, kang tinulis dudu tuntunan, iki serat sakdermo mahami, opo kang tinebut ing Kitab Suci, iki serat amung mangerteni, tindak lampahé Kanjeng Nabi. Artinya : Yang tertulis bukan ajaran,yang tertulis bukan tuntunan,surat ini sekadar memahami,apa yang tersebut dalam Kitab Suci,surat ini sekadar mengetahui,perilaku hidup Kanjeng Nabi. Apa kang ana ing serat iki, mong rasa sedehing ati, ati kang tanpa doyo, mirsani tindak lampahing konco, ingkang tebih saking budi, budining rasa kamanungsan, sirnailang apa kang dadi tuntunan. Artinya : Apa yang ada di surat ini,hanya rasa kesedihan hati,hati yang tiada berdaya,melihat sikap perilaku saudara,yang jauh dari budi,budi rasa kemanusiaan,hilang sudah apa yang menjadi tuntunan. Mugi-mugi dadiho pitutur, marang awak déwé ingsun, syukur nyumrambahi para sadulur, nyotoiku dadi sesuwun, ing ngarsane Dzat Kang Luhur. Artinya : Semoga menjadi petunjuk,terhadap diri hamba sendiri,syukur bisa berguna untuksesama, itulah yang menjadi permohonan,di hadapan Dzat Yang Mahaagung. 01. SYARIAT Mangertiyo sira kabéh, narimoho kanthi saréh, opo kang dadi toto lan aturan, opo kang dadi pinesténan, anggoning ngabdi marang Pangeran. Artinya : Mengertilah kalian semua,terimalah dengan segala kerendahan jiwa,terimalah dengantulus dan rela,apa yang menjadi ketetapan dan aturan,apa yang telah digariskan,untuk mengabdi pada Keagungan Tuhan. Basa sarak istilah ‘Arbi, tedah isarat urip niki, mulo kénging nampik milih, pundhi ingkang dipunlampahi, anggoning ngabdi marangIlahi. Artinya : Istilah syarak adalah bahasa Arab,yang berarti petunjuk atau pedoman untuk menjalani kehidupan ‘agama’,untuk itulah diperbolehkan memilih,mana yang akan dijalani sesuai dengan kemampuan diri,guna mengabdi pada Keagungan Ilahi. Saréngat iku tan ora keno, tininggal selagi kuwoso, ageming diri kang wigati, cecekelan maringkitab suci, amrih murih rahmating Gusti. Artinya : Apa yang telah di-syari‘at-kan hendaknya jangan kita tinggal,selama diri ini mampu untuk menjalankan,aturan yang menjadi pegangan hidup kita,aturan yang sudah dijelaskandalam kitab suci al-Qur’an,Itu semua, tidak lain hanya usaha kita untuk mendapat rahmat, danpengampunan dari Yang Maha Kuasa. Saréngat iku keno dén aran, patemoné badan lawan lésan, onomaneh kang pepiling, sareh anggoné kidmat, nyembah ngabdi marang Dzat. Artinya : Syariat juga diartikan, sebuah pertemuan antara badan dengan lisan,bertemunya raga dengan apa yang dikata,ada juga yang memberi pengertian,bahwa syariat adalah pasrah dalam berkhidmat,menyembah dan mengabdi pada Keagungan Yang Mahasuci. Saréngat utawi sembah raga iku, pakartining wong amagang laku, sesucine asarana saking warih, kang wus lumrah limang wektu, wantu wataking wawaton. Artinya : Syari`at atau Sembah Raga itu,merupakan tahap persiapan, dimana seseorang harus melewati proses pembersihan diri,dengan cara mengikuti peraturan-peraturan yang ada,dan yang sudah ditentukan—rukun Islam. Mulo iling-ilingo kang tinebut iki, sadat, sholat kanthi kidmat, zakat bondo lawan badan, poso sak jroning wulan ramadhan, tinemu haji pinongko mampu, ngudi luhuring budi kang estu. Artinya : Maka ingat-ingatlah apa yang tersebut di bawah ini, syahadat dengan penuh keihklasan, shalat dengan khusuk dan penuh ketakdhiman, mengeluarkan zakatharta dan badan untuk sesame, puasa pada bulan ramadhan atas nama pengabdian pada Tuhan, menunaikan ibadah haji untuk meraih kehalusan budi pekerti. Limo cukup tan kurang, dadi rukune agami Islam, wajib kagem ingkang baligh, ngaqil, eling tur kinarasan, menawi lali ugi nyauri. Artinya : Lima sudah tersebut tidak kurang, menjadi ketetapan sebagai rukun Islam, wajib dilakukan bagi orang ‘Islam’ yang sudah baligh, berakal, tidak gila dan sehat, adapun, jika lupa menjalankan hendaknya diganti pada waktu yang lain. Syaringat ugi kawastanan, laku sembah mawi badan, sembah suci maring Hyang, Hyang ingkang nyipto alam, sembahyang tinemu pungkasan. Artinya : Syariat juga dinamakan, melakukan penyembahan dengan menggunakan anggota badan, menyembah pada Keagungan Tuhan, Tuhan yang menciptakan alam, Sembah Hyang, begitu kiranya nama yang diberikan. SYAHADAT Sampun dados pengawitan, tiyangingkang mlebet Islam, anyekseni wujuding Pangeran, mahos sadat kanthi temenan, madep-manteb ananing iman. Artinya : Sudah menjadi pembukaan, bagi orang yang ingin masuk Islam, bersaksi akan wujudnya Tuhan, bersungguh-sungguh membaca syahadat, disertai ketetapan hatiuntuk beriman. Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Tinucapo mawi lisan, Sareh legowo tanpa pameksan, Mlebet wonten njroning ati, Dadiho pusoko anggoning ngabdi. Artinya : Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, ucapkanlah dengan lisan, penuh kesadaran tanpa paksaan, masukkan maknanya ke dalam hati, semoga menjadi pusaka untuk terus mengabdi. Tan ana Pangeran, kang wajib dén sembah, kejawi amung Gusti Allah, semanten ugi Rasul Muhammad, kang dadi lantaran pitulungé umat. Artinya : Hamba bersaksi bahwa tak ada tuhan, yang wajib disembah, kecuali Allah swt, begitu pula dengan Nabi Agung Muhammad saw, yang menjadi perantara pertolongan umat. SHALAT Syarat limo ajo lali, kadas najis, badan kedah suci, nutup aurat kanti kiat, jumeneng panggonan mboten mlarat, ngerti wektu madep kiblat, sampurno ingkang dipun serat. Artinya : Lima syarat jangan lupa, badan harus suci dari hadats dan najis, menutup aurat jika tidak kesulitan, dilaksanakan di tempat yang suci, mengerti waktu untuk melakukan shalat, lalu menghadapkiblat, sempurna sudah yang ditulis. Wolu las kang dadi mufakat, rukunsahe nglakoni shalat, niat nejo, ngadek ingkang kiat, takbir banjur mahos surat, al-fatihah ampun ngantos lepat. Artinya : Delapan belas yang menjadi mufakat, rukun sahnya menjalankan shalat, niat melakukan shalat, berdiri bagi kita yang mampu, mengucapkan takbiratul ikhram membaca surat,al-Fatichah jangan sampai keliru. Rukuk, tumakninah banjur ngadek, aran iktidal kanti jejek, tumakninah semanten ugi, banjur sujud tumurun ing bumi, sareng tumakninah ingkang mesti, kinaranan ing tumakninah, meneng sedelok sak wuse obah. Artinya : Rukuk dengan tenang lalu berdiri, disebut i’tidal dengan tegap, hendaknya juga tenang seperti rukuk, lalu sujud turun ke bumi, bersama thumakninah yang benar, dinamakan thumakninah, diam sebentar setelah bergerak. Sewelas iku lungguh, antarane rong sujudan, tumuli tumakninah, kaping telulas lungguh akhir, banjur maos pamuji dikir. Artinya : Sebelas itu duduk, di antara dua sujud, disertai thumakninah, tiga belas duduk akhir, lalu membaca pujian dzikir. Limolas iku