Monday, March 5, 2012

'' Syi'ir Tanpo Waton '' Gus Dur

"Ngawiti ingsun nglaras syingiran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kanikmatan
 Rino wengine tanpo pitungan
 Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
Akeh kang apal Quran Hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyareng dunyo
Iri lan meri sugieh tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayuh sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
 Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan sari ngelmune
Laku torikot lan ma'rifate
Ugo hakikot manjing rasane
Al Quran Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tanjebake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Ngrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh kang moho suci
Butuh rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jog nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh dinakdir saking pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun
Iku sunnaeh rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayuh ngelakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo makom drajate
Lamon palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh suwargo manggone
Utuh mayite ugo ulese"

ROBI'AHAL ADAWIYYAH

Sosok sufi wanita yang memiliki cinta mendalam kepada Allah swt.Dia adalah Rabi’ahal-Adawiyyah . Cintanya kepada Allah mengalahkan cintanya kepada apapun. Cintanya kepada Allah adalah cinta buta. Dia tidak merasa kesepian walaupun hidupsebatang kara. Dia tidak merasa sengsara walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan. Dia selalu riang gembira karena hati dan jiwanya selalu terkiblat padaAllah swt. Keriang-gembiraannya ini dibarengi juga dengan kesedihan yang ia ratapi, karena selalu merasa menjadi hamba yang kurang dan penuh dengan dosa. Dengan demikian rasa cintanya berbarengan dengan rasa takut kepada Allah swt. Rabi’ah al-Adawiyyah pernah berkata: “Ya Allah jika aku beribadah kepada-Mu karena takut siksa neraka, maka bakarlah aku didalam api neraka!Jika aku beribadah kepada-Mu karena mengharap sorga, maka jauhkanlah aku dari sorga-Mu! Tetapi jika aku beribadah kepada-Mu karena Engkaulah yang layak untuk disembah, maka jangan sembunyikan keindahan Wajah-Mu! Dari kata-kata Rabi’ah ini dapat disimpulkan bahwa hidup dan matinya Rabi’ah hanya untuk sosok yang Dicintai. Sosok itu adalah Allah swt. Ibadahnya tidakmengharapkan apapun. Dia hanya ingin memandang, berdekatan dan berusaha selalu membuat ridla, suka dan senang sosok yang dicintainya. Cinta semacam Rabi’ah kepada Allah swt mengalahkan cinta kepada selain Allah. Hingga suatuketika ada seorang laki-laki datang melamarnya (menurut riwayat beliau adalah Sofyan ats-Tsauri). Namun Rabi’ah menolak lamaran tersebut.beliau berkata: ”Jika engkau hendak menikahiku, maka mintalah izin kepada Allah karena aku milik Allah.” Kecintaan Rabi’ah terhadap Allah melupakan segala macam kesengangan duniawi, bahkan untuk menikahpun beliau menolak untuk melakukannya. Hal seperti ini yang dianggap oleh banyak kalangan sebagai cinta mati. Suatu ketika beliau ditanya oleh seseorang: “Ya Rabi’ah apakah engkau mencintai nabi Muhammad?” beliau menjawab: “Aku mencintai Nabi Muhammad tetapi cintaku kepada Allah melupakan cintaku kepada makhluk.” Cinta yang diungkapkan Rabi’ah menyiratkan bahwa cinta kepada Allah diatas segala cinta, termasuk cinta kepada Nabi. Bagaimana dengan kita...?????

Mbah ZAENAL ABIDIN MUNAWWIR,menawar becak

"Ke Nggading berapa, Kang?" Mbah Zainal Abidin Munawwir, Krapyak, menawar becak. "Monggo mawon. Terserah panjenengan, Mbah", tukang becak pasrah karena sudah kenal. "Nggak bisa! Sampeyan harus kasih harga!" "Yah... seribu, Mbah". Itu harga yang cukup lazim waktu itu, walaupun sedikit agak mahal. "Lima ratus ya!" Tukang becak nyengir, "Masih kurang, Mbah..." "Enam ratus!" Tukang becak masih nyengir. "Ya sudah... tujuh ratus!" Tukang becak sungkan membantah lagi dan mempersilahkan Mbah Zainal naik. Sampai tempat tujuan, Mbah Zainal mengulurkan selembar uangribuan tapi menolak kembaliannya.Tukang becak bengong. "Kalau tadi kita sepakat seribu, aku cuma dapat pahala wajib", kata Mbah Zainal, "kalau begini ini'kan yang tiga ratus jadi shodaqohku"

Sunday, March 4, 2012

SILSILAH KH. SYEH AHMAD MUTAMAKIM KAJEN


SILSILAH SYAIH KH. AHMAD MUTAMAKIN

(Versi Kajen)

Dari Pihak Ayah Dari Pihak Ibu

Raden Patah Sayid Ali Akbar

Sultan Demak Dari Bejagung Tuban

Sultan Trenggono

Istri Hadiwijoyo Sayid Ali Ashgor

(Joko Tingkir)

Sumo Hadiningrat Raden Tanu

(Pangeran Benowo)