moco sholawat, kagem Gusti Rosul Muhammad, tumuli salam kang kawitan, sertane niat rampungan, tertib sempurna dadi pungkasan. Artinya : Lima belas membaca shalawat, kepada Rasul Muhammad, kemudian salam yang pertama, bersama niat keluar shalat, tertibmenjadi kesempurnaan. ZAKAT Zakat iku wus dadi prentah, den lampahi setahun pindah, tumprap wong kang rijkine torah, supados bersih awak lan bondo, ojo pisan-pisan awak déwé leno. Artinya : Zakat sudah menjadi perintah, dilakukan setahun sekali, bagi orang yang hartanya berlimpah, supa bersih raga dan harta, jangan sekali-kali kita lupa. Umume wong dho ngenthoni, malem bodho idul fitri, zakat firahden arani, bersihaké badan lawanati, zakat maal ugo mengkono, nanging kaprahing dho orak lélo. Artinya : Umumnya orang mengeluarkan, malam Hari Raya Idul Fitri, zakat fitrah dinamai, membersihkan raga dan hati, zakat harta juga begitu, namun umumnya pada tidak rela. Ampun supé niating ati, nglakoni rukun pardune agami, lillahi ta`ala iku krentekno, amrih murih ridaning Gusti, supados dadi abdi kang mulyo. Artinya : Jangan lupa niat di hati, menjalankan rukun fradhunya agama, karena Allah tanamkanlah,untuk mendapat keridhaan-Nya, supaya menjadi hamba yang mulia. PUASA Islam, balék, kiat, ngakal, papat sampun kinebatan, wonten maleh ingkang lintu, Islam, balék lawan ngakal, dados sarat nglampahi siam. Artinya : Islam, baligh, kuat, berakal, empatsudah disebutkan, ada juga yang mengatakan, Islam, baligh, dan berakal, menjadi syarat menjalankan puasa. Kados sarat rukun ugi sami, kedah dilampai kanthi wigati, niat ikhlas jroning ati, cegah dahar lawan ngombé, nejo jimak kaping teluné, mutah-mutah kang digawé. Artinya : Seperti syarat, rukun juga sama, harus dijalanlan dengan hati-hati, niat ikhlas di dalam hati, mencegah makan dan minum, jangan bersetubuh nomor tiga, jangan memuntahkan sesuatu karena sengaja. Papat jangkep sampun cekap, dadus sarat rukuné pasa, ngatos-ngatos ampun léna, mugiyo hasil ingkang dipun seja, tentreming ati urip kang mulya. Artinya : Empat genap sudah cukup, menjadi syarat rukunnya puasa, hati-hati jangan terlena, semoga berhasil apa yang diinginkan, tentramnya hati hidup dengan mulia. HAJI Limo akhir dadi kasampurnan, ngelampahi rukun parduné Islam, bidal zaroh ing tanah mekah, menawi kiat bandane torah, lego manah tinggal pitnah kamanungsan. Artinya : Lima terakhir menjadi kesempurnaan, menjalankan rukun fardhunya Islam, pergi ziarah ke tanah Makah, jika kuat dan hartanya berlimpah, hati relamenjauhi fitnah kemanusiaan. Pitu dadi sepakatan, sarat kaji kang temenan, Islam, balik, ngakal, merdeka, ananing banda lawan sarana, aman dalan sertané panggonan. Artinya : Tujuh jadi kesepakatan, syarat haji yang betulan, Islam, baligh, berakal, merdeka, adanya harta dan sarana, aman jalan beserta tempat. Ikram sertané niat, dadi rukun kang kawitan, wukuf anteng ing ngaropah, towaf mlaku ngubengi kakbah, limo sangi ojo lali, sopa marwah pitu bola-bali. Artinya : Ikhram beserta niat, menjadi rukun yang pertama, thawaf berjalan mengelilingi ka‘bah, lima sa’i jangan lupa, safa-marwah tujuh kali. 02. THARIQAT Muji sukur Dzat Kang Rahman, tarékat iku sak dermo dalan, panemoné lisan ing pikiran, nimbang nanting lawan heneng, bener luputé sira kanthi héling. Artinya : Puji syukur Dzat Yang Penyayang,tarekat hanyalah sekadar jalan,bertemunya ucapandalam pikiran,menimbang memilih dengan tenang,benar tidaknya engkau dengan penuh kesadaran. Tarékat ugi kawastanan, sembah cipto kang temenan, nyegah nafsu kang ngambra-ambra, ngedohi sipat durangkara, srah lampah ing Bathara. Artinya : Tarekat juga dinamakan, sembah cipta yang sebenarnya, mencegahnafsu yang merajalela, menjauhi sifat keburukan, berserah di hadapan Tuhan. Semanten ugi aweh pitutur, makna tarékat ingkang luhur, denserupaaken kados segoro, minongko saréngat dadus perahu,kang tinemu mawi ngélmu. Artinya : Kiranya juga memberi penuturan,makna tarekat yang luhur,diibaratkan laksana samudera,dengan syariat sebagai perahunya,yang ditemukan dengan ilmu. Mila ampun ngantos luput, dingin nglampahi saréngat, tumuli tarékat menawi kiat, namung kaprahé piyambak niki, supe anggenipun ngawiti. Artinya : Maka jangan sampai keliru, mendahulukan menjalani syariat, kemudian tarekat jika mampu, namun umumnya kita ini, lupa saat memulai. Mila saksampunipun, dalem sawek sesuwunan, mugiya tansah pinaringan, jembaring dalan kanugrahan, rahmat welas asihing Pangeran. Artinya : Maka setelahnya, hamba senantiasa memohon, semoga terus mendapat, lapangnya jalan anugerah, cinta dan kasih sayangTuhan. SYAHADAT Lamuno sampun kinucapan, rong sadat kanthi iman, kaleh puniko dereng nyekapi, kangge ngudari budi pekerti, basuh resék suciningati. Artinya : Jika sudah diucapkan, dua syahadat dengan iman, dua ini belumlah cukup, untuk mengurai budi pekerti, membasuh bersih sucinya hati. Prayuginipun ugi mangertosi, sifatAgungé Hyang Widhi, kaleh doso gampil dipun éngeti, wujud, kidam lawan baqa, mukalapah lil kawadisi. Artinya : Seyogyanya juga mengerti, sifat Keagungan Tuhan, dua puluh mudah dimengerti, wujud, qidam, dan baqa, mukhalafah lil hawâdis. Limo qiyam binafsihi, wahdaniyat, kodrat, irodat, songo ilmu doso hayat, samak basar lawan kalam, pat belas iku aran kadiran. Artinya : Lima qiyâmuhu bi nanafsihi, wahdaniyat, qodrat, iradat, sembilan ilmu, sepuluh hayat, sama&lsquo, bashar, kalam, empat belas qadiran. Muridan kaping limolas, aliman, hayan pitulasé, lawan samian ampun supé, banjur basiron madep manteb, mutakalliman ingkang tetep. Artinya : Muridan nomor lima belas, aliman, hayan nomor tujuh belas, kemudian samian jangan lupa, terus bashiran dengan mantab, mutakalliman yang tetap. Nuli papat kinanggitan, dadi sifat mulyané utusan, sidik, tablik ora mungkur, patonah sabar kanthi srah, anteng-meneng teteping amanah. Artinya : Kemudian empat disebutkan, menjadi sifat kemuliaan utusan, sidiq, tabligh tidak mundur, fathanah sabar dengan berserah,diam tenang bersama amanah. Kaleh doso sampun kasebat, mugiyo angsal nikmating rahmat, tambah sekawan tansah ingeti, dadiho dalan sucining ati, ngertosisir Hyang Widhi. Artinya : Dua puluh sudah disebut, semoga mendapat nikmatnya rahmat, ditambah empat teruslah ingat, jadilah jalan mensucikan hati, mengetahui rahasia Yang Mahasuci. SHALAT Limang waktu dipun pesti, nyekel ngegem sucining agami, agami budikang nami Islam, rasul Muhammad dadi lantaran, tumurune sapangat, rahmat lan salam. Artinya : Lima waktu sudah pasti, memegang kesucian agama,agamabudi yang bernama Islam,rasul Muhammad yang menjadi