Sumohadinegoro X Putri Raden Tanu

Syekh Ahmad Mutamakin

Nyai Godheg K. Bagus K. Endro Muhammad

Saturday, March 3, 2012

Tentang SYEH SITI JENAR








Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang ) adalah seorang tokoh yang dianggap Sufi dan juga salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat terdapat banyak varian cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar . Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti . Akan tetapi sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah intelektual yang sudah mendapatkan esensi Islam itu sendiri. Ajaran - ajarannya tertuang dalam pupuh, yaitu karya sastra yang dibuatnya. Meskipun demikian, ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukanoleh Walisongo. Daftar isi: 1. Konsep dan ajaran 2. Pengertian Zadhab 3. Kontroversi 4. Kisah pada saat pasca kematian 5. Pranala luar 1. Konsep dan ajaran Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syeh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, yaitu apa yang disebut umum sebagai kematian justru disebut sebagai awal dari kehidupan yanghakiki dan abadi. Konsekuensinya, ia tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian (hukum negara dan lainnnya), tidak termasuk didalamnya hukum syariat peribadatan sebagaimana ketentuan syariah. Dan menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Siti Jenar bahwa manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yanglima, yaitu: syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Baginya, syariah itu baru berlaku sesudah manusia menjalani kehidupan paska kematian. Syech Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu. Mirip dengankonsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi) tentang Hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat manusia dan Tuhan. Dimana Pemahaman ketauhidan harus dilewati melalui 4 tahapan ; 1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agamaspt sholat, zakat dll); 2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalanspt wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu; 3. Hakekat, dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan 4. Ma'rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut maka tahapan dibawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang bisa dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar. Ilmu yang baru bisa dipahami setelah melewati ratusan tahun pasca wafatnya sang Syekh. Para ulama mengkhawatirkan adanya kesalahpahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar kepada masyarakat awam dimana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan adalah pada tingkatan 'syariat'. Sedangkan ajaran Siti Jenar sudah memasuki tahap 'hakekat' dan bahkan 'ma'rifat'kepada Allah (kecintaan dan pengetahuan yangmendalam kepada ALLAH). Oleh karenanya, ajaran yang disampaikan oleh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan kata 'SESAT'. Dalam pupuhnya, Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harusberdebat masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalamagama apapun, setiap pemeluk sebenarnya menyembah zat YangMaha Kuasa. Hanya saja masing - masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda - beda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh karena itu, masing - masing pemeluk tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agamanya yang paling benar. Syech Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsipikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahalaberarti belum bisa disebut ikhlas. 1. 1. Manunggaling Kawula Gusti Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan berarti bercampurnya Tuhan dengan Makhluknya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk. Dan dengan kembali kepada Tuhannya,manusia telah menjadi sangat dekat dengan Tuhannya. Dan dalam ajarannya, ' Manunggaling Kawula Gusti ' adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang penciptaanmanusia ("Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkurdengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)")>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikalapenyembahan terhadap Tuhan terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'. 2. Pengertian Zadhab Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yangsering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah. Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehinggaketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah.... disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yangberkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini.... dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidakada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada AlQuran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggijuga Syaitan menjerumuskannya.Seperti contohnya Lia Eden dll... mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain seperti juga Rasullah pun telah melewati masa ini dan apabila manusia tidak mau turun tingkatan maka hamba ini akan menjadi seprti nabi Isa AS.Maka Nabi ISA diangkat Allah beserta jasadnya. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannyamenjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut "MUKSO" ruh beserta jasadnya diangkat Allah. 2. 1. Hamamayu Hayuning Bawana Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rahmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 3. Kontroversi Kontroversi yang lebih hebat terjadi di sekitar kematian SyekhSiti Jenar . Ajarannya yang amat kontroversial itu telah membuat gelisah para pejabat kerajaan Demak Bintoro. Di sisi kekuasaan, Kerajaan Demak khawatir ajaran ini akan berujungpada pemberontakan mengingat salah satu murid Syeh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan elite Majapahit (sama seperti Raden Patah) dan mengakibatkan konflik di antara keduanya. Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menopang kekuasaan DemakBintoro, khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan satu tindakan bagi Syekh Siti Jenar yaitu harus segera menghadap Demak Bintoro. Pengiriman utusan Syekh Dumbodan Pangeran Bayat ternyatatak cukup untuk dapat membuat Siti Jenar memenuhi panggilan Sri Narendra Raja Demak Bintoro untuk menghadap ke Kerajaan Demak. Hingga konon akhirnya para Walisongo sendiri yang akhirnya datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Siti Jenar berada. Para Wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi [b]Syekh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja.[/b] Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Syekh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, SunanKudus, dan Sunan Geseng. (Walet: Ini adalah Noordin M Top Jaman Dulu) Sesampainya di sana, terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Siti Jenar . Menurut Siti Jenar , kelima wali tersebut tidak usah repot-repot ingin membunuhSiti Jenar . Karena beliau dapat meminum tirtamarta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menjelang kehidupan yang hakiki jika memang ia dan budinya menghendaki. Tak lama, terbujurlah jenazahSiti Jenar di hadapan kelimawali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang benar-benar pandai yaitu KiBisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyopun mengakhiri"kematian"-nya dengan carayang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali. [rujukan?] 4. Kisah pada saat pasca kematian Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya,semerbak beribu bunga dan cahaya kilau kemilau memancar dari jenazah Siti Jenar. Jenazah Siti Jenar sendiri dikuburkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain. Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Di antaranya yang terceritakan adalah Kiai Lonthangdari Semarang Ki Kebokenanga dan Ki Ageng Tingkir.

Friday, March 2, 2012

ASAL USUL SYEH SITI JENAR

Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M ( Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, PurwakaTjaruban Nagari ( Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972; P.S.Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung,1976; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu , LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In ProzaJavaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817 ), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurang jelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah. Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwaSyekh Siti Jenar berasal dari cacing. Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “ Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika dede, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang .” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….< serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1 > Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asalMalaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam . Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut. Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluargautama keturunan ulama terkenalSyekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah . Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddindan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin.Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam disana. Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil. Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan.Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun1426, Syekh Datuk Shaleh wafat. Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi. Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu. Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi , telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.

SULUK SYEH JANGKUNG ( SARIDIN )