perantara,turunnya pertolongan, rahmat, dan keselamatan. Rino wengi ojo nganti lali, menawi kiat anggoné nglampahi, kronten salat dadi tondo, tulus iklasing manah kito, nyepeng agami tanpopamekso. Artinya : Siang malam jangan lupa, jika kuatdalam menjalani, karena shalat menjadi tanda, tulus ikhlasnya hati kita, mengikuti agama tanpa dipaksa. Ngisak, subuh kanthi tuwuh, tumuli luhur lawan asar, dumugi maghrib ampun kesasar, lumampahano srah lan sabar, jangkep gangsal unénan Islam. Artinya : Isyak, Shubuh dengan penuh, kemudian Luhur dan Ashar,sampaiMaghrib jangan kesasar, jalanilah dengan pasrah dan sabar, genap lima disebut Islam. Kanthi nyebut asmané Allah, Sak niki kita badé milai, ngudari maknaingkang wigati, makna saéstu limang wektu, pramila ingsun sesuwunan, tambahing dungo panjengan. Artinya : Dengan menyebut nama Allah, sekarang kita akan mulai, mengurai makna yang tersembunyi,makna sesungguhnyalima waktu,karenanya hamba memohon,tambahnya doa Anda sekalian. ISYAK Sun kawiti lawan ngisak, wektu peteng jroning awak, mengi kinancan cahya wulan, sartané lintang tambah padang, madangi petengé dalan. Artinya : Hamba mulai dengan isyak,waktu gelap dalam jiwa,malam bersama cahaya bulan,bersanding bintang bertambah terang,menerangi gelapnya jalan. Semono ugi awak nira, wonten jroning rahim ibu, dewekan tanpa konco, amung cahyo welasing Gusti, ingkang tansah angrencangi. Artinya : Seperti itu jasad kamu,di dalam rahim seorang ibu,sendirian tanpateman, hanya cahaya kasih Tuhan, yang senantiasa menemani. SHUBUH Tumuli subuh sak wusé fajar, banjur serngéngé metu mak byar,padang jinglang sedanten kahanan, sami guyu awak kinarasan, lumampah ngudi panguripan. Artinya : Kemudian shubuh setelah fajar,lalumatahari keluar bersinar,terang benderang semua keadaan,bersama tertawa badan sehat,berjalan mencari kehidupan. Duh sedulur mangertiya, iku dadi tanda lahiring sira, lahir saking jroning batin, batin ingkang luhur, batin ingkang agung. Artinya : Wahai saudara mengertilah, itu menjadi tanda kelahiranmu, lahir dari dalam batin, batin yang luhur, batin yang agung. ZHUHUR Luhur teranging awan, tumancep duwuring bun-bunan, panas siro ngraosaké, tibaning cahyo serngéngé, lérén sedélok gonmu agawé. Artinya : Zhuhur terangnya siang,menancapdi atas ubun-ubun, panas kiranyakau rasakan, jatuhnya cahaya matahari, berhenti sebentar dalam bekerja. Semono ugo podho gatékno, lumampahing umur siro, awet cilik tumeko gedé, tibaning akal biso mbedakké, becik lan olo kelakuné. Artinya : Seperti itu juga pahamilah, perjalanan hidup kamu,dari kecil hingga dewasa,saat akal bisa membedakan, baik dan buruk perbuatanmu. ASHAR Ngasar sak durungé surup, ati-atinoto ing ati, cawésno opo kang dadi kekarep, ojo kesusu ngonmu lumaku, sakdermo buru howo nepsu. Artinya : Ashar sebelum terbenam, hati-hatilah menata hati, persiapkan apa yang menjadi keinginan, jangan tergesa-gesa kamu berjalan,hanya sekadar menuruti hawa nafsu. Mulo podho waspadaha, dho dijogo agemaning jiwa, yo ngéné iki kang aran urip, cilik, gedé tumeko tuwo, bisoho siro ngrumangsani, ojo siro ngrumongso biso. Artinya : Maka waspadalah, jagalah selalu pegangan jiwa,ya seperti ini yang namanya hidup, kecil, besar, sampai tua,bisalah engkau merasa,janganlah engkau merasa bisa. MAGHRIB Maghrib kalampah wengi, serngéngé surup ing arah kéblat, purna oléhé madangi jagad, mego kuning banjur jedul, tondo rino sampun kliwat. Artinya : Maghrib mendekati malam,matahari terbenam di arahkiblat, selesai sudah menerangi dunia, mega kuning kemudian keluar, tanda siang sudah terlewat. Duh sedérék mugiyo melok, bilih urip mung sedélok, cilik, gedé tumeko tuwa, banjur pejah sak nalika, wangsul ngersané Dzat Kang Kuwasa. Artinya : Wahai saudara saksikanlah, bahwahidup hanya sebentar, kecil, besar, sampai tua, kemudian mati seketika, kembali ke hadapan Yang Kuasa. ZAKAT Lamuno siro kanugrahan, pikantukrijki ora kurang, gunakno kanthi wicaksono, ampun supé menawi tirah, ngedalaken zakat pitrah. Artinya : Jika engkau diberi anugerah, mendapat rezeki tidak kurang, gunakanlah dengan bijaksana, jangan lupa jika tersisa, mengeluarkan zakat fitrah. Zakat lumantar ngresiki awak, lahir batin boten risak, menawi bondo tasih luwih, tumancepno roso asih, zakat mal kanthi pekulih. Artinya : Zakat untuk membersihkan diri, lahir batin tidak rusak, jika harta masih berlimpah, tanamkanlah rasa belas kasih, zakat kekayaan tanpa pamrih. Pakir, miskin, tiyang jroning paran, ibnu sabil kawastanan, lumampah ngamil, tiyang katah utang, rikab, tiyang ingkang berjuang, muallap nembé mlebu Islam. Artinya : Fakir, miskin, orang berpergian,ibnsabil dinamakan,kemudian amil, orang yang banyak hutang, budak, tiyang ingkang berjuang,muallaf yang baru masukIslam. Zakat nglatih jiwo lan rogo, tumindak becik kanthi lélo, ngraosaken sarané liyan, ngudari sifat kamanungsan, supados angsal teteping iman. Artinya : Zakat melatih jiwa dan raga,menjalankan kebajikan dengan rela,merasakan penderitaan sesame,mengurai sifat kemanusiaan, supaya mendapat tetapnya iman. PUASA Posoning rogo énténg dilakoni, cegah dahar lan ngombé jroning ari, ananging pasaning jiwa, iku kang kudhu dén reksa, tumindak asih sepining cela. Artinya : Puasa badan mudah dilakukan,mencegah makam dan minum sepanjang hari,namun puasa jiwa,itu yang seharusnya dijaga,menebar kasih sayang menjauhi pencelaan. Semanten ugi pasaning ati, tumindak alus sarengé budi, supados ngunduh wohing pakerti, pilu mahasing sepi, mayu hayuningbumi. Artinya : Demikian pula puasa hati, sikap lemah lembut sebagai cermin kehalusan budi, supaya mendapatkebaikan sesuai dengan apa yangdingini, tiada harapan yang diinginkan, kecuali hanya ketentraman dan keselamatan dalam kehidupan. HAJI Kaji dadi kasampurnan, rukun limakinebatan, mungguhing danten tiyang Islam, zarohi tanah ingkangmulyo, menawi tirah anané bondo. Artinya : Haji menjadi kesempurnaan,rukum lima yang disebutkan, untuk semua orang Islam, mengunjungi tanah yang mulia, jika ada kelebihan harta. Nanging ojo siro kliru, mahami opokang dén tuju, amergo kaji sakdermo dalan, dudu tujuan luhuring badan, pak kaji dadi tembungan. Artinya : Tapi janganlah engkau keliru,memahami apa yang dituju,karena haji hanya sekadar jalan,bukan tujuan kemuliaan badan, jika pulang dipanggil Pak Haji. Kaji ugi dadi latihan, pisahing siro ninggal kadonyan, bojo, anak lan keluarga, krabat karéb, sederek sedaya, kanca, musuh dho lélakna. Artinya : Haji juga untuk latihan, perpisahanmu meninggalkan keduniaan, istri, anak, dan keluarga,karib kerabat, semua saudara, teman dan musuh relakanlah.