Bismillah, wengi iki ingsung madep, ngawiti murih pakerti, pakertiningbudi kang fitri, sujud ingsun, ing ngarsané Dzat Kang Maha Suci. Artinya : Bismillah,malam ini hamba menghadap, mengawali meraih hikmah/ hikmah budi yang suci, hamba bersujud, di hadapan Keagungan Yang Mahasuci. Bismillah ar-rahman ar-rahim, rabu mbengi, malam kamis, tanggal lima las, wulan poso, posoning ati ngilangi fitnah, posoning rogo ngeker tingkah. Artinya : Bismillâh ar-Rahmân ar-Rahîm, Rabu malam Kamis, tanggal 15 bulan Ramadhan, puasa hati menghilangkan fitnah, puasa ragamencegah tingkah buruk. Bismillah, dhuh Pangeran Kang Maha Suci, niat ingsun ndalu niki, kawula kang ngawiti, nulis serat kang ingsun arani, serat Hidayat Bahrul Qalbi, anggayuh Sangkan Paraning Dumadi. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan Yang Mahasuci, niat hamba malam ini, hamba yang mengawali, menulis surat yang dinamai, surat HidayatBahrul Qalbi, untuk memahami asaltujuan hidup ini. Bismillah, dhuh Pangeran mugi hanebihna, saking nafsu ingsun iki,kang nistha sipatipun, tansah ngajak ing laku drengki, ngedohi perkawis kang wigati. Artinya : Bismillâh, wahai Tuhan semoga Engkau menjauhkan, dari nafsu hamba ini, yang buruk sifatnya, senantiasa mengajak berlaku dengki, menjauhi perkara yang baik. Bismillah, kanthi nyebut asmaning Allah, Dzat ingkang Maha Welas, Dzat ingkang Maha Asih, kawula nyenyuwun, kanthi tawasul marang Gusti Rasul, Rasul kang aran Nur Muhammad, mugiya kerso paring sapangat, kanthi pambuka ummul kitab. Artinya : Bismillâh, dengan menyebut nama Allah, Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang, hamba memohon, melalui perantara Rasul, Rasul yang bernama Nur Muhammad, semoga berkenan memberi syafaat, dengan pembukaan membaca ummul kitab. Sun tulis kersaneng rasa, rasaning wong tanah Jawa, sun tulis kersaneng ati, atining jiwa kang Jawi, ati kang suci, tanda urip kang sejati, sun tulis kersaning agami, ageming diri ingkang suci. Artinya : Hamba tulis karena rasa, perasaan orang tanah Jawa, hamba tulis karena hati, hati dari jiwa yang keluar, hati yang suci, tanda hidup yang sejati, hamba tulis karena agama, pegangan diriyang suci. Kang tinulis dudu ajaran, kang tinulis dudu tuntunan, iki serat sakdermo mahami, opo kang tinebut ing Kitab Suci, iki serat amung mangerteni, tindak lampahé Kanjeng Nabi. Artinya : Yang tertulis bukan ajaran,yang tertulis bukan tuntunan,surat ini sekadar memahami,apa yang tersebut dalam Kitab Suci,surat ini sekadar mengetahui,perilaku hidup Kanjeng Nabi. Apa kang ana ing serat iki, mong rasa sedehing ati, ati kang tanpa doyo, mirsani tindak lampahing konco, ingkang tebih saking budi, budining rasa kamanungsan, sirnailang apa kang dadi tuntunan. Artinya : Apa yang ada di surat ini,hanya rasa kesedihan hati,hati yang tiada berdaya,melihat sikap perilaku saudara,yang jauh dari budi,budi rasa kemanusiaan,hilang sudah apa yang menjadi tuntunan. Mugi-mugi dadiho pitutur, marang awak déwé ingsun, syukur nyumrambahi para sadulur, nyotoiku dadi sesuwun, ing ngarsane Dzat Kang Luhur. Artinya : Semoga menjadi petunjuk,terhadap diri hamba sendiri,syukur bisa berguna untuksesama, itulah yang menjadi permohonan,di hadapan Dzat Yang Mahaagung. 01. SYARIAT Mangertiyo sira kabéh, narimoho kanthi saréh, opo kang dadi toto lan aturan, opo kang dadi pinesténan, anggoning ngabdi marang Pangeran. Artinya : Mengertilah kalian semua,terimalah dengan segala kerendahan jiwa,terimalah dengantulus dan rela,apa yang menjadi ketetapan dan aturan,apa yang telah digariskan,untuk mengabdi pada Keagungan Tuhan. Basa sarak istilah ‘Arbi, tedah isarat urip niki, mulo kénging nampik milih, pundhi ingkang dipunlampahi, anggoning ngabdi marangIlahi. Artinya : Istilah syarak adalah bahasa Arab,yang berarti petunjuk atau pedoman untuk menjalani kehidupan ‘agama’,untuk itulah diperbolehkan memilih,mana yang akan dijalani sesuai dengan kemampuan diri,guna mengabdi pada Keagungan Ilahi. Saréngat iku tan ora keno, tininggal selagi kuwoso, ageming diri kang wigati, cecekelan maringkitab suci, amrih murih rahmating Gusti. Artinya : Apa yang telah di-syari‘at-kan hendaknya jangan kita tinggal,selama diri ini mampu untuk menjalankan,aturan yang menjadi pegangan hidup kita,aturan yang sudah dijelaskandalam kitab suci al-Qur’an,Itu semua, tidak lain hanya usaha kita untuk mendapat rahmat, danpengampunan dari Yang Maha Kuasa. Saréngat iku keno dén aran, patemoné badan lawan lésan, onomaneh kang pepiling, sareh anggoné kidmat, nyembah ngabdi marang Dzat. Artinya : Syariat juga diartikan, sebuah pertemuan antara badan dengan lisan,bertemunya raga dengan apa yang dikata,ada juga yang memberi pengertian,bahwa syariat adalah pasrah dalam berkhidmat,menyembah dan mengabdi pada Keagungan Yang Mahasuci. Saréngat utawi sembah raga iku, pakartining wong amagang laku, sesucine asarana saking warih, kang wus lumrah limang wektu, wantu wataking wawaton. Artinya : Syari`at atau Sembah Raga itu,merupakan tahap persiapan, dimana seseorang harus melewati proses pembersihan diri,dengan cara mengikuti peraturan-peraturan yang ada,dan yang sudah ditentukan—rukun Islam. Mulo iling-ilingo kang tinebut iki, sadat, sholat kanthi kidmat, zakat bondo lawan badan, poso sak jroning wulan ramadhan, tinemu haji pinongko mampu, ngudi luhuring budi kang estu. Artinya : Maka ingat-ingatlah apa yang tersebut di bawah ini, syahadat dengan penuh keihklasan, shalat dengan khusuk dan penuh ketakdhiman, mengeluarkan zakatharta dan badan untuk sesame, puasa pada bulan ramadhan atas nama pengabdian pada Tuhan, menunaikan ibadah haji untuk meraih kehalusan budi pekerti. Limo cukup tan kurang, dadi rukune agami Islam, wajib kagem ingkang baligh, ngaqil, eling tur kinarasan, menawi lali ugi nyauri. Artinya : Lima sudah tersebut tidak kurang, menjadi ketetapan sebagai rukun Islam, wajib dilakukan bagi orang ‘Islam’ yang sudah baligh, berakal, tidak gila dan sehat, adapun, jika lupa menjalankan hendaknya diganti pada waktu yang lain. Syaringat ugi kawastanan, laku sembah mawi badan, sembah suci maring Hyang, Hyang ingkang nyipto alam, sembahyang tinemu pungkasan. Artinya : Syariat juga dinamakan, melakukan penyembahan dengan menggunakan anggota badan, menyembah pada Keagungan Tuhan, Tuhan yang menciptakan alam, Sembah Hyang, begitu kiranya nama yang diberikan. SYAHADAT Sampun dados pengawitan, tiyangingkang mlebet Islam, anyekseni wujuding Pangeran, mahos sadat kanthi temenan, madep-manteb ananing iman. Artinya : Sudah menjadi pembukaan, bagi orang yang ingin masuk Islam, bersaksi akan wujudnya Tuhan, bersungguh-sungguh membaca syahadat, disertai ketetapan hatiuntuk beriman. Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Tinucapo mawi lisan, Sareh legowo tanpa pameksan, Mlebet wonten njroning ati, Dadiho pusoko anggoning ngabdi. Artinya : Asyhadu an-lâ ilâha illâ Allâh wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, ucapkanlah dengan lisan, penuh kesadaran tanpa paksaan, masukkan maknanya ke dalam hati, semoga menjadi pusaka untuk terus mengabdi. Tan ana Pangeran, kang wajib dén sembah, kejawi amung Gusti Allah, semanten ugi Rasul Muhammad, kang dadi lantaran pitulungé umat. Artinya : Hamba bersaksi bahwa tak ada tuhan, yang wajib disembah, kecuali Allah swt, begitu pula dengan Nabi Agung Muhammad saw, yang menjadi perantara pertolongan umat. SHALAT Syarat limo ajo lali, kadas najis, badan kedah suci, nutup aurat kanti kiat, jumeneng panggonan mboten mlarat, ngerti wektu madep kiblat, sampurno ingkang dipun serat. Artinya : Lima syarat jangan lupa, badan harus suci dari hadats dan najis, menutup aurat jika tidak kesulitan, dilaksanakan di tempat yang suci, mengerti waktu untuk melakukan shalat, lalu menghadapkiblat, sempurna sudah yang ditulis. Wolu las kang dadi mufakat, rukunsahe nglakoni shalat, niat nejo, ngadek ingkang kiat, takbir banjur mahos surat, al-fatihah ampun ngantos lepat. Artinya : Delapan belas yang menjadi mufakat, rukun sahnya menjalankan shalat, niat melakukan shalat, berdiri bagi kita yang mampu, mengucapkan takbiratul ikhram membaca surat,al-Fatichah jangan sampai keliru. Rukuk, tumakninah banjur ngadek, aran iktidal kanti jejek, tumakninah semanten ugi, banjur sujud tumurun ing bumi, sareng tumakninah ingkang mesti, kinaranan ing tumakninah, meneng sedelok sak wuse obah. Artinya : Rukuk dengan tenang lalu berdiri, disebut i’tidal dengan tegap, hendaknya juga tenang seperti rukuk, lalu sujud turun ke bumi, bersama thumakninah yang benar, dinamakan thumakninah, diam sebentar setelah bergerak. Sewelas iku lungguh, antarane rong sujudan, tumuli tumakninah, kaping telulas lungguh akhir, banjur maos pamuji dikir. Artinya : Sebelas itu duduk, di antara dua sujud, disertai thumakninah, tiga belas duduk akhir, lalu membaca pujian dzikir. Limolas iku moco sholawat, kagem Gusti Rosul Muhammad, tumuli salam kang kawitan, sertane niat rampungan, tertib sempurna dadi pungkasan. Artinya : Lima belas membaca shalawat, kepada Rasul Muhammad, kemudian salam yang pertama, bersama niat keluar shalat, tertibmenjadi kesempurnaan. ZAKAT Zakat iku wus dadi prentah, den lampahi setahun pindah, tumprap wong kang rijkine torah, supados bersih awak lan bondo, ojo pisan-pisan awak déwé leno. Artinya : Zakat sudah menjadi perintah, dilakukan setahun sekali, bagi orang yang hartanya berlimpah, supa bersih raga dan harta, jangan sekali-kali kita lupa. Umume wong dho ngenthoni, malem bodho idul fitri, zakat firahden arani, bersihaké badan lawanati, zakat maal ugo mengkono, nanging kaprahing dho orak lélo. Artinya : Umumnya orang mengeluarkan, malam Hari Raya Idul Fitri, zakat fitrah dinamai, membersihkan raga dan hati, zakat harta juga begitu, namun umumnya pada tidak rela. Ampun supé niating ati, nglakoni rukun pardune agami, lillahi ta`ala iku krentekno, amrih murih ridaning Gusti, supados dadi abdi kang mulyo. Artinya : Jangan lupa niat di hati, menjalankan rukun fradhunya agama, karena Allah tanamkanlah,untuk mendapat keridhaan-Nya, supaya menjadi hamba yang mulia. PUASA Islam, balék, kiat, ngakal, papat sampun kinebatan, wonten maleh ingkang lintu, Islam, balék lawan ngakal, dados sarat nglampahi siam. Artinya : Islam, baligh, kuat, berakal, empatsudah disebutkan, ada juga yang mengatakan, Islam, baligh, dan berakal, menjadi syarat menjalankan puasa. Kados sarat rukun ugi sami, kedah dilampai kanthi wigati, niat ikhlas jroning ati, cegah dahar lawan ngombé, nejo jimak kaping teluné, mutah-mutah kang digawé. Artinya : Seperti syarat, rukun juga sama, harus dijalanlan dengan hati-hati, niat ikhlas di dalam hati, mencegah makan dan minum, jangan bersetubuh nomor tiga, jangan memuntahkan sesuatu karena sengaja. Papat jangkep sampun cekap, dadus sarat rukuné pasa, ngatos-ngatos ampun léna, mugiyo hasil ingkang dipun seja, tentreming ati urip kang mulya. Artinya : Empat genap sudah cukup, menjadi syarat rukunnya puasa, hati-hati jangan terlena, semoga berhasil apa yang diinginkan, tentramnya