KISAH SYEH JANGKUNG MEMBERI NAMA BEBERAPA DESA DI KAB. PATI

Syekh Jangkung Landhoh yaiku putrane Ki Ageng Pekiringan singjenenge Abdullah Asyiq Ibnu AbdulSyakur, dene ibune asmane Nyai Ageng Dewi Limaran. Ki Ageng lanNyai Ageng mau suwe ora di anugrahi putra lanang, mula Ki Ageng lan Nyai Ageng lunga ngadhep dwijone yaiku Sunan Muria (Raden Umar Said). Tekan ing kana, Kanjeng Sunan Muria takon apa sing dikarepake Ki Ageng Pekiringan kaliyan Nyai Ageng. Sakloron mau banjur matur marang kanjeng Sunan nyuwun peyunjuk supaya diparingi momongan lanang. Sakwise kuwi, Kanjeng Sunan banjur maringi petunjuk supaya sakloron mau sabar lan nyeyuwun marang Gusti Allah supaya diparingi momongan. Sakwise diparingi petunjuk sakloron mau pamit. Tekan ing omah Nyai Ageng leren. Bengine, Nyai Ageng sare, ing turune kuwiNyai Ageng oleh wangsit ditekanisawijining wong lanang gagah sing wis wanen rambute. Banjur Nyai Ageng nyritakake wangsite mau marang Ki Ageng, banjur diskusikake ngipine mau. Selang pirang dina, Nyai Ageng ngandhung sahingga gawe Ki Ageng lan Nyai Ageng bunggah banget amarga suwe ora diparingi anak lanang. Let suwe kandhungane mau gedhe banjur nglahirake “jabang bayi” lanang sing dijenengi “Syaridin”. Syaridin asale saka tembung Sah lan Ridho, sing artine sah lan entuk ridha saking Gusti Allah SWT. Sakwise nglairake Syaridin, ora suwe Nyai Ageng Kiringan sedha. Syaridin duweni sedulur wedok sing jenenge “Branjung”. Tilare KiAgeng lan Nyai Ageng Kiringan, Syaridin oleh warisan tanah karombakyune Branjung. Salah swijining dina Syaridin sowan anaing omahe “Branjung” lan duwenikekarepan pengen ngedol tanahe kuwi kanggo nguripi anak bojone, nanging bojone Branjungora gelem tuku. Banjur Syaridin njaluk harta warisan tinggalanne bapake. Amarga kakange ora gelem tuku tanahe mau, sebidang tanah mau ana wit duren ( Duren Sawit,sing saiki dadi desa Duren Sawit) sing mung ana sak wit lan akeh wohe, mula dheweke njaluk bagiane. Kakang ipare gelem karo panyuwune Syaridin, nanging ana syarate yaiku yen woh duren kuwi tibane bengi kuwi dadi duweke Syaridin nanging yen esuk/awan kuwi dadi duweke Nyai Branjung. Amarga woh duren tibane bengi yen awan tibane mung sithik, saenggo kakang ipare mau nyamar dadi macan dadian nganggo kulit macan. Syaridin krasa, duren sing tiba kerep ilang saenggo Syaridin njaga lan gawe senjata saka “pikulan” sing dilincipi. Amarga penasaran, Syarindin ngendap-endap yen ana duren tiba lan nyedaki. Pas arep nyedhaki, Syaridin kaget amarga ana kewan gedhe kaya macan sing njupuki durene, mula ora mikir suwe Syaridin nombak kewan mau. Nanging bareng diparani, Syaridin kaget, amarga sing dadi kewan mau kakang ipare. Saka kadadean kuwi Syaridin dilaporake marang Bupati dening “Petinggi Miyono” banjur Syaridin diadili lan diukum di penjara. Ing salah sawijining dina dheweke ngomong marang Sipire/penjaga penjara “apa aku entuk mulih?”. “Ya, nek bisa” jawabe tukang sipir mau. Banjur Syaridin mulih, kebeneran ibune “Momok” lagi dirayu dening “Petinggi Miyono”supaya gelem nglayani nafsu birahine suweni Syaridin ning penjara. Ibune Momok ora gelem banjur diperkosa dening petinggi Miyono, ing wektu bareng, Syaridin teka. Bareng weruh Syaridin, petinggi Miyono mlayu kepingkel-pingkel. Saka kadadean kuwi, Syaridin nglaporake marang Bupati. Nanging Syaridin wis balik penjara sakdurunge Petinggi Miyono tekan Kabupaten Pati. Kadadean kuwi gawe jengkele Bupati, saenggo Syaridin diukum kanthi ukuman gantung. Banjur Syaridin diukum gantung dening Bupati. Supaya ora mlayu,dheweke dilebokake ning njero peti lan dipaku. Syaridin njaluk idin karo prajurit,”apa aku entukngrewangi?”takone Syaridin. “ Ya, nek bisa” jawabe prajurit. Banjur syaridin ngrewangi maku. Kadadean kuwi gawe jengkel para prajurit lan dheweke ngeyek para prajurit karo ngomong “apa aku bisa ngrewangi narik tali gantungan pas aku digantung mengko?”. “ Bisa, nek bisa.”jawabe prajurit. Banjur Syaridin digawa menyang tiang gantungan, nanging Syaridin beraksi meneh, malah ngrewangi masang lan narik taline. Sakwise tali ditarik, Syaridin melu narik mentalke salah siji prajurit nganti “semampir” lan saka kadadean kuwi asal mula dadine desa “Semampir”, Syaridin banjur nutukkake malyu menyang ngetan lan tetep dikejar-kejar prajurit saka kabupaten Pati. Wiwit saka kuwi, Syaridin dadi buronan. Amarga dikejar-kejar prajurit terus, surasane kaya “keluk pedhut” banjur Syaridin mandheg sedhelok nyambi “ngeluk gegere” mula disabda iki bakal dadi dukuh “Ngeluk”. Suwene dadi buron, Syaridin atine ora tenang, banjur miwiti ngulandarane lan nglakoni tapa brata karo “lelaku” sing dibimbing dening guru spirituale yaiku Kanjeng Sunan Kalijaga. Wiwit kuwi Sunan Kalijaga maringijeneng “Jangkung” sing artine dijangkung utawa ditututineng ndi wae lungane lan mesthi maringi petunjuk sing disampekke lewat ati nuranine. Syaridin neruske ngulandarane sakwise bojone seda, lan putrane Momok dititipke karo mbakyune Branjung. Syaridin lunga ngulandara ing Rembang diteruske menyang wilayah Pati sisih kidul. Ana kana, Syaridin nemokake panggonan sing miturut dheweke kepenak yaiku ning ngisor wit beringin. Kesedhihane Syaridin ilang wiwit manggon ana kana, saengga Syaridin netep manggon ana kana lan gawe omah mirip masjid lan panggonan kuwi diwenehi jeneng Dukuh Landhoh. Setahun ana ing Landhoh, Syaridin bali neng Miyana. Syaridin banjur nerusake pangulandarane ing Kudus karepe arep golek guru. Syekh Jangkung banjur lunga menyang perguruan ing Kudus sing dipimpin dening Pangeran Kudus ( keturunan Sunan Kudus ). Syekh Jangkung ditampa ing perguruan kana. Sawijining dina Syekh Jangkung dikongkon kumpul bareng para santri “Murid Pesantren” Kudus, nanging Syekh Jangkung ora gelem ngaji. Seaben dina pegaweyane Syekh Jangkung ngiseni padasan, lan tawu ing selokan. Kadadean kuwi ngundhang perhatian, Pangeran Kudus banjur takon marang Syaridin “ apa selokan kuwi ana iwake?”. Syaridin njawab “ kabeh sing ana banyune kuwi mesthi ana iwake!”. Saknalika banjur Pangeran Kudus mrintah muride mriksa padasan, kendhi, bokor lan pungkasan kelapa (degan), kabeh ana iwake. Kadadean kuwi gawe Pangeran Kudus nggonduk lan rada emosi, banjur Syaridin ditakoni bab Syahadat. Syeh Jangkung ora gelem njawab. Ujug-ujug Syaridin menek wit kelapa nganti pucuk banjur nibakke awake nanging ora papa. Iku wangsulan bab Syahadat. Pangeran Kudus malah sang saya nesu, amarga dudu wangsulan kuwi sing dikarepake, nanging “ Syahadat : Asyhaduallaillaha illa ( L-Lah wa asyhadu anna Muhammada’r Rosulu ‘L-Laha sing artine “ aku bersaksi menika ora ana Gusti Pangeran kejaba Allah lan aku bersaksi menika Muhammad utusanipun Allah.” Hal kuwi dibantah Syekh Jangkung. Saknalika kuwi Syeh Jangkung dikongkon mulih dening PangeranKudus. Syekh Jangkung ora mulih ning asale, malah mertapa ana ing jero “Jumbleng”, kadadean kuwi gawe kagete wong akeh. Banjur kadadean kuwi dilaporake marang Pangeran Kudus. Para prajurit banjur diperintah ngepung jumbleng mau, saknalikaSyaridn metu, mlayu! Syaridin bisa lolos saka kejarane prajurit,akhire dheweke tutuk ing Wangan (kali cilik) banjur Syaridin adus.

Tuesday, February 28, 2012

MBAH DULLAH SALAM Kajen

KH. Abdullah Salam Kajen Berperawakan gagah, Hidung mancung. Mata menyorot tajam. Kumis dan jenggotnya yang putih perak, menambah wibawanya. Hampir selalu tampil dengan pakaian putih-putih bersih, menyempurnakan kebersihan rautmukanya yang sedap dipandang. Melihat penampilan dan rumahnyayang tidak lebih baik dari gotakantempat tinggal santri-santrinya, mungkin orang akan menganggapnya miskin; atau minimal tidak kaya. Tapi tengoklah; setiap minggu sekali pengajiannya diikuti oleh ribuan orang dari berbagai penjuru dan… semuanya disuguh makan. Selain pengajian-pengajian itu, setiap hari beliau menerima tamu dari berbagai kalangan yang rata-rata membawa masalah untuk dimintakan pemecahannya. Mulai dari persoalan keluarga, ekonomi, hingga yang berkaitan dengan politik. Bahkan pedagang akik dan minyak pun beliau terimadan beliau ‘beri berkah’ dengan membeli dagangan mereka. Ketika beliau masih menjadi pengurus (Syuriah) NU, aktifnya melebihi yang muda-muda. Seingatsaya, beliau tidak pernah absen menghadiri musyawarah semacam Bahtsul masaail, pembahasan masalah-masalah yang berkaitan dengan agama, yang diselenggarakan wilayah maupun cabang. Pada saat pembukaan muktamar ke 28 di Situbondo, panitia meminta beliau –atas usul kiai Syahid Kemadu—untuk membuka Muktamar dengan memimpin membaca Fatihah 41 kali. Dan beliau jalan kaki dari tempat parkir yang begitu jauh ke tempat sidang, semata-mata agar tidak menyusahkan panitia. Semasa kondisi tubuh beliau masihkuat, beliau juga melayani undangan dari berbagai daerah untuk memimpin khataman Quran,menikahkan orang, memimpin doa,dsb. Ketika kondisi beliau sudah tidak begitu kuat, orang-orang pun menyelenggarakan acaranya di rumah beliau. Saya pernah kebetulan sowan, agak kaget di rumah beliau ternyata banyak sekali orang. Belakangan saya ketahui bahwa Mbah Dullah sedang punya gawe. Menikahkan tiga pasang calon pengantin dari berbagai daerah. Mbah Dullah, begitu orang memanggil kiai sepuh haamilul Qur’an ini, meskipun sangat disegani dan dihormati termasuk oleh kalangan ulama sendiri, beliautermasuk kiai yang menyukai musyawarah. Beliau bersedia mendengarkan bahkan tak segan-segan meminta pendapat orang, termasuk dari kalangan yang lebih muda. Beliau rela meminjamkan telinganya hingga untuk sekedar menampung pembicaraan-pembicaraan sepele orang awam. Ini adalah bagian dari sifat tawaduk dan kedermawanan beliau yang sudahdiketahui banyak orang. Tawaduk atau rendah hati dan kedermawanan adalah sikap yanghanya bisa dijalani oleh mereka yang kuat lahir batin, seperti Mbah Dullah. Mereka yang mempunyai (sedikit) kelebihan, jarang yang mampu melakukannya. Mempunyai sedikit kelebihan, apakah itu berupa kekuatan, kekuasaan, kekayaan, atau ilmu pengetahuan, biasanya membuat orang cenderung arogan atau minimal tak mau direndahkan. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Berbeda dengan rendah hati yang muncul dari pribadi yang kuat, rendah diri muncul dari kelemahan. Mbah Dullah adalah pribadi yang kuat dan gagah luar dalam. Kekuatan beliau ditopang oleh kekayaan lahir dan terutama batin. Itu sebabnya, disamping dermawan dan suka memberi, Mbah Dullah termasuk salah satu –kalau tidak malah satu-satunya – kiai yang tidak mudah menerima bantuan atau pemberian orang, apalagi sampai meminta. Pantangan. Seolah-olah beliau memang tidak membutuhkan apa-apa dari oranglain. Bukankah ini yang namanya kaya? Ya, mbah Dullah adalah tokoh yang mulai langka di zaman ini. Tokoh yang hidupnya seolah-olah diwakafkan untuk masyarakat. Bukan saja karena beliau punya pesantren dan madrasah yang sangat berkualitas; lebih dari itu sepanjang hidupnya, mbah Dullah tidak berhenti melayani umat secara langsung maupun melalui organisasi (Nahdlatul Ulama). Mungkin banyak orang yang melayani umat, melalui organanisi atau langsung; tetapi yang dalam hal itu, tidak mengharap dan tidak mendapat imbalan sebagaimana mbah Dullah, saya rasa sangat langka saat ini. Melayani bagi mbah Dullah adalah bagian dari memberi. Dan memberiseolah merupakan kewajiban bagi beliau, sebagaimana meminta –bahkan sekedar menerima imbalan jasa-- merupakan salah satu pantangan utama beliau. Beliau tidak hanya memberikan waktunya untuk santri-santrinya,tapi juga untuk orang-orang awam. Beliau mempunyai pengajianumum rutin untuk kaum pria dan untuk kaum perempuan yang beliau sebut dengan tawadluk sebagai ‘belajar bersana’. Merekayang mengaji tidak hanya beliau beri ilmu dan hikmah, tapi juga makan setelah mengaji. Pernah ada seorang kaya yang ikut mengaji, berbisik-bisik: “Orangsekian banyaknya yang mengaji kok dikasi makan semua, kan kasihan kiai.” Dan orang ini pun sehabis mengaji menyalami mbah Dullah dengan salam tempel, bersalaman dengan menyelipkan uang. Spontan mbah Dullah minta untuk diumumkan, agar jamaah yang mengaji tidak usah bersalaman dengan beliau sehabismengaji. “Cukup bersalaman dalamhati saja!” kata beliau. Konon orang kaya itu kemudian diajak beliau ke rumahnya yang sederhana dan diperlihatkan tumpukan karung beras yang nyaris menyentuh atap rumah, “Lihatlah, saya ini kaya!” kata beliau kepada tamunya itu. Memang hanya hamba yang fakir ilaLlah-lah, seperti mbah Dullah, yang sebenar-benar kaya. Kisah lain; pernah suatu hari datang menghadap beliau, seseorang dari luar daerah dengan membawa segepok uang ratusan ribu. Uang itu disodorkan kepada mbah Dullah sambil berkata: “Terimalah ini, mbah, sedekah kami ala kadarnya.” “Di tempat Sampeyan apa sudah tak ada lagi orang faqir?” tanya mbah Dullah tanpa sedikit pun melihat tumpukan uang yang disodorkan tamunya, “kok Sampeyan repot-repot membawa sedekah kemari?” “Orang-orang faqir di tempat saya sudah kebagian semua, mbah; semua sudah saya beri.” “Apa Sampeyan menganggap sayaini orang faqir?” tanya mbah Dullah. “Ya enggak, mbah …” jawab si tamu terbata-bata. Belum lagi selesai bicaranya, mbah Dullah sudah menukas dengan suara penuh wibawa: “Kalau begitu, Sampeyan bawa kembali uang Sampeyan. Berikan kepada orang faqir yang memerlukannya!” Kisah yang beredar tentang ‘sikap kaya’ mbah Dullah semacamitu sangat banyak dan masyhur dikalangan masyarakat daerahnya. Mbah Dullah ‘memiliki’, di samping pesantren, madrasah yang didirikan bersama rekan-rekannya para kiai setempat. Madrasah ini sangat terkenal danberpengaruh; termasuk –kalau tidak satu-satunya— madrasah yang benar-benar mandiri denganpengertian yang sesungguhnya dalam segala hal. 32 tahun pemerintah orde baru tak mampu menyentuhkan bantuan apa pun ke madrasah ini.Orientasi keilmuan madrasah ini pun tak tergoyahkan hingga kini. Mereka yang akan sekolah dengan niat mencari ijazah atau kepentingan-kepentingan di luar ‘menghilangkan kebodohan’, jangan coba-coba memasuki madrasah ini. Ini bukan berarti madrasahnya itutidak menerima pembaruan dan melawan perkembangan zaman. Sama sekali. Seperti umumnya ulama pesantren, beliau berpegang kepada ‘Al-Muhaafadhatu ‘alal qadiemis shaalih wal akhdzu bil jadiedil ashlah’, Memelihara yang lama yang relevan dan mengambil yangbaru yang lebih relevan. Hal ini bisa dilihat dari kurikulum, sylabus, dan matapelajaran-matapelajaran yang diajarkan yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Singkat kata, sebagai madrasah tempat belajar, madrasah mbah Dullah mungkin sama saja dengan yang lain. Yang membedakan ialahkarakternya. Agaknya mbah Dullah –rahimahuLlah — melalui teladan dan sentuhannya kepada pesantren dan madrasahnya, ingin mencetak manusia-manusia yang kuat ‘dari dalam’; yang gagah ‘dari dalam’; yang kaya ‘dari dalam’; sebagaimana beliau sendiri. Manusia yang berani berdiri sendiri sebagai khalifah dan hanya tunduk menyerah sebagai hamba kepada Allah SWT. Bila benar; inilah perjuang yang luar biasa berat. Betapa tidak? Kecenderungan manusia di akhir zaman ini justru kebalikan dari yang mungkin menjadi obsesi mbah Dullah. Manusia masa kini justru seperti cenderung ingin menjadi orang kuat ‘dari luar’; gagah ‘dari luar’; kaya ‘dari luar’,meski terus miskin di dalam. Orang menganggap dirinya kuat bila memiliki sarana-sarana dan orang-orang di luar dirinya yang memperkuat; meski bila dilucuti dari semua itu menjadi lebih lemahdari makhluk yang paling lemah. Orang menganggap dirinya gagah bila mengenakan baju gagah; meski bila ditelanjangi tak lebih dari kucing kurap. Orang menganggap dirinya kaya karena merasa memiliki harta berlimpah; meski setiap saat terus merasa kekurangan. Waba’du; sayang sekali jarang orang yang dapat menangkap kelebihan mbah Dullah yang langka itu. Bahkan yang banyak justru mereka yang menganggap dan memujanya sebagai wali yangmemiliki keistimewaan khariqul ‘aadah. Dapat melihat hal-hal yang ghaib; dapat bicara dengan orang-orang yang sudah meninggal; dapat menyembuhkan segala penyakit; dsb. dst. Lalu karenanya, memperlakukan orangmulia itu sekedar semacam dukun saja. Masya Allah! Ke-’wali’-an Mbah Dullah –waLlahua’lam-- justru karena sepanjang hidupnya, beliau berusaha --dan membuktikan sejauh mungkin-- melaksanakan ajaran dan keteladanan pemimpin agungnya, Muhammad SAW, terutama dalam sikap, perilaku, dan kegiatan-kegiatan beliau; baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama hambaNya. Begitulah; Mbah Dullah yang selalumemberikan keteduhan itu telah meninggalkan kita di dunia yang semakin panas ini. Beliau sengaja berwasiat untuk segera dimakamkan apabila meninggal. Agaknya beliau, seperti saat hidup, tidak ingin menyusahkan atau merepotkan orang. Atau, siapa tahu, kerinduannya sudah tak tertahankan untuk menghadap Khaliqnya. Dan Ahad, 25 Sya’ban 1422 / 11 November 2001 sore, ketika MbahDullah dipanggil ke rahmatuLlah, wasiat beliau pun dilaksanakan. Beliau dikebumikan sore itu juga di dekat surau sederhananya di Polgarut Kajen Pati. “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-sejatiKu, dan masuklah ke dalam sorgaKu!” Selamat jalan, Mbah Dullah! AnnasakumuLlah ilaa yaumi yub’atsuun! 