hati hidup dengan mulia. HAJI Limo akhir dadi kasampurnan, ngelampahi rukun parduné Islam, bidal zaroh ing tanah mekah, menawi kiat bandane torah, lego manah tinggal pitnah kamanungsan. Artinya : Lima terakhir menjadi kesempurnaan, menjalankan rukun fardhunya Islam, pergi ziarah ke tanah Makah, jika kuat dan hartanya berlimpah, hati relamenjauhi fitnah kemanusiaan. Pitu dadi sepakatan, sarat kaji kang temenan, Islam, balik, ngakal, merdeka, ananing banda lawan sarana, aman dalan sertané panggonan. Artinya : Tujuh jadi kesepakatan, syarat haji yang betulan, Islam, baligh, berakal, merdeka, adanya harta dan sarana, aman jalan beserta tempat. Ikram sertané niat, dadi rukun kang kawitan, wukuf anteng ing ngaropah, towaf mlaku ngubengi kakbah, limo sangi ojo lali, sopa marwah pitu bola-bali. Artinya : Ikhram beserta niat, menjadi rukun yang pertama, thawaf berjalan mengelilingi ka‘bah, lima sa’i jangan lupa, safa-marwah tujuh kali. 02. THARIQAT Muji sukur Dzat Kang Rahman, tarékat iku sak dermo dalan, panemoné lisan ing pikiran, nimbang nanting lawan heneng, bener luputé sira kanthi héling. Artinya : Puji syukur Dzat Yang Penyayang,tarekat hanyalah sekadar jalan,bertemunya ucapandalam pikiran,menimbang memilih dengan tenang,benar tidaknya engkau dengan penuh kesadaran. Tarékat ugi kawastanan, sembah cipto kang temenan, nyegah nafsu kang ngambra-ambra, ngedohi sipat durangkara, srah lampah ing Bathara. Artinya : Tarekat juga dinamakan, sembah cipta yang sebenarnya, mencegahnafsu yang merajalela, menjauhi sifat keburukan, berserah di hadapan Tuhan. Semanten ugi aweh pitutur, makna tarékat ingkang luhur, denserupaaken kados segoro, minongko saréngat dadus perahu,kang tinemu mawi ngélmu. Artinya : Kiranya juga memberi penuturan,makna tarekat yang luhur,diibaratkan laksana samudera,dengan syariat sebagai perahunya,yang ditemukan dengan ilmu. Mila ampun ngantos luput, dingin nglampahi saréngat, tumuli tarékat menawi kiat, namung kaprahé piyambak niki, supe anggenipun ngawiti. Artinya : Maka jangan sampai keliru, mendahulukan menjalani syariat, kemudian tarekat jika mampu, namun umumnya kita ini, lupa saat memulai. Mila saksampunipun, dalem sawek sesuwunan, mugiya tansah pinaringan, jembaring dalan kanugrahan, rahmat welas asihing Pangeran. Artinya : Maka setelahnya, hamba senantiasa memohon, semoga terus mendapat, lapangnya jalan anugerah, cinta dan kasih sayangTuhan. SYAHADAT Lamuno sampun kinucapan, rong sadat kanthi iman, kaleh puniko dereng nyekapi, kangge ngudari budi pekerti, basuh resék suciningati. Artinya : Jika sudah diucapkan, dua syahadat dengan iman, dua ini belumlah cukup, untuk mengurai budi pekerti, membasuh bersih sucinya hati. Prayuginipun ugi mangertosi, sifatAgungé Hyang Widhi, kaleh doso gampil dipun éngeti, wujud, kidam lawan baqa, mukalapah lil kawadisi. Artinya : Seyogyanya juga mengerti, sifat Keagungan Tuhan, dua puluh mudah dimengerti, wujud, qidam, dan baqa, mukhalafah lil hawâdis. Limo qiyam binafsihi, wahdaniyat, kodrat, irodat, songo ilmu doso hayat, samak basar lawan kalam, pat belas iku aran kadiran. Artinya : Lima qiyâmuhu bi nanafsihi, wahdaniyat, qodrat, iradat, sembilan ilmu, sepuluh hayat, sama&lsquo, bashar, kalam, empat belas qadiran. Muridan kaping limolas, aliman, hayan pitulasé, lawan samian ampun supé, banjur basiron madep manteb, mutakalliman ingkang tetep. Artinya : Muridan nomor lima belas, aliman, hayan nomor tujuh belas, kemudian samian jangan lupa, terus bashiran dengan mantab, mutakalliman yang tetap. Nuli papat kinanggitan, dadi sifat mulyané utusan, sidik, tablik ora mungkur, patonah sabar kanthi srah, anteng-meneng teteping amanah. Artinya : Kemudian empat disebutkan, menjadi sifat kemuliaan utusan, sidiq, tabligh tidak mundur, fathanah sabar dengan berserah,diam tenang bersama amanah. Kaleh doso sampun kasebat, mugiyo angsal nikmating rahmat, tambah sekawan tansah ingeti, dadiho dalan sucining ati, ngertosisir Hyang Widhi. Artinya : Dua puluh sudah disebut, semoga mendapat nikmatnya rahmat, ditambah empat teruslah ingat, jadilah jalan mensucikan hati, mengetahui rahasia Yang Mahasuci. SHALAT Limang waktu dipun pesti, nyekel ngegem sucining agami, agami budikang nami Islam, rasul Muhammad dadi lantaran, tumurune sapangat, rahmat lan salam. Artinya : Lima waktu sudah pasti, memegang kesucian agama,agamabudi yang bernama Islam,rasul Muhammad yang menjadi perantara,turunnya pertolongan, rahmat, dan keselamatan. Rino wengi ojo nganti lali, menawi kiat anggoné nglampahi, kronten salat dadi tondo, tulus iklasing manah kito, nyepeng agami tanpopamekso. Artinya : Siang malam jangan lupa, jika kuatdalam menjalani, karena shalat menjadi tanda, tulus ikhlasnya hati kita, mengikuti agama tanpa dipaksa. Ngisak, subuh kanthi tuwuh, tumuli luhur lawan asar, dumugi maghrib ampun kesasar, lumampahano srah lan sabar, jangkep gangsal unénan Islam. Artinya : Isyak, Shubuh dengan penuh, kemudian Luhur dan Ashar,sampaiMaghrib jangan kesasar, jalanilah dengan pasrah dan sabar, genap lima disebut Islam. Kanthi nyebut asmané Allah, Sak niki kita badé milai, ngudari maknaingkang wigati, makna saéstu limang wektu, pramila ingsun sesuwunan, tambahing dungo panjengan. Artinya : Dengan menyebut nama Allah, sekarang kita akan mulai, mengurai makna yang tersembunyi,makna sesungguhnyalima waktu,karenanya hamba memohon,tambahnya doa Anda sekalian. ISYAK Sun kawiti lawan ngisak, wektu peteng jroning awak, mengi kinancan cahya wulan, sartané lintang tambah padang, madangi petengé dalan. Artinya : Hamba mulai dengan isyak,waktu gelap dalam jiwa,malam bersama cahaya bulan,bersanding bintang bertambah terang,menerangi gelapnya jalan. Semono ugi awak nira, wonten jroning rahim ibu, dewekan tanpa konco, amung cahyo welasing Gusti, ingkang tansah angrencangi. Artinya : Seperti itu jasad kamu,di dalam rahim seorang ibu,sendirian tanpateman, hanya cahaya kasih Tuhan, yang senantiasa menemani. SHUBUH Tumuli subuh sak wusé fajar, banjur serngéngé metu mak byar,padang jinglang sedanten kahanan, sami guyu awak kinarasan, lumampah ngudi panguripan. Artinya : Kemudian shubuh setelah fajar,lalumatahari keluar bersinar,terang benderang semua keadaan,bersama tertawa badan sehat,berjalan mencari kehidupan. Duh sedulur mangertiya, iku dadi tanda lahiring sira, lahir saking jroning batin, batin ingkang luhur, batin ingkang agung. Artinya : Wahai saudara mengertilah, itu menjadi tanda kelahiranmu, lahir dari dalam batin, batin yang luhur, batin yang agung. ZHUHUR Luhur teranging awan, tumancep duwuring bun-bunan, panas siro ngraosaké, tibaning cahyo serngéngé, lérén sedélok gonmu agawé. Artinya : Zhuhur terangnya siang,menancapdi atas ubun-ubun, panas kiranyakau rasakan, jatuhnya cahaya matahari, berhenti sebentar dalam bekerja. Semono ugo podho gatékno, lumampahing umur siro, awet cilik tumeko gedé, tibaning akal biso mbedakké, becik lan olo kelakuné. Artinya : Seperti itu juga pahamilah, perjalanan hidup kamu,dari kecil hingga dewasa,saat akal bisa membedakan, baik dan buruk perbuatanmu. ASHAR Ngasar sak durungé surup, ati-atinoto ing ati, cawésno opo kang dadi kekarep, ojo kesusu ngonmu lumaku, sakdermo buru howo nepsu. Artinya : Ashar sebelum terbenam, hati-hatilah menata hati, persiapkan apa yang menjadi keinginan, jangan tergesa-gesa kamu berjalan,hanya sekadar menuruti hawa nafsu. Mulo podho waspadaha, dho dijogo agemaning jiwa, yo ngéné iki kang aran urip, cilik, gedé tumeko tuwo, bisoho siro ngrumangsani, ojo siro ngrumongso biso. Artinya : Maka waspadalah, jagalah selalu pegangan jiwa,ya seperti ini yang namanya hidup, kecil, besar, sampai tua,bisalah engkau merasa,janganlah engkau merasa bisa. MAGHRIB Maghrib kalampah wengi, serngéngé surup ing arah kéblat, purna oléhé madangi jagad, mego kuning banjur jedul, tondo rino sampun kliwat. Artinya : Maghrib mendekati malam,matahari terbenam di arahkiblat, selesai sudah menerangi dunia, mega kuning kemudian keluar, tanda siang sudah terlewat. Duh sedérék mugiyo melok, bilih urip mung sedélok, cilik, gedé tumeko tuwa, banjur pejah sak nalika, wangsul ngersané Dzat Kang Kuwasa. Artinya : Wahai saudara saksikanlah, bahwahidup hanya sebentar, kecil, besar, sampai tua, kemudian mati seketika, kembali ke hadapan Yang Kuasa. ZAKAT Lamuno siro kanugrahan, pikantukrijki ora kurang, gunakno kanthi wicaksono, ampun supé menawi tirah, ngedalaken zakat pitrah. Artinya : Jika engkau diberi anugerah, mendapat rezeki tidak kurang, gunakanlah dengan bijaksana, jangan lupa jika tersisa, mengeluarkan zakat fitrah. Zakat lumantar ngresiki awak, lahir batin boten risak, menawi bondo tasih luwih, tumancepno roso asih, zakat mal kanthi pekulih. Artinya : Zakat untuk membersihkan diri, lahir batin tidak rusak, jika harta masih berlimpah, tanamkanlah rasa belas kasih, zakat kekayaan tanpa pamrih. Pakir, miskin, tiyang jroning paran, ibnu sabil kawastanan, lumampah ngamil, tiyang katah utang, rikab, tiyang ingkang berjuang, muallap nembé mlebu Islam. Artinya : Fakir, miskin, orang berpergian,ibnsabil dinamakan,kemudian amil, orang yang banyak hutang, budak, tiyang ingkang berjuang,muallaf yang baru masukIslam. Zakat nglatih jiwo lan rogo, tumindak becik kanthi lélo, ngraosaken sarané liyan, ngudari sifat kamanungsan, supados angsal teteping iman. Artinya : Zakat melatih jiwa dan raga,menjalankan kebajikan dengan rela,merasakan penderitaan sesame,mengurai sifat kemanusiaan, supaya mendapat tetapnya iman. PUASA Posoning rogo énténg dilakoni, cegah dahar lan ngombé jroning ari, ananging pasaning jiwa, iku kang kudhu dén reksa, tumindak asih sepining cela. Artinya : Puasa badan mudah dilakukan,mencegah makam dan minum sepanjang hari,namun puasa jiwa,itu yang seharusnya dijaga,menebar kasih sayang menjauhi pencelaan. Semanten ugi pasaning ati, tumindak alus sarengé budi, supados ngunduh wohing pakerti, pilu mahasing sepi, mayu hayuningbumi. Artinya : Demikian pula puasa hati, sikap lemah lembut sebagai cermin kehalusan budi, supaya mendapatkebaikan sesuai dengan apa yangdingini, tiada harapan yang diinginkan, kecuali hanya ketentraman dan keselamatan dalam kehidupan. HAJI Kaji dadi kasampurnan, rukun limakinebatan, mungguhing danten tiyang Islam, zarohi tanah ingkangmulyo, menawi tirah anané bondo. Artinya : Haji menjadi kesempurnaan,rukum lima yang disebutkan, untuk semua orang Islam, mengunjungi tanah yang mulia, jika ada kelebihan harta. Nanging ojo siro kliru, mahami opokang dén tuju, amergo kaji sakdermo dalan, dudu tujuan luhuring badan, pak kaji dadi tembungan. Artinya : Tapi janganlah engkau keliru,memahami apa yang dituju,karena haji hanya sekadar jalan,bukan tujuan kemuliaan badan, jika pulang dipanggil Pak Haji. Kaji ugi dadi latihan, pisahing siro ninggal kadonyan, bojo, anak lan keluarga, krabat karéb, sederek sedaya, kanca, musuh dho lélakna. Artinya : Haji juga untuk latihan, perpisahanmu meninggalkan keduniaan, istri, anak, dan keluarga,karib kerabat, semua saudara, teman dan musuh relakanlah.

KISAH SYEH JANGKUNG MEMBERI NAMA BEBERAPA DESA DI KAB. PATI

Syekh Jangkung Landhoh yaiku putrane Ki Ageng Pekiringan singjenenge Abdullah Asyiq Ibnu AbdulSyakur, dene ibune asmane Nyai Ageng Dewi Limaran. Ki Ageng lanNyai Ageng mau suwe ora di anugrahi putra lanang, mula Ki Ageng lan Nyai Ageng lunga ngadhep dwijone yaiku Sunan Muria (Raden Umar Said). Tekan ing kana, Kanjeng Sunan Muria takon apa sing dikarepake Ki Ageng Pekiringan kaliyan Nyai Ageng. Sakloron mau banjur matur marang kanjeng Sunan nyuwun peyunjuk supaya diparingi momongan lanang. Sakwise kuwi, Kanjeng Sunan banjur maringi petunjuk supaya sakloron mau sabar lan nyeyuwun marang Gusti Allah supaya diparingi momongan. Sakwise diparingi petunjuk sakloron mau pamit. Tekan ing omah Nyai Ageng leren. Bengine, Nyai Ageng sare, ing turune kuwiNyai Ageng oleh wangsit ditekanisawijining wong lanang gagah sing wis wanen rambute. Banjur Nyai Ageng nyritakake wangsite mau marang Ki Ageng, banjur diskusikake ngipine mau. Selang pirang dina, Nyai Ageng ngandhung sahingga gawe Ki Ageng lan Nyai Ageng bunggah banget amarga suwe ora diparingi anak lanang. Let suwe kandhungane mau gedhe banjur nglahirake “jabang bayi” lanang sing dijenengi “Syaridin”. Syaridin asale saka tembung Sah lan Ridho, sing artine sah lan entuk ridha saking Gusti Allah SWT. Sakwise nglairake Syaridin, ora suwe Nyai Ageng Kiringan sedha. Syaridin duweni sedulur wedok sing jenenge “Branjung”. Tilare KiAgeng lan Nyai Ageng Kiringan, Syaridin oleh warisan tanah karombakyune Branjung. Salah swijining dina Syaridin sowan anaing omahe “Branjung” lan duwenikekarepan pengen ngedol tanahe kuwi kanggo nguripi anak bojone, nanging bojone Branjungora gelem tuku. Banjur Syaridin njaluk harta warisan tinggalanne bapake. Amarga kakange ora gelem tuku tanahe mau, sebidang tanah mau ana wit duren ( Duren Sawit,sing saiki dadi desa Duren Sawit) sing mung ana sak wit lan akeh wohe, mula dheweke njaluk bagiane. Kakang ipare gelem karo panyuwune Syaridin, nanging ana syarate yaiku yen woh duren kuwi tibane bengi kuwi dadi duweke Syaridin nanging yen esuk/awan kuwi dadi duweke Nyai Branjung. Amarga woh duren tibane bengi yen awan tibane mung sithik, saenggo kakang ipare mau nyamar dadi macan dadian nganggo kulit macan. Syaridin krasa, duren sing tiba kerep ilang saenggo Syaridin njaga lan gawe senjata saka “pikulan” sing dilincipi. Amarga penasaran, Syarindin ngendap-endap yen ana duren tiba lan nyedaki. Pas arep nyedhaki, Syaridin kaget amarga ana kewan gedhe kaya macan sing njupuki durene, mula ora mikir suwe Syaridin nombak kewan mau. Nanging bareng diparani, Syaridin kaget, amarga sing dadi kewan mau kakang ipare. Saka kadadean kuwi Syaridin dilaporake marang Bupati dening “Petinggi Miyono” banjur Syaridin diadili lan diukum di penjara. Ing salah sawijining dina dheweke ngomong marang Sipire/penjaga penjara “apa aku entuk mulih?”. “Ya, nek bisa” jawabe tukang sipir mau. Banjur Syaridin mulih, kebeneran ibune “Momok” lagi dirayu dening “Petinggi Miyono”supaya gelem nglayani nafsu birahine suweni Syaridin ning penjara. Ibune Momok ora gelem banjur diperkosa dening petinggi Miyono, ing wektu bareng, Syaridin teka. Bareng weruh Syaridin, petinggi Miyono mlayu kepingkel-pingkel. Saka kadadean kuwi, Syaridin nglaporake marang Bupati. Nanging Syaridin wis balik penjara sakdurunge Petinggi Miyono tekan Kabupaten Pati. Kadadean kuwi gawe jengkele Bupati, saenggo Syaridin diukum kanthi ukuman gantung. Banjur Syaridin diukum gantung dening Bupati. Supaya ora mlayu,dheweke dilebokake ning njero peti lan dipaku. Syaridin njaluk idin karo prajurit,”apa aku entukngrewangi?”takone Syaridin. “ Ya, nek bisa” jawabe prajurit. Banjur syaridin ngrewangi maku. Kadadean kuwi gawe jengkel para prajurit lan dheweke ngeyek para prajurit karo ngomong “apa aku bisa ngrewangi narik tali gantungan pas aku digantung mengko?”. “ Bisa, nek bisa.”jawabe prajurit. Banjur Syaridin digawa menyang tiang gantungan, nanging Syaridin beraksi meneh, malah ngrewangi masang lan narik taline. Sakwise tali ditarik, Syaridin melu narik mentalke salah siji prajurit nganti “semampir” lan saka kadadean kuwi asal mula dadine desa “Semampir”, Syaridin banjur nutukkake malyu menyang ngetan lan tetep dikejar-kejar prajurit saka kabupaten Pati. Wiwit saka kuwi, Syaridin dadi buronan. Amarga dikejar-kejar prajurit terus, surasane kaya “keluk pedhut” banjur Syaridin mandheg sedhelok nyambi “ngeluk gegere” mula disabda iki bakal dadi dukuh “Ngeluk”. Suwene dadi buron, Syaridin atine ora tenang, banjur miwiti ngulandarane lan nglakoni tapa brata karo “lelaku” sing dibimbing dening guru spirituale yaiku Kanjeng Sunan Kalijaga. Wiwit kuwi Sunan Kalijaga maringijeneng “Jangkung” sing artine dijangkung utawa ditututineng ndi wae lungane lan mesthi maringi petunjuk sing disampekke lewat ati nuranine. Syaridin neruske ngulandarane sakwise bojone seda, lan putrane Momok dititipke karo mbakyune Branjung. Syaridin lunga ngulandara ing Rembang diteruske menyang wilayah Pati sisih kidul. Ana kana, Syaridin nemokake panggonan sing miturut dheweke kepenak yaiku ning ngisor wit beringin. Kesedhihane Syaridin ilang wiwit manggon ana kana, saengga Syaridin netep manggon ana kana lan gawe omah mirip masjid lan panggonan kuwi diwenehi jeneng Dukuh Landhoh. Setahun ana ing Landhoh, Syaridin bali neng Miyana. Syaridin banjur nerusake pangulandarane ing Kudus karepe arep golek guru. Syekh Jangkung banjur lunga menyang perguruan ing Kudus sing dipimpin dening Pangeran Kudus ( keturunan Sunan Kudus ). Syekh Jangkung ditampa ing perguruan kana. Sawijining dina Syekh Jangkung dikongkon kumpul bareng para santri “Murid Pesantren” Kudus, nanging Syekh Jangkung ora gelem ngaji. Seaben dina pegaweyane Syekh Jangkung ngiseni padasan, lan tawu ing selokan. Kadadean kuwi ngundhang perhatian, Pangeran Kudus banjur takon marang Syaridin “ apa selokan kuwi ana iwake?”. Syaridin njawab “ kabeh sing ana banyune kuwi mesthi ana iwake!”. Saknalika banjur Pangeran Kudus mrintah muride mriksa padasan, kendhi, bokor lan pungkasan kelapa (degan), kabeh ana iwake. Kadadean kuwi gawe Pangeran Kudus nggonduk lan rada emosi, banjur Syaridin ditakoni bab Syahadat. Syeh Jangkung ora gelem njawab. Ujug-ujug Syaridin menek wit kelapa nganti pucuk banjur nibakke awake nanging ora papa. Iku wangsulan bab Syahadat. Pangeran Kudus malah sang saya nesu, amarga dudu wangsulan kuwi sing dikarepake, nanging “ Syahadat : Asyhaduallaillaha illa ( L-Lah wa asyhadu anna Muhammada’r Rosulu ‘L-Laha sing artine “ aku bersaksi menika ora ana Gusti Pangeran kejaba Allah lan aku bersaksi menika Muhammad utusanipun Allah.” Hal kuwi dibantah Syekh Jangkung. Saknalika kuwi Syeh Jangkung dikongkon mulih dening PangeranKudus. Syekh Jangkung ora mulih ning asale, malah mertapa ana ing jero “Jumbleng”, kadadean kuwi gawe kagete wong akeh. Banjur kadadean kuwi dilaporake marang Pangeran Kudus. Para prajurit banjur diperintah ngepung jumbleng mau, saknalikaSyaridn metu, mlayu! Syaridin bisa lolos saka kejarane prajurit,akhire dheweke tutuk ing Wangan (kali cilik) banjur Syaridin adus.

Thursday, March 1, 2012

TIPS MEMILIH PASANGAN HIDUP

Manusia tidak dapat memilih siapa yang patut jadi ibu dan bapanya. Tetapi manusia masih ada ruang dan peluang untuk memilih siapa bakal pasangan hidupnya. Jika tidak boleh memilih, masakan ada pedoman agama dalam hal-hal yang harus dititik beratkan ketika pemilihan jodoh? Nabi SAW sendiri ada memberitahu kriteria atau petua dalam pemilihan pasangan hidup? Antara lain Nabi SAW bersabda: "Wanita itu dikahwini kerana dengan sebab hartanya, kecantikannya, keturunannya dan keagamaannya. Hendaklah kamu pilih yang kuat agamanya, tentu akan menenangkan kedua tanganmu."Riwayat Bukhari Muslim dan lain-lain. Memang benar bahawa jodoh dan pertemuan itu takdir ketentuan Allah. Namun ketentuan ini tidak menafikan usaha dan iktiar. Masakan dapat sagu jika tidak dipecahkan ruyungnya. Pemilihan bakal suami bagi seorang wanita adalah lebih kritikal sebenarnya. Jika tersilap pilih kerana terikutkan runtunan emosi semata-mata hingga melupakan pedoman syarak maka boleh membawa padah. Dibimbangi nanti pilihan suami tidak menyambung ke landasan utama jalan menuju syurga. Sebabnya suami sebenarnya ibarat ibusawat penghubung talian taat seorang isteri kepada Allah. Ia juga menjadi laluan turun cinta dan redha Allah SWT kepadanya. Begitu juga bagi lelaki. Jika tersilap pilih calon isteri maka besar juga risikonya. Ini disebabkan dia dipertanggungjawabkan sepenuhnya untuk memimpin seisi keluarga meniti jalan ke syurga. Kesefahaman dan kerjasama penuh daripada isterinya amat diperlukan untuk menjayakan tanggungjawab besar yang dipikulnya. Jika suami gagal mendidik danmemimpin keluarga, bukan sahaja anak isteri yang terhumban ke dalam neraka, bahkan dirinya sekali terikut sama. Di dalam Islam, wanita ada hak untuk memilih bakal suaminya. Tanggapan bahawa wanita tiada hak memilih bakal suaminya adalah salah. Dalam hal ini Abu Hurairah ra pernah mendengar Nabi SAW bersabda: Seorang wanita janda tidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta pertimbangan dan seorang gadis perawantidak boleh dinikahkan sebelum ia diminta persetujuan.Riwayat Bukhari dan Muslim. Di dalam sejarah ada banyak kisah wanita mempertahankan hak memilih suami. Antaranya ialah kisah Khansa binti Khidamyang mengadu kepada Rasulullah SAW mahu dikahwinkan oleh bapanya, pada haldia tidak suka. Rasulullah SAW telah menolak keinginan bapa Khansa. (Riwayat Bukhari). Dalam satu kisah lain yang diriwayatkan Bukhari, seorang bekas hamba bernama Barirah mempertahankan haknya tidak mahu berkahwin dengan Mughis meski pun disokong oleh Nabi SAW. Apabila ditanya oleh Nabi SAW, Barirah bertanya kembali: "Wahai Rasulullah, apakah ini perintah buatku?" Nabi SAW menjawab: "Aku sekadar memberi syafaat." Lantas mendengarnya, Barirahmenolak peminangan Mughis dan Rasulullah SAW menerima keputusannya. Malah ada berlaku dalam sejarah kisah wanita yang memilih lelaki (Rasulullah SAW) dan menawarkan diri untuk jadi isteri kepada baginda. Apabila wanita itu melihat Rasulullah SAW tidak memutuskan sesuatu terhadap tawarannya itu, lantas dia duduk – (Riwayat Bukhari Muslim). Diamnya Nabi SAW bererti tindakan wanita itu tidak dihalang. Begitu juga dengan wahyu yang masih turun waktu itu. Bahkan ada diterangkan di dalam kitab fekah; apabila pilihan wanita tidak mahu diterima oleh walinya maka ketika itu berpindahlah hak kewalian Wali Mujbir kepada Wali Hakim. Asalkan pilihannya itubenar berlandaskan pedoman syariat (di mana calon suami kufu seimbang agama dan mampu mengadakan mahar) maka bapanya perlu menurutinya. Jika dalam keadaan bapanya engkar makagugurlah hak si bapa mewalikan anaknya. Menyedari tuntutan dan taruhan nikah dalam kehidupan maka sayugialah wanita menggunakan sebijak-bijaknya hak untukmemilih pasangan hidupnya. Jangan ambil mudah dan terburu nafsu membuat pilihan. Lebih-lebih lagi jangan membuat keputusan berdasarkan desakan persaingan atau bimbangkan apa orang lain kata. Maka seharusnya terlebih dahulu mencari jalan untuk memastikan bahawa bakal suami faham peranan dan tanggungjawabnya serta berpotensi menuntun ahli keluarganya ke syurga. Setelah merasa aman dan percaya terhadap pegangan agama dan hati budi calon suami maka terimalah pinangannya.Sehubungan ini Nabi SAW ada bersabda: "Apabila telah datang meminang lelakiyang dipercayai agamanya dan kejujurannya (amanah); maka terimalah pinangannya. Sebab jika pinangannya ditolak maka tunggulah terjadinya fitnah di bumi dan kerosakan yang besar.“Riwayat Tirmizi