Sunday, February 19, 2012

SILSILAH SYEH JANGKUNG

1. Nabi Muhammad SAW 2. Sayidatu Fatimah Az-Zahroh 3. Sayid Imam Khusain 4. Sayid Ali Zainal Abidin 5. Sayid Muhammad Al- BaQir 6. Sayid Jafar ShodiQ 7. Sayid Ali Al- Aridi 8. Sayid Muhammad An-NaQi 9. Sayid Isa Al-Basyir 10. Sayid Ahmad Muhajir11. Sayid Ubaidilah 12. Sayid Alwi Syakar 13. Sayid Mahmud 14. Sayid Alwi 15. Sayid KholaQ Qosam 16. Sayid Muhammad Shobib Murobat 17. Sayid Hadrol Maut 18. Sayid Abdul Muluk Muhajir 19. Sayid Abdullah Kan 20. Sayid Ahmad Jamaluddin Syah 21. Sayid Jamaludin Akbar 22. Sayid Nur Alam 23. Sayid Abdullah 24. Sayid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) 25. Robi'ah Attaji (Sekar Tanjung) + Raden Singa Parna (Syeh Syafi'i) 26. Raden Syarifudin (Syeh Jangkung) PUTRA SYEH JANGKUNG 1. Momok Mu'min (Landoh Pati) 2. Momok Hasan Besari (Tirto Kusumo Cirebon) 3. Momok Hasan Aji (Palembang) PP. Nurul Jadid Landoh

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu: أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ “ Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasatas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). YaRabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur. ” (HR. Muslim) Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiaphari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka. Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِالْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِالْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksakubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal. ” (HR. Bukhari dan Muslim) Bahkan mengingat neraka tidakluput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa: رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ “ Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. ” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali. . . . mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ " Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. " (QS. Al Baqarah: 201) Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , baik dalam pikiran ataupun hatibeliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Kenapa harus mengingat neraka? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalamkenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat. Neraka dalam Al-Qur’an Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala: هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ “ Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka salingbertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akandibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepalamereka. ” (QS. Al-Hajj: 19) Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka! Kita bisa bayangkan, kalau sajakita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalauyang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnyaberlipat-lipat dari panasnya dunia. Kemudian Allah melanjutkan, يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ “ Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). ” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka. Selanjutnya Allah berfirman, وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ “ Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. ” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “ Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini". ” (QS. Al-Hajj: 22) . . tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ “ Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan. Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas. Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kitadipaksa meminum secangkir kopiatau teh yang sedang mendidihdengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga. “ Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu'alaihi wasallam , “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam . Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka, لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ “ Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). ” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghunineraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi. Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-anganmereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir. وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُواوَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا “ Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak(pula) diringankan dari mereka adzabnya. ” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksaadalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan merekatidak bisa mati. “ Setiap kali kulitmereka hangus, Kami ganti kulitmereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. ” (QS. Al-Nisa’: 56) Ahli neraka ingin sekalimati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Karena itulah, wahai saudarakuseiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka, وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ “ Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". ” (QS. Al-zukhruf: 77) Maka Malikat Malik menjawab, " Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapikebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. ” (QS. Al-Zukhruf: 77-78) Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “ Maka pada hari itu tiada seorang pun yangmenyiksa seperti siksa-Nya, ” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahuwa Ta'ala . Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, . . . agar hati ini takut dan khawatirterhadapnya. Sehinggadia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Makabagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akanbertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankandengan semestinya. Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin!

Tuesday, February 14, 2012

ZINA DOSA BESAR HUKUM NYA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT


Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا “Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32] Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada zina [1]. Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina. [2] Faahisah فَاحِشَةً = maksiat yang sangat buruk dan jelek Wa saa’a sabiila وَسَاءَ سَبِيلًا = karena akan membawa orang yang melakukannya ke dalam neraka. Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar) berdasarkan ayat di atas dan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman [3] darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya” [Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah] Berkata Ibnu Abbas. : “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina” [Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59] Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum khamr ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang banyak) melihat kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada dia seorang mukmin” [Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55] Maksud dari hadits yang mulia ini ialah : Pertama : Bahwa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya. Kedua : Apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari dirinya”[4] Di antara sifat “ibaadur Rahman” [5] ialah : ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina, niscaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur keimannya. [6] Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa? Kalau zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua, maka dosanya akan lebih besar lagi berdasarkan sabda Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yangsombong” [Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti diatas] Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah nikah atau pernah merasakan nikah yang shahih baik sekarang ini sebagai suami atau istri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu didera sebanyak seratus kali kemudian di rajam sampai mati atau cukup di rajam saja. Adapun bagi laki-laki yang masih bujang atau dan anak gadis hukumnya didera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun. Dengan melihat kepada perbedaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeda juga besarnya dosa zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya. Kemudian, kalau kita melihat kepada siapa dilakukannya, maka apabila seorang itu berzina dengan isteri tetangganya, masuklah dia kedalam sebesar-besar dosa besar (baca kembali haditsnya di fasal kedua dari jalan Ibnu Mas’ud). Dan lebih membinasakan lagi apabila zina itu dilakukan kepada mahramnya seperti kepada ibu kandung, ibu tiri, anak, saudara kandung, keponakan, bibinya dan lain-lain yang ada hubungan mahram, maka hukumannya adalah bunuh. [7] Setelah kita mengetahui serba sedikit tentang zina [8], dan dosanya, hukumannya di dunia di dalam syari’at Allah dan adzabnya diakhirat yang akan membawa para penzina terpanggang di dalam neraka, sekarang tibalah bagi kami untuk mejelaskan pokok permasalahan di dalam fasal ini yaitu hamil di luar nikah dan masalah nasab anak. Dalam fasal ini ada beberapa kejadian yang masing-masing berbeda hukumnya

Sunday, February 12, 2012

ENAM PERKARA YANG MENJADI RAHASIA ALLAH SWT


Sayyidina Umar r.a., pernah berkata tentang urusan-urusan yang menjadi rahasia Allah SwT.

Pertama, Allah SwT menyembunyikan keridhaan-Nya dalam ketaatan kepada-Nya.

Hal ini dimaksudkan agar hamba-Nya senantiasa untuk bersungguh dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SwT. Jangan sekali-kali meremehkan suatu ketaatan meskipun itu sepertinya sangat kecil atau perkara yang remeh. Karena bisa jadi, dalam ketaatan yang dianggap kecil itu terdapat keridhaan Allah SwT yang dapat memberikan berkah, pahala, dan ampunan sehingga dapat menjadi bekal di akhirat kelak.
Perkara yang kedua adalah, Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.

Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah SwT. Memang dalam beberapa kasus Allah SwT menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah SwT dirahasiakan oleh Allah SwT.

Ketiga, Allah SwT menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.

Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

Keempat, Allah SwT menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.

Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali Allah SwT.

Perkara kelima Allah SwT menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.

Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah SwT dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada Allah SwT dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan, perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.

Dan perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT yang keenam adalah ash-shalatul wustha (shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu. Supaya setiap orang muslim senantiasa memelihara shalat lima waktunya dengan baik.

Pada intinya semua perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT bertujuan agar hamba-Nya selalu berupaya untuk beribadah kepada Allah SwT, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali. Dan tentunya disempurnakan dengan mengikuti dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SwT. Amiiin ya Rabbal ‘Alamiin. (Zarkasih)

Friday, April 1, 2011

MENGUNGKAP HUKUMAN MATI SYECH SITI JENAR,FATWA WALI ATAUKAH INTRIK POLITIK???

Dalam pandangan umat Islam Indonesia pada umumnya, barangkali, hukuman mati yang dijatuhkan pada Syekh Siti Jenar merupakan akibat kesalahannya dalam pengajaran agama.Lebih khususnya,dalam hal pemahaman akan hakikat hablul min al-allah,hubungan manusia denganTuhan. Cerita-cerita yang diabadikan dalam seni tradisional Jawa,kethoprak,misalnya,juga demikian.Produk sinematrografi kita pun menyuguhkan jalan cerita yang tak jauh berbeda.Kebanyakan kitab juga menyatakan demikian. Menurut K.H.Dachlan Abd.Qohar,anggota Konstituante yang menerjemahkan Kanzul Ulum (Gudang Ilmu) Ibn Bathuthah,yang penulisannya dilanjutkan oleh Maulana Maghribi,sepeninggal Sunan Ampel,Raden Paku menggantikannya sebagai pemimpin Walisongo.Ia pun memanggil wali lain untuk bermusyawarah.Mereka sepakat memanggil Syekh Siti Jenar untuk didudukkan sebagai anggota Walisongo. Dikirimlah utusan ke Lemah Abang.Apa jawab Syekh Siti Jenar?”Kembalilah kamu ke Giri.Katakanlah kepada Sunan Giri bahwa Syekh Siti Jenar tidak ada.Yang ada disini hanya Allah Subhanahu wa ta’ala”. Sunan Giri pun minta ia datang bersama Allah.Kali ini ia menjawab,”Suruh Sunan Giri mengaji lagi.Apa ia tidak tahu bahwa Allah ada di mana-mana,dan bahwa Allah lebih dekat daripada tenggorokan dan urat lehernya.” Para wali menyerahkan masalah ini kepada Sultan Demak.Jawaban Syekh Siti Jenar tetap sama.Maka,soal itu diserahkan kepada Sunan Gunung Jati,yang pernah menjadi gurunya.Para wali pun mendampinginya di Masjid Agung Cirebon.Ketika dipanggil,Syekh Siti Jenar datang.Akan tetapi,ketika para wali bersembahyang,ia shalat batin alias hanya bersemedi. Kedelapan wali pun bermufakat bahwa sikap Syekh lemah Abang atau Syekh Siti Jenar itu bisa merusak syariat.Bila orang mengikutinya,tak bedalah ibadahnya dari pada orang Hindu,yaitu bersemedi tanpa rukuk dan sujud,seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.Sunan Kudus menyatakan,ia harus di hukum mati.Dan,hukuman mati terhadap Syekh Siti Jenar di jatuhkan oleh Sunan Giri. Setelah hal itu dilaksanakan,badannya dimakamkan di utara pengimaman Masjid Agung Cirebon,sedangkan kepalanya dikubur di Desa Melati,pada tahun 1480 M.Apa kata orang Cirebon tntang ini?Salah satu versi Babad Cirebon,yang tentu saja lebih menekankan kepemimpinan Sunan Gunung Jati,menceritakan pendebatan yang lebih panjang.Kisah ini ditutup dengan penguburan yang terjadi pada hari Rabu pertama Sapar 1529 M.Tercatat,versi lain lagi menyatakan terjadi pada 1506 M. Kalimat sumpah atau kutukan yang di ucapkan menjelang ajal ialah,”Sunan Gunung Jati dan para wali,kelak pada akhir zaman,akan ada kerbau bule matakucing yang mendarat dari laut.Itulah yang akan menumpas/menjajah turunanmu.” Vonis Politik Nukilan di atas memang menguatkan anggapan,hukuman mati yang di terima Syekh Siti Jenar merupakan akibat kesalahannya dalam mengajarkan agama.Salah satu naskah yang jelas-jelas menyatakan hukuman mati Syekh Siti Jenar sebagai pengadilan politik ialah serat Darmagandhul. “Sawise masdjid dadi,banjur padasalat ana ing masdjid,sakbakdane salat,bandjur tutup lawang,wong kabeh dipangandikani dening Sunan Benang,jen Adipati Demak arep didjumenengake nata,sarta bandjur arep ngrusak Madjapahit,jen wis padha rudjuk,bandjur arep kepjakan tumuli.Para sunan lan para bupati wis padha rujuk kabeh,mung sidji kang ora rudjuk,ija iku Sjeck Siti Djenar.Sunan Benang duka,Sjeck Siti Djenar di pateni,dene kang kedhawuhan mateni ija iku Sunan Giri,Sjeck Siti Djenar dilawe gulunemati.” (“Setelah masjid itu jadi,mereka bersama-sama salat di dalam masjid.Setelah salat,mereka menutup pintu.Semua orang diberitahu oleh Sunan Benang bahwa Adipati Demak akan dijadikan raja,juga akan menyerang Majapahit.Jika sudah sama-sama bersepakat,mereka akan bersiap-siap melaksanakan.Para sunan danbupati semuanya setuju,hanya satu yang tidak,yaitu Syekh Siti Jenar.Sunan Benang marah,Syekh Siti Jenar dibunuh.Adapun yang disuruh membunuh ialah Sunan giri,leher Syekh Siti Jenar dijerat mati.”) “Sadurunge Sjech Siti Djenar tumeka ing pati,ninggal swara:Eling-eling ngulama ing Giri,kowe ora tak wales ing achirat,nanging tak wales ana ing donja kene bae,besuk jen ana Ratu Djawa kanthi wong tuwa,ing kono gulumu bakal tak lawe genti,”Sunan Giri mangsuli:’ija besuk wani,saiki wani,aku ora bakal mundur’.” (“Sebelum menghembuskan napas terakhir,Syekh Siti Jenar berkata,”Ingatlah ulamadi Giri,kamu tidak kubalas di akhirat,melainkan di dunia saja.Kelak,bila ada raja Jawa berusia tua,saat itu kamu akan ganti kugantung.’Sunan giri menjawab,’Kelak berani,sekarang berani.Aku tidak akan mundur’.”) Siapa yang menulis Dharmagandhul? Menurut babon(naskah induk) asli yang di tinggalkan K.R.T.Tandhanagara,Purwasari.sala,kitab ini ditulis oleh orang yang mengaku murid Raden Budi Sukardi,pada hari Tumpak Manis (Rabu Legi) 2 Ruwah tahun Je: wuk guna ngesthi nata atau 1830J (1318 H/1990 M).Akan tetapi,ahlisastra jawa,Bratakesawa,menyatakan,Darmagandhul,juga Gatholoco,ditulis oleh Pangeran Suryanegara,putraSultan hamengku Buwana VI (1855-1877)

Sunday, March 20, 2011

MENGENAL TENTANG WALI'ALLAH LEBIH DEKAT

Wali atau waily berasal dari akar kata waliya-yawla,yang berarti “dekat” dengan sesuatu. Al-waliyyu mengandung arti ”orang yang memiliki kedekatan dengan Allah” atau ”orang yang disayang oleh Allah”Dalam bahasa Arab,terkadang ada satu kata yang memiliki makna fa’il (subjek) dan maf’ul (objek) sekaligus memiliki dua pengertian tersebut.Ia bisa berarti orang yang mencintai Allah atau orang yang dicintai Allah bahkan bisa dikatakan orang yang mencintai dan dicintai Allah.sekaligus. Menurut seorang ulama besar,Imam Qusyari,waliy memiliki dua pengertian.Pertama,orang yang dengan sekuat tenaga berusaha menjaga hati agar tetap hanya bergantung kepada Allah.Mereka ini yang sering kali disebut waliy salik.Kedua,orang yang hatinya secara penuh berada dalam penjagaan Allah.Dalam dunia sufi’,wali-wali kelompok kedua ini dipercaya kerap mengalami kefanaan kesadaran (jadzab),sehingga sering disebut Waliy Majdzub. Dalam kitab Futuhat Makiyyah,filsuf besar Ibnu Arabi menelusuri kriteria orang-orang yang dicintai Allah atau waliy dalam al-Quran ada delapan kriteria.Pertama,orang yang hanya mengambil Allah sebagai perlindungannya.Kedua,orang yang mencintai allah dan berusahameniru sifat-sifat-Nya.Contoh,menjadi orang yang penyabar,pengasih,penyayang,pemaaf dll.ketiga,orang yang senantiasa kembali kepada Allah,bertaubat.Setiap kali terpeleset melakukan perbuatan maksiat,dengan segera ia bertaubat.Keempat,orang yang selalu berusaha menyucikan diri,lahir dan batin.Kelima,orang yang selalu bersabar atas takdir yang ditetapkan oleh Allah. Keenam,orang yang selalu bersyukur atas nikmat Allah.Bagi para wali,musibah dan anugerah itu sama-sama nikmat.Sebab,dua-duanya berasal dari Allah.wali besar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Lujainid Dani menulis”Tidak ada orang.Ketujuh,orang yang selalu berbuat baik dan selalu memperbaiki (mushin).Kedelapan,orang yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya,dalam setiap detak jantung dan hembusan nafas. Walisongo,terlepas dari ada atau tidaknya kedelapan kriteria di atas,menurut beberapa sejarawan,sebenarnya sebutan untuk sebuah organisasi atau dewan yang secara teroganisasi berjuang mengislamkan tanah Jawa.Maka tek mengherankan jikajumlah mereka tidak hanya sembilan,sebagaimana makna harfiahnya. Kata songo,atau sembilan dalam tradisi Jawa kuno sering digunakan untuk menggambarkan esuatu yang banyak.Sebagaimana ketika orang Jawa menyebut sebuah kompleks dengan puluhan candi di pegunungan Ungaran Jawa Tengah dengan nama Candi Songo,atau pada nama Sumber Songo dan Gedong Songo.Ada banyak sumber yang menceritakan perihal para anggota Walisongo.Salah satunya,konon merujuk pada kitab Kanzul Ulum,karya pengelanamuslim,Ibnu Bathuthah.Menurut sumber tersebut,konon Walisongo pernah mengalami pergantian anggota sampai lima kali. Dewan I (1404)M,terdiri dari Syekh Maulana Malik Ibrahim,asal Turki,ahli tata negara,berdakwah di jawa Timur dan wafat di Gresik pada 1419.Syekh Maulana Ishaq,asal Samarkand,Asia Tengah,ahli pengobatan.Berdakwah di Jawa lalu pindah dan wafat di Pasai Singapura).Maulana Ahmad JumadilKubra,asal Mesir,dakwah secara keliling dan wafat dimakamkam di Troloyo,Trowulan,Mojokerto.Maulana Muhammad Al-Maghribi,asal Maghrib,Maroko.berdakwah secara keliling dan wafat pada 1465 dimakamkan di Jatinom,Klaten.Maulana Malik Isra’il,asal Turki,ahli mengatur negara,wafat pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri antara Serang dan Merak.MaulanaMuhammad Ali Akbar,asal Persia/Iran,ahli pengobatan,wafat pada 1435 dimakamkan di Gunung Santri.Maulana Hassanudin,asal Palestina,dakwah secara keliling wafat pada 1462 dimakamkan di samping masjid Banten Lama.Maulana Aliyudin,asal Palestina,dakwah keliling dan waeat pada 1462,dimakamkan di samping masjid Banten Lama.Syekh Subakir,asal Persia,ahli menumbal tanah angker yang dihuni jin jahat beberapa waktu di Jawa,lalu kembali ke Persia,wafat di Persia pada 1462. Dewan II (1436 M),terdiri dari Raden ali Rahmatullah,berasal dariCampa Muangthai Selatan,datang pada 1421,dikenal sebagai Sunan Ampel (Surabaya),menggantikan Malik Ibrahim yang wafat.Sayid Ja’far Shadiq,asal Palestina,datang pada 1436 dan tinggal di Kudus kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus,menggantikan Malik Isra’il.Syarif Hidayatullah,asal Palestina,datang pada 1436 menggantikan Ali Akbar yang wafat. Dewan III (1463),terjadi perubahankembali.Raden Paku atau Syekh Maulana ainul Yaqin yang berjilik sunan Giri,menggantikan ayahandanya yang pulang ke Pasai.Raden Paku lahir di Blambangan,Banyuwangi,putra Syekh Maulana Ishak kemudian wafat dimakamkan di Gresik.RadenSyahid atau Sunan Kalijaga,putra Adipati Wilatikta dari Tuban,menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia.Raden Makdum Ibrahim atauSunan Bonang kelahiran Ampel,putra Sunan Ampel,menggantikanHasanuddin yang wafat.Raden Qasim atau Sunan Drajad kelahiran Ampel,putra Sunan Ampel,menggantikan Aliyuddin yang wafat. Dewan IV (tahun 1466 M),komposisi Walisongo bertambahdengan kehadiran Raden Patah,putra Raja Brawijaya dari Majapahit.Pada 1462 ia menjadi Adipati Bintoro,pada 1465 membangun masjid Demak,lalu menjadi sultan Demak pada 1468.Ia adalah murid Sunan Ampel,menggantikan Ahmad Jumadil Kubro yang wafat.Fathullah Khan,putra Sunan Gunung Jati,menggantikan Al-Maghorobi yang wafat. Dalam komposisi Dewan V,terdapatRaden Umar Said atau Sunan Muria,putra Sunan Kalijaga,ia menggantikan wali yang telah wafat.Ada Syekh Siti Jenar,wali yang sangat kontroversial.Sejak kemunculannya pertama kali,dalamberbagai versi,ajarannya dianggapmenyimpang dari Islam,tapi sampaisaat ini masih dibahas di berbagai lapisan masyarakat,bahkan masih ada pengikutnya,sampai kematiannya yangmasih menimbulkan tanda tanya.Sunan Tembayat atau Adipati Pandanarang,yang menggantikan Syekh Siti Jenar yang